Sempat Diremehkan, 3 Klub Kuda Hitam Ini Catat Sejarah Juara J.League Cup
2. Oita Trinita
Musim 2023 ini Oita Trinita sedang berjuang di J2 League bersama klub Pratama Arhan di Jepang, Tokyo Verdy.
Nama Oita Trinita mulai diperhitungkan sejak juara J2 League musim 2002. Namun ketika promosi ke J1 League lebih sering menghiasi papan tengah klasemen.
Dan sejak degradasi pada musim 2009, Oita Trinita kini lebih sering naik-turun antara J1 League dan J2 League, bahkan sempat ke J3 League pada musim 2016.
Namun sebelum prestasi terjun bebas, Oita Trinita sempat mencatat sejarah yang bisa dibilang sebagai musim terbaik mereka hingga saat ini.
Prestasi terbaik Oita Trinita terjadi pada musim 2008, satu musim sebelum degradasi. Mereka menjadi juara J.League Cup dan finish di posisi ke-4 pada klasemen akhir J1 League.
Pada fase grup, Oita Trinita berhasil menjadi runner-up terbaik untuk lolos ke perempatfinal. Di fase grup mereka tergabung bersama Yokohama F. Marinos, Albirex Niigata, dan Omiya Ardija.
Di babak perempatfinal Oita Trinita menyingkirkan FC Tokyo, dan di semifinal menyingkirkan Nagoya Grampus.
Puncaknya, di laga final Oita Trinita mengalahkan klub besar yang sedang naik daun Shimizu S-Pulse dengan skor 2-0.
3. Shimizu S-Pulse
Meski kini bermain di J2 League, titel klub kuda hitam dulu sempat melekat erat di Shimizu S-Pulse, atau bisa dibilang sudah mendarah daging.
Trofi J.League Cup adalah gelar juara pertama bagi Shimizu S-Pulse. Klub asal Prefektur Shizuoka itu menjadi juara pada musim 1996, setelah sebelumnya menjadi runner-up pada musim 1992 dan 1993.
Pada fase grup Shimizu S-Pulse berhasil finsih di posisi ke-1, di mana saat itu hanya terbagi 2 grup dengan masing-masing berisi 8 klub.
Di fase grup Shimizu S-Pulse bersaing dengan beberapa klub yang saat itu sedang berjaya seperti Verdy Kawasaki (Tokyo Verdy), Yokohama Flugels, dan JEF United Ichihara (JEF United Chiba).
Lalu di babak semifinal Shimizu S-Pulse membantai salah satu klub besar pada saat itu Bellmare Hiratsuka (Shonan Bellmare) dengan skor 5-0.
Dan di partai final, Shimizu S-Pulse dikarunia Dewi Fortuna dengan mengalahkan Verdy Kawasaki melalui adu penalti.
Padahal pada saat itu Verdy Kawasaki sedang dalam era keemasan. Mereka tiga musim beruntun juara J.League Cup pada 1992, 1993, dan 1994. Sedangkan musim 1995 tidak diselenggarakan alias vakum.
Usai pecah telur juara J.League Cup 1996, Shimizu S-Pulse juga kembali lolos ke final pada 2008 dan 2012, namun gagal menjadi juara dan hanya menjadi runner-up.
Kini, Shimizu S-Pulse akan kembali menjadi klub kuda hitam di J1 League musim depan, usai menjadi runner-up J2 League musim 2023.