In-depth

Penyebab-penyebab Kekalahan Man United dari Copenhagen di Liga Champions

Kamis, 9 November 2023 19:43 WIB
Editor: Juni Adi
© REUTERS/Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix
Harry Maguire memprotes keputusan wasit Donatas Rumsas saat penalti diberikan kepada Copenhagen pada laga Liga Champions di Stadion Telia Parken, Kamis (09/11/23). (Foto: REUTERS/Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix) Copyright: © REUTERS/Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix
Harry Maguire memprotes keputusan wasit Donatas Rumsas saat penalti diberikan kepada Copenhagen pada laga Liga Champions di Stadion Telia Parken, Kamis (09/11/23). (Foto: REUTERS/Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix)
Dosa Wasit

Pertandingan seru nan dramatis antara Copenhagen vs Manchester United harus diwarnai dengan keputusan-keputusan wasit yang dinilai kontroversial.

Pertama saat memberikan kartu merah kepada Marcus Rashford di menit ke-42. Insiden itu membuat para pemain Manchester United kehilangan fokus, padahal permainan tampak bagus dan cair.

Erik ten Hag kesal dengan respons tayangan ulang VAR yang lamban diperlihatkan oleh wasit utama Donatas Rumsas untuk memutuskan kartu merah untuk Rashford.

Selain itu Erik ten Hag menyoroti seorang pemain berada dalam posisi offside dalam penglihatan Andre Onana, saat Elyounoussi mencetak gol.

Dan merasa dirugikan dengan keputusan pemberian handball terhadap Harry Maguire untuk penalti Goncalves.

"Gol yang pertama adalah offside, yang kedua penalti dan itu adalah (dalam empat pertandingan) empat penalti yang menimpa kami. Saya katakan tiga gol (Copenhagen) di antaranya sangat bisa diperdebatkan," ujar Ten Hag usai laga.

"(Kartu merah Rashford) juga sangat kejam. Saya pikir dia mengejar bola dan wasit membutuhkan waktu yang lama untuk menjadikannya kartu merah."

Respons Pergantian Pemain yang Lama

Manchester United sejatinya bisa saja meraih kemenangan 2-3 saat mereka unggul lewat gol penalti Bruno Fernandes di menit ke-69. 

Skor itu mampu dipertahankan para pemain Manchester United hingga jelang berakhirnya pertandingan babak kedua tepatnya menit 80-an, meski mereka bermain dengan 10 orang dan terus digempur oleh anak asuh Jacob Neestrup.

Sayangnya Erik ten Hag terlalu lama mengambil keputusan untuk melakukan pergantian, karena sejumlah pemain sudah terlihat kelelahan sehingga fokusnya menurun.

Tercatat Erik ten Hag hanya melakukan satu pergantian pemain sejak mereka unggul 2-3, berbanding terbalik dengan Copenhagen yang melakukan empat pergantian.

Adanya dorongan empat tenaga baru membuat lini pertahan Manchester United keteteran, mengingat mereka sudah mati-matian mempertahankan keunggulan.

Alhasil konsentrasi para pemain menurun yang berakibat gawang Andre Onana kebobolan 2 gol jelang berakhirnya pertandingan, dan Setan Merah kalah 4-3.

Lini Belakang Rapuh

Lini belakang Manchester United tampak kurang berkonsentrasi, apalagi Harry Maguire dan Raphael Varane tampak terkadang membuat blunder.

Selain itu, Manchester United juga tampak gagal beradaptasi dengan tekanan yang terus dilancarkan FC Copenhagen ketika bermain dengan 10 orang sebagaimana sempat disampaikan mantan pemain Setan Merah, Robbie Savage.

“Tentu saja lag aini harus menjadi manajemen permainan dari pemain berpengalaman dan (yang bermain) bersama timnas. Mereka harus membawa bolar keluar dan bermain di area lawan,” tukas Savage dilansir dari Daily Star.

Tak Punya Taktik Alternatif

Bukannya mengubah strategi setelah Marcus Rashford dikartu merah, Manchester United malah bermain dengan cara yang sama yang membuat mereka kian kocar-kacir hingga tuan rumah terus mencetak gol.

Hal ini jelas tidak boleh dilakukan oleh pelatih mana pun sebab Man United tentu harus mengubah cara bermainnya mengingat mereka kalah jumlah pemain di atas lapangan.

Perlu diingat bahwa lumrahnya tim besar yang kehilangan satu pemainnya biasanya tidak kesulitan untuk mempertahankan keunggulan walaupun bermain dengan 10 pemain pun.

Namun, Manchester United sendiri malah kemasukan empat gol sejak Rashford dikartu merah yang berarti ada yang salah dengan sistem yang dipakai Ten Hag.