Siapa Leon Cooperman? Konglomerat Yahudi-Amerika yang Mau Salip Ratcliffe Beli Man United
Leon Cooperman merupakan miliarder yang lahir di Kota New York, Amerika Serikat pada 25 April 1943 silam, dan kini sudah berusia 80 tahun.
Ia lahir dari keluarga Yahudi di New York, Amerika Serikat dan merupakan mantan manajer pengelola investasi dunia.
Cooperman merupakan anak imigran dari Polandia dan menjadi orang pertama yang memperoleh gelar sarjana di keluarganya.
Pria berusia 80 tahun itu sebelumnya adalah lulusan Hunter College dan juga menerima gelar MBA dari Colombia Business Schoool.
Cooperman juga menjadi pendiri Omega Advisors pada 1991, pengelola dana investasi global yang terkenal itu.
Dilansir dari Forbes, Leon Cooperman memiliki harta kekayaan bersih senilai 2,8 milar dolas AS atau sekitar 43,37 triliun rupiah per Kamis (16/11/23).
Selain itu, Leon Cooperman menempati posisi orang terkaya ke-110 dunia hari ini, Jumat (17/11/23). Bahkan, jumlah kekayaannya yang terbilang besar itu masih tidak ada apa-apanya dengan beberapa sosok tenar.
Sebut saja, konglomerat petrokimia pemilik Grup Barito, Prajogo Pangestu, yang merupakan orang terkaya di Indonesia saat ini sekaligus terkaya ke-29 dunia dengan kekayaan 42 miliar dolar AS menurut Forbes.
Leon Cooperman juga masih tidak ada apa-apanya dengan Sir Jim Ratcliffe yang dicatat memiliki kekayaan 20,8 miliar dolar AS dan menempati peringkat orang terkaya ke-82 di dunia menurut Forbes.
Leon Cooperman juga masih kalah dari pemilik Arsenal, Stanley Kroenke (ranking 109 terkaya di dunia/15,7 miliar dolar AS) dan John Henry (Liverpool/548/5,1 miliar dolar AS).
Di balik kekayaannya itu, Cooperman tetaplah seseorang dermawan yang mana dia pernah menyumbangkan 25 juta dolar AS untuk almamaternya, Colombia Business School, pada 2011 silam.
Hanya saja, Cooperman, yang berdarah Yahudi, sempat tersinggung setelah mahasiswa Colombia University memprotes perang Israel-Hamas sehingga dia berhenti berdonasi pada Oktober 2023.
“Kami hanya punya satu sekutu yang dapat dipercaya di Timur Tengah, yaitu Israel. Kami hanya punya satu demokrasi di Timur Tengah, yaitu Israel, oke?” buka Cooperman di tengah protes mahasiswa mengenai perang Israel-Hamas.
“Kami punya satu perekonomian yang teoleran terhadap orang berbeda, gay, lesbian, dll, dan itulah Israel,” seru Leon Cooperman saat berbicara di acara "The Claman Countdown" dari Fox Business.
Tak hanya itu saja, Leon Cooperman turut menyerukan pemecatan Profesor Joseph Massad yang menggambarkan serangan mematikan hamas terhadap Israel sebagai sesuatu yang luar biasa dan menakjubkan.