Apa Kabar Trimur Vedhayanto? Eks Timnas Baretti yang Pilih Latih Anak Desa di Salatiga
Trimur fokus pada usia dini karena prihatin dengan situasi sepak bola Indonesia. Ia sedih ketika pelatih tim nasional, Shin Tae-yong, masih mengajari cara kontrol dan umpan kepada pemain.
Padahal, di level tim nasional, seharusnya pelatih sudah fokus pada taktik dan strategi, bukan lagi mengajari dasar bermain sepak bola.
"Saya ingin anak-anak itu punya dasar sepak bola yang benar. Passing, control, dribbling yang benar, jadi kedepan pelatih yang di atasnya kan enak. Kalau dasarnya benar, nanti pelatih di atas enak, tinggal dia banyak taktikal juga," papar Trimur.
"Kalau dasar sepak bola sudah tidak benar, seperti coach Shin masih harus ngajarin passing, itu kan kadang 'waduh'," lanjut Trimur.
Sembari mengajari anak-anak SSB Suruh, Trimur masih terus memantau Kartika Vedhayanto. Sang anak kini menjadi bagian Madura United setelah lama bergabung dengan PSIS Semarang.
Salah satu hal yang terus diingatkan Trimur adalah penggunaan media sosial. Trimur ikut prihatin ketika para pemain kerap diserang di media sosial, seperti kini menimpa skuat Timnas Indonesia U-17.
"Saya bilang, 'jaman ayah dulu cuma diteriakkin di stadion, pulang ya sudah, kalau sekarang tidak bisa'. Makanya saya bilang pintar-pintar aja. Jangan terlalu diambil pusing. Kan pemain sepak bola itu kalau tidak menang, seri ya kalah. Jadi ya belajar lagi," jelas Trimur.
Trimur pun berharap sepak bola Indonesia berkembang lagi. Ia turut berharap masyarakat memberikan dukungan positif kepada tim nasional, terutama generasi Piala Dunia U-17 2023.
"Jangan gagal terus diserang. Biar anak-anak ini selalu termotivasi terus. Mudah-mudahan dari PSSI bisa meneruskan, adik-adik ini tetap satu tim, yang terbaik bisa dititipkan ke klub, biar pelatihnya bisa mendampingi. Paling tidak sampai usia 20 tahun," tutup Trimur.