Manchester United dan Paolo Maldini, Cinta yang Segera Bersemi Setelah 27 Tahuh Menanti
Semasa aktif bermain, Paolo Maldini adalah manifestasi dari pemain bertahan maha komplet. The Ultimate Defender.
Ia punya dua kaki sama baiknya sehingga fasih memainkan posisi bek kanan maupun kiri. Tekhnik, visi, serta ketenangan dan jiwa kepemimpinan pun membantunya untuk punya karier panjang meski kehilangan kecepatan membuatnya bergeser menjadi bek tengah jelang pensiun di 2009.
AC Milan beruntun karena memiliki Maldini. Terlebih loyalitasnya juga tiada dua sehingga mereka tidak perlu repot untuk susah payah menahannya dari godaan klub lain.
Banyak sebenarnya yang sudah mencoba untuk merayu Maldini untuk pergi. Manchester United misalnya. Bahkan Sir Alex Ferguson selaku pelatih kala itu melakukan pendekatan langsung pada Cesare, ayah dari Maldini.
"Saya pernah mencoba (membeli Maldini) namun saya bertemu dengan ayahnya dan hanya mendapakan gelengan kepala," beber Sir Alex.
"Apa yang ia katakan masih saya ingat. 'Ayah dan kakek saya Milan. Saya Milan. Putra-putra saya juga Milan. Lupakan saja'," lanjutnya lagi.
Klan Maldini memang punya sejarah panjang dengan AC Milan namun sebenarnya sempat terbersit khayalan bagaimana jika ia bermain untuk Manchester United.
Tapi semua juga tahu jawabannya. Itu adalah satu kesempatan dimana hati Maldini sempat sedikit goyang namun pada akhirnya tetap tertambat di satu klub saja, AC Milan.
"Saya memang pernah ditawar Manchester United namun tidak sampai ada kontak langsung," ungkap Maldini. "Luca Vialli yang menghubungi saya ketika masih melatih Chelsea di 1996. Saat itu musim kami buruk dan kemudian ada juga tawaran dari Arsenal," sambungnya.
"Viali adalah teman baik saya dan ia satu-satunya yang bisa membuat saya goyah. Kala itu ada masalah dengan tim dan suporter sehingga sempat suatu hari saya berpikir untuk pergi (ke United) namun dengan cepat saya buang pikiarn itu," pungkas Maldini.
Bisa dibayangkan betapa mengerikannya lini pertahanan Manchester United andai Paolo Maldini benar-benar bergabung 27 tahun lalu. Di era itu saja mereka sudah punya banyak bek hebat macam David May, Denis Irwin, Jaap Stam, Mikael Silvestre, dan lain-lain.
Namun impian itu pada akhirnya sebentar lagi akan terwujud. Meski (mungkin) tidak lagi bisa menembus starting XI Erik ten Hag, namun Il Capitano tetap bisa menunjukkan kepemimpinannya dan membatu klub ke era emas lagi dari balik layar.