In-depth

Efek Domino Manchester City Degradasi: Liga Arab Banjir Bintang Top Eropa

Senin, 20 November 2023 08:02 WIB
Editor: Subhan Wirawan
© REUTERS/Phil Noble
Bek Liverpool, Jarell Quansah, saat bersama Jurgen Klopp. Foto: REUTERS/Phil Noble. Copyright: © REUTERS/Phil Noble
Bek Liverpool, Jarell Quansah, saat bersama Jurgen Klopp. Foto: REUTERS/Phil Noble.
Persaingan Juara Berubah

Hal pertama yang pasti terjadi setelah Manchester City terdegradasi dari Liga Inggris adalah berubahnya peta persaingan menuju tangga juara.

Seperti diketahui, dalam sedekade terakhir Manchester City dengan kekuatan uang dari Sheikh Mansour berhasil membuat mereka rajai Premier League.

Tercatat sejak pertama kali raih gelar juara musim 2011/12 silam, Manchester City total sudah mengumpulkan 19 gelar di Inggris, belum termasuk Liga Champions dan Piala Super Eropa.

Sedangkan di ajang Premier League, dominasi Manchester City benar-benar terasa dengan mampu meraih hattrick juara pada musim 20/21, 21/22 dan 22/23.

Berkat torehan gelar juara tersebut, Manchester City kini berada di urutan kedua sebagai tim dengan jumlah trofi Premier League terbanyak sepanjang sejarah, mengungguli Arsenal (3) atau Chelsea (5).

Saat ini, hanya Manchester United yang punya gelar juara Premier League lebih banyak dari Manchester City yakni 13.

Dengan dominasi yang sangat luar biasa tersebut, maka jika Manchester City terdegradasi bakal membuat tim-tim di bawah mereka bisa berebut di tangga juara.

Absennya Manchester City di Premier League bisa memperbesar peluang Liverpool, Arsenal bahkan Tottenham untuk raih juara.

Liverpool yang dalam beberapa musim terakhir jadi pesaing berat Manchester City, berpotensi bakal lebih sering memuncaki klasemen hingga kompetisi usai.

Tak cuma merubah peta persaingan di Liga Inggris, degradasinya Manchester City juga akan membuat bursa transfer dunia jadi sibuk.