INDOSPORT.COM - AC Milan sepertinya perlu menggaet Giovanni Reyna di bursa transfer musim dingin demi menambah daya kompetisi di paruh kedua Liga Italia (Serie A) 2023/2024.
Kebutuhan akan sosok yang bisa menjadi pembeda di lini tengah dan depan jadi alasan kenapa bintang muda Amerika Serikat itu dibutuhkan oleh Rossoneri.
Dalam partai melawan Fiorentina pada Minggu (26/11/23) dini hari WIB lalu, AC Milan memang menang 1-0 namun nyatanya mereka didominasi oleh tamunya di San Siro.
La Viola menang hampir di segala aspek kecuali skor dimana mereka unggul perihal jumlah tembakan (9:21), penguasaan bola (42%:58%), duel udara (15:16), juga dribel (4:8).
Hal ini menandakan AC Milan yang bermain dengan Christian Pulisic, Yunus Musah, Samuel Chukwueze, dan Luka Jovic di lini serang kurang bisa memberikan ancaman.
Tiga di antara empat pemain tadi bahkan ditarik keluar sebelum laga usai. Gol penentu kemenangan juga dicetak oleh Theo Hernandez via tendangan penalti.
Itulah kenapa Reyna yang merupakan gelandang serang kreatif perlu didaratkan. Ada peluang untuk memboyongnya dari Borussia Dortmund mengingat di sana ia tengah kesulitan mendapat menit bermain pasca sembuh dari beragam cedera.
Profil Giovanni Reyna
Giovanni Reyna memiliki latar belakang yang sangat menarik. Ia lahir di Sunderland, Inggris, pada 13 November 2002 dari pasangan asal Amerika Serikat.
Ayahnya, Claudio Reyna, adalah legenda besar timnas AS dengan catatan 112 caps dan delapan gol dan kala itu tengah membela Sunderland. Sementara itu ibunya juga penggawa skuad putri The Stars and Stripes dengan koleksi enam penampilan sebelum akhirnya menikahi Claudio pada 1997.
Claudio sendiri meski lahir dan dibesarkan di AS namun merupakan putra dari imigran Argentina dan Portugal sehingga kemudian wajar jika darah Argentina juga Portugal pun masih deras mengalir dalam nadi Giovanni.
Seperti ayah dan ibunya, Reyna berkeinginan untuk menjadi atlet sepakbola profesional.
Pada 2015 saat usianya 13 tahun, ia masuk ke akademi New York City FC. Keluarga Reyna memang sudah kembali ke Amerika Serikat saat itu dan berdiam di kota New York usai Claudio pensiun di 2008 dengan New York Red Bulls menjadi kesebelasan terakhirnya.