Terbuang di Bayern Munchen, Pantaskah Man United Pungut De Ligt di Bursa Transfer Musim Dingin?
Dengan kebangkitan Harry Maguire, Raphael Varane kini bukan lagi bek momor satu Manchester United. Ini jelas situasi yang buruk bagi sang bintang Prancis yang di masa jayanya bersama Setan Merah sudah harus bergelut dengan cedera.
Sejak didatangkan dari Real Madrid di bursa transfer musim panas 2021, mantan penggawa timnas Prancis itu sudah menerita setidaknya sembilan kasus cedera.
Tiga di antaranya membutuhkan waktu lebih lama dari 20 hari untuk pulih dengan yang terparah terjadi di 2021/2022 yakni masalah pada otot hamstring.
Di 2023/2024 sudah ada satu kasus yang membuat Varane harus menepi setidaknya sampai enam pekan dari akhir Agustus lalu. Akhirnya manajer Erik ten Hag harus mengandalkan lagi Harry Maguire dan Victor Lindelof sebagai tandem Lisandro Martinez.
Jika ingin menjadi klub besar penantang gelar lagi, Manchester United sepertinya harus mencari bek tengah andalan baru yang lebih fit dan sosok Matthijs de Ligt mencontreng semua kotak kriteria.
Memang benar jika De Ligt tidak sepenuhnya bebas dari cedera namun ia hanya sekali saja mendapati problem yang memaksanya absen lebih dari dua pekan.
Yakni di 2020/2021 ketika ia masih bersama Juventus. Cedera bahu memaksanya beristirahat selama tiga bulan.
Selain itu usianya pun masih sangat muda, 24 tahun. Pemilik 42 caps Belanda ini masih jauh dari era puncaknya namun telah masuk jajaran pemain terbaik dunia.
Statistik pun sudah mengunggulkan De Ligt atas Varane pula. Dari data Squawka musim lalu, sedikit sekali aspek dimana Varane mengungguli sang calon suksesor.
Dengan satuan per 90 menit, Varane cuma bisa menepuk dada dalam hal persentase duel udara yakni 72% berbanding 59% juga perkara sapuan (3:4,1). Namun itupun karena De Ligt terlibat dalam lebih banyak perebutan bola di atas tanah.
Di perihal jumlah tekel (1,2) dan blok (0,8), kedua pemain seimbang namun selebihnya di statistik yang penting untuk bek, De Ligt jauh lebih baik.
Satu hal lagi yang membuat De Ligt makin pantas untuk menggantikan Varane adalah familiarnya ia dengan taktik Ten Hag.
Keduanya masih sempat bekerja sama di Ajax Amsterdam dimana De Ligt memainkan 70 laga dengan sumbangan delapan gol dan lima assist lintas ajang. Ten Hag pula yang menjadikannya kapten termuda dalam sejarah Ajax pada 2018 silam di usia 19 tahun.
De Ligt juga menjadi jenderal Ten Hag di kampanye Liga Champions 2018/2019 dimana Ajax tanpa terduga menembus semifinal untuk kali pertama dalam dua dekade lebih.
Kontrak Matthijs de Ligt bersama Bayern Munchen masih tersisa sampai Juni 2027 namun sepertinya reuni dengan Erik ten Hag di Old Trafford bisa terjadi lebih cepat jika situasi terkininya terus bertahan lama.