Alih-alih Bersaing Juara Manchester United Lebih Banyak Main Komedi di Liga Champions 2023/24
Menurut Opta, Manchester United merupakan tim Inggris dengan kemasukan terbanyak sepanjang masa setelah lima laga babak grup (14 gol).
Andre Onana kembali menjadi ”kambing hitam” paling berdosa. Gol McTominay pada menit ke-55 semestinya sudah cukup mengamankan posisi Manchester United.
Tetapi, sang kiper gagal mengantisipasi tendangan bebas Ziyech dengan sempurna. Dia menepis bola ke dalam gawang sendiri, hingga akhirnya mental para pemain Galatasaray bangkit dan bisa mengejar gol penyeimbang.
Di sisi lain, pelatih Galatasaray Okan Buruk juga mengklaim lebih layak menang. ”Kami menguasai bola 58 persen dan memiliki banyak kesempatan mencetak gol.
"Manchester United adalah salah satu tim paling sukses di Liga Inggris dan kami mampu mencetak 6 gol dari dua laga. Kami seharusnya bisa menang, tetapi imbang bukan hasil yang buruk,” katanya.
Erik ten Hag harus menyesali pergantian pemain di awal paruh kedua. Tiga menit setelah gol ketiga, sang manajer menarik keluar penyerang Rasmus Hojlund dan digantikan dengan Anthony Martial.
Padahal, Hojlund yang sudah mencetak 5 gol di Liga Champions akan sangat berguna dalam situasi oportunis pada pengujung laga tersebut.
Pergantian tersebut juga berdampak terhadap psikologis skuad Galatasaray. Mereka tidak lagi khawatir dengan presensi Hojlund sebagai ujung tombak yang selalu meneror dalam situasi transisi.
Akibat itu, Zaha dan rekan-rekan bisa lebih leluasa menyerang. Tuan rumah bermain dengan garis pertahanan sangat tinggi setelah Hojlund ditarik.
Penampilan buruk Manchester United di Liga Champions tidak hanya terjadi kali ini saja. Di empat pertandingan sebelumnya mereka juga bapuk.
Di awali saat melawan Bayern Munchen. Bertandang ker Allianz Arena, Manchester United sejatinya bisa mencuri 1 poin.
Tetapi meeka akhirnya malah kalah dengan skor 4-3 karena gawang Onana bergetar di menit injury time 90+2.
Kemudian melawan Galatasaray di pertemuan pertama di Stadion Old Trafford. Mereka gagal setelah unggul lebih dahulu melalui dua gol Rasmus Hojlund. Tuan rumah tunduk 2-3.
Lalu Manchester United kalah 4-3 di markas Copenhagen. Situasinya sama, mereka unggul lebih dahulu hinga 1-3, tetapi di penghujung babak kedua, tuan rumah berbalik memimpin menjadi 4-3.
Hanya satu skema kelolosan Manchester United ke babak 16 besar. Mereka harus menang atas Bayern Munchen dan laga Copenhagen versus Galatasaray berakhir imbang.
Artinya, nasib kelolosan tidak di tangan mereka yang mana semakin memperkecil peluang Setan Merah. Mereka mempersulit diri sendiri dengan begitu banyak komedi di sepanjang babak grup.