In-depth

Apa Saja Kerugian yang Bisa Diterima AC Milan Jika Gagal Lolos 16 Besar Liga Champions?

Kamis, 30 November 2023 05:37 WIB
Editor: Juni Adi
© REUTERS/Alessandro Garofalo
Ekspresi sedih pemain AC Milan Malick Thiaw saat kalah dari Udinese dengan skor 0-1 pada laga Liga Italia 2023/2024, Minggu (05/11/23), di San Siro (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo) Copyright: © REUTERS/Alessandro Garofalo
Ekspresi sedih pemain AC Milan Malick Thiaw saat kalah dari Udinese dengan skor 0-1 pada laga Liga Italia 2023/2024, Minggu (05/11/23), di San Siro (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo)
Sumber Pendapatan Berkurang

AC Milan sejatinya masih berpeluang tak bakal puasa gelar di musim ini sekalipun tersingkir dari Liga Champions, karena mereka masih dalam jalur positif perebutan scudetto.

Rossoneri kini berada di peringkat ke-3 dengan 26 poin, terpaut 6 poin dari Inter Milan di puncak, dan hanya selisih 4 poin dari Juventus di peringkat ke-2.

Tetapi bermain di Liga Champions lebih menguntungkan secara materi, mengingat kompensasi dan hak siar yang didapat sangat tinggi.

Maka dari itu AC Milan ingin bertahan sejauh mungkin di Liga Champions seperti musim lalu, dimana mereka mampu lolos hingga partai semifinal.

Hasilnya, AC Milan mencetak laba bersih senilai Rp103 miliar. Dilansir dari AFP, Keuntungan itu didapat berkat kenaikan 36 persen pendapatan, yakni sebesar 404,5 juta euro atau Rp6,8 triliun.

Pihak klub menambahkan bahwa kenaikan pendapatan dapat tercapai berkat peningkatan 44,4 juta euro atau Rp750 miliar dari aktivitas komersial dan sponsor. 

Uang hak media mereka juga naik sebesar 41,8 juta euro atau sekitar Rp706 miliar berkat laju Milan sampai semifinal Liga Champions dan pendapatan hari pertandingan yang mencapai 40,3 juta euro atau setara Rp681 miliar.

Itu merupakan rekor sekaligus sejarah bagi AC Milan setelah merugi sejak 2006 karena kerap kesulitan bersaing di Eropa.

Pentingnya bermain di Liga Champions membuat manajemen bisa melakukan keputusan pahit terhadap masa depan Stefano Pioli yaitu pemecatan, jika tim besutannya tersingkir lebih cepat di babak penyisihan grup. 

DNA Eropa yang Luntur

AC Milan merupakan salah satu klub tersukses di Eropa karena mampu meraih tujuh gelar Liga Champions, kedua terbanyak setelah Real Madrid yang mengoleksi 14 trofi Si Kuping Besar.

Keduanya pun dinobatkan sebagai klub yang memiliki DNA Eropa karena kesuksesannya itu. Istilah DNA Eropa memang merujuk pada banyaknya gelar Eropa yang diraih dua tim tersebut. 

Dalam ilmu biologi, DNA atau Deoxyribose Nucleic Acid, merupakan molekul yang erat kaitannya dengan penurunan sifat genetik yang diwariskan.

Dalam sepakbola, genetik dalam sebuah klub yang selalu dibanggakan adalah berupa sejarah dan tradisi. Sejarah juara, tradisi sebagai pemenang.

Tidak mengherankan jika tiap tim yang memiliki gelar Liga Champions cukup banyak lebih dari 3 saat tampil moncer di kompetisi ini, para penggemarnya atau penikmat sepakbola secara umum akan menyemati tim itu dengan julukan DNA Eropa.

Dalam 10 tahun terakhir, Real Madrid lah yang kerap mendapat predikat itu karena ia sering memenangkannya.

AC Milan sendiri sudah cukup lama tak berjaya di Eropa, terakhir kali mereka memenangkannya pada musim 2006/07. Namun asa untuk mengembalikkan DNA Eropa itu sempat muncul di musim lalu.

Ketika mereka mampu tampil apik di Liga Champions musim 2022/23 hingga lolos semifinal meski terseok-seok di liga lokal. Sayangnya mereka disingkirkan oleh rival sekota Inter Milan hingga gagal ke final.

Meski kalah para pendukung AC Milan tetap bangga, karena timnya mulai bisa bicara banyak di Eropa. Musim baru pun optimis akan kembali sama.

Tetapi ternyata tidak sesuai harapan, AC Milan malah terseok-seok di Liga Champions musim ini, hingga terancam tersingkir lebih cepat. DNA Eropa pun disebut akan memudar musim ini dalam tubuh AC Milan.