INDOSPORT.COM - Bek PSIS Semarang, Alfeandra Dewangga, mengakui timnya nervous hingga sempat kesulitan saat melawan PSS Sleman di Liga 1, Minggu (03/12/23). Laga yang diwarnai ricuh suporter di Stadion Jatidiri dimenangkan PSIS dengan skor 1-0.
Dewangga kembali diduetkan dengan Boubakary Diarra dalam laga pekan ke-21 Liga 1 2023-2024. Tugas di lini tengah menjadi tidak mudah karena PSS sudah diperkuat Elvis Kamsoba dari menit pertama.
Kesulitan ini terlihat dari statistik pertandingan. PSS Sleman unggul penguasaan bola dengan persentase 56 persen. PSS melepaskan 444 umpan berbanding 359 umpan dari PSIS.
Untung saja, pada pengujung babak pertama, bek PSS, Thales Lira, membuat kesalahan dalam menjaga Carlos Fortes. Kesalahan itu berbuah penalti dan Fortes sukses menjalankan tugasnya.
Gol itu menjadi satu-satunya pembeda dalam laga ini. Laga terhenti menit ke-92' karena ada ricuh suporter di tribun barat dan wasit memutuskan mengakhiri laga setelah berdiskusi dengan kapten kedua tim.
Dewangga berbicara penundaan jadwal pekan ke-20 melawan Persebaya Surabaya yang membuat PSIS libur terlalu lama. Hal itulah yang membuat para pemain sempat nervous pada paruh pertama.
"Ini pertandingan yang sangat berat karena kita sempat ada jeda pertandingan. Mungkin anak-anak masih sedikit nervous di babak pertama, jadi kita kesulitan menampilkan apa yang pelatih mau," kata Dewangga usai pertandingan.
Gol Carlos Fortes pada akhir babak pertama membuat PSIS lebih percaya diri menuju babak kedua. PSIS pun bisa bertahan dengan bagus dan mempertahankan keunggulan 1-0.
"Setelah babak pertama, para pemain berdiskusi untuk babak kedua harus bagaimana. Kita improve dan hasilnya positif," ujar Dewangga.
Pelatih Puas Hasil Akhir
Hal sama pun dilihat pelatih PSIS, Gilbert Agius. Ia tak senang dengan permainan yang dikembangkan PSIS pada paruh pertama.
"Di babak pertama saya meyakini bahwa PSIS tidak bermain seperti biasanya. Sleman bisa memberi tekanan sehingga saya tidak senang dengan yang ada di babak pertama," kata Gilbert Agius.
"Setelah break, ada dua atau tiga hal yang cukup bagus yang kita bicarakan, sehingga berdampak di babak kedua. Ini game yang sulit, tapi saya suka dengan fighting spirit pemain, komitmen pemain, mereka bisa menjalankan lebih baik di babak kedua," sambung Gilbert Agius.
Gilbert Agius juga melihat lamanya jeda PSIS tak bertanding menjadi masalah. PSIS perlu waktu untuk menyatu dengan atmosfer kompetisi Liga 1 2023-2024.
Namun yang terpenting laga ini bisa diakhiri dengan kemenangan. Rekor kandang PSIS pun semakin mengkilap dengan raihan 28 poin dalam 11 pertandingan.
"Saya bahagia karena sekarang kita ada di peringkat ketiga. Di Liga Indonesia tidak mudah, semua game sulit, saya mensyukuri hasil ini," ungkap Gilbert Agius.
Hanya saja, ricuh suporter yang terjadi antara oknum suporter PSIS dan PSS harus memakan korban. Chief Executive Officer (CEO) PSIS, Yoyok Sukawi, terkena lemparan sebuah benda dari tribun.
Yoyok Sukawi pun harus menerima delapan jahitan setelah pertandingan. Melalui instagram pribadinya, Yoyok Sukawi merasa lega timnya bisa meraih kemenangan.
"Alhamdulillah aman lur, mung keno (cuma kena) 8 jahitan. Tim medis panpel top, matur nuwun. Terima kasih doanya sedulur sedulur semuanya, yang penting semua sudah aman dan sehat, PSIS dapat 3 poin penting," kata Yoyok saat mengunggah kondisinya di instagram.
PSIS Semarang kini menghuni peringkat tiga di klasemen Liga 1 2023-2024 dengan 37 poin dan surplus 12 gol. Setelah ini, PSIS Semarang akan melawan Borneo FC di Stadion Segiri Samarinda, Sabtu (09/12/23).