INDOSPORT.COM - Persik Kediri benar-benar geram terhadap kinerja Yudi Nurcahya selaku wasit yang memimpin laga kontra PSM Makassar di Stadion Brawijaya, Senin (18/12/23).
Sejatinya, kinerja Yudi yang pernah menjadi wasit terbaik Liga 1 musim 2019 itu nyaris tanpa cela. Laga kedua tim berjalan lancar hingga memasuki 10 menit akhir.
Namun, semuanya berubah ketika terjadi gol PSM Makassar menit 85. Kendati melihatnya, tapi Yudi Nurcahya tak langsung menghentikan laga.
Permainan tetap berjalan hingga akhirnya dia menghentikannya karena terjadi protes masif pemain dan official PSM terhadap asisten wasit 1, Karnedi.
Yudi lantas berdiskusi dengan Karnedi dan langsung menunjuk titik tengah sebagai tanda gol Yuran Fernandes sah dan sudah melewati garis gawang Persik.
"Bayangkan ketika kami menyerang balik dan terjadi gol tapi dibatalkan. Situasi bisa lebih gila lagi ," beber pelatih Persik, Marcelo Rospide.
Kejadian ini tak satu kali saja dihadapi Persik Kediri. Ketidaktegasan wasit dalam mengambil keputusan juga terjadi saat melawan Persebaya Surabaya (27/10/23) lalu.
Ketika itu, Zetman Pangaribuan memutuskan ada pelanggaran yang berujung penalti untuk Persik pada menit 44. Tapi keputusan diubah usai diprotes Persebaya.
Situasi itu memancing amarah penonton, sehingga laga ditunda lebih dari 5 menit. Sedangkan laga lawan PSM, laga harus ditunda sampai 1,5 jam.
"Saya tidak mendapati hal ini sebelumnya. Kami harus menunggu wasit melanjutkan pertandingan setelah terhenti hampir 2 jam, ini cukup gila," sambung dia.
Lantas, apakah kompetisi Liga 1 2023/2024 yang tersisa 11 laga ke depan sangat perlu dipimpin lagi wasit asing sebagaimana musim 2017 lalu?
Perihal asumsi ini, Marcelo Rospide melihatnya secara objektif. Wasit asing memang kadang perlu didatangkan, demi membuat kualitas pertandingan terjaga.
"Kedatangan mereka bisa memberi ilmu dan berbagi pengalaman kepada wasit-wasit lokal disini untuk lebih baik," ungkap pelatih Persik Kediri tersebut.
Kendati demikian, dia juga tak masalah jika pada 11 laga ke depan timnya masih dipimpin wasit lokal. Lantaran penugasan wasit sudah diatur oleh badan berwenang.
"Sebenarnya, kami tidak masalah jika pertandingan tetap dipimpin oleh wasit lokal. Tapi, seharusnya mereka tinggal menjalankan regulasi saja," ungkap Rospide.
"Ketika melihat kejadian yang berpotensi gol, kalau dia yakin, ya sahkan saja golnya. Sederhana saja," sambung pelatih kebangsaan Brasil tersebut.
Kurang sinerginya komunikasi dengan asisten wasit, juga menjadi pangkal masalah perwasitan di Liga 1 sejauh ini.
"Terkadang, mereka (perangkat wasit) sendiri yang membuat jalannya pertandingan menjadi rumit. Saya berharap ke depan bisa lebih baik," tuntas dia.