10 Pahlawan Negeri yang Tak Berguna di Arsenal

Rabu, 31 Desember 2014 09:03 WIB
Editor: Brian Yosef

Arsene Wenger memang dikenal sebagai sosok yang ahli dalam mengorbitkan seorang pesepakbola. Pemuda yang tak terpandang mampu dipolesnya menjadi seorang bintang sepakbola dunia.

Sebut saja nama Dennis Bergkamp, Patrick Vieira, Fredrik Ljungberg, Thierry Henry, Robert Pires, Ashley Cole, Cesc Fabregas, dan lain-lain. Mereka semua pernah merasakan jasa besar buah ketekunan The Professor.

Itu merupakan suatu pencapaian langka dalam era sepakbola modern, yang cenderung instan mengandalkan kekuatan finansial untuk mendatangkan pemain bintang.

Namun lain cerita saat Wenger memutuskan untuk mendatangkan seorang pesepakbola dengan label people’s hero atau pahlawan rakyat.

Wenger kerap melakukan pembelian pemain yang dinilai gagal untuk menambah trofi juara di lemari Arsenal. Padahal pesepakbola tersebut merupakan pahlawan bagi perkembangan sepakbola di negerinya sendiri.

Sesuai yang dibahas oleh Whatculture, Indosport telah merangkum daftar nama 10 pesepakbola tersebut.


1. Joel Campbell

Campbell sudah didatangkan oleh Wenger sejak 19 Agustus 2011 dari klub lokal Kosta Rika, Deportivo Saprissa. Kemudian Campbell dioper ke sejumlah klub guram untuk menimba ilmu dan mengasah ketajamannya sebagai seorang penyerang.

Setelah menjajal FC Lorient dan Real Betis, Campbell akhirnya menemukan performa terhebatnya di Olimpiacos pada musim 2013-14. Pada musim tersebut, Campbell mampu meraih trofi juara liga utama Yunani, sehingga namanya masuk dalam skuat Kosta Rika untuk Piala Dunia 2014 di Brasil.

Bahkan Campbell dan rekan-rekannya mampu mengantarkan Kosta Rika hingga ke babak perempat final. Performa gemilang Campbell tersebut, membuat Wenger berminat untuk mempertahankannya di Arsenal pada musim 2014-15. 

Campbell memang tidak lagi dipinjamkan Wenger, namun hingga kini ia hanya menjadi penghangat di bangku cadangan Arsenal.


2. Sebastian Larsson

Larsson sudah direkrut oleh Wenger sejak masih berusia 16 tahun, dari klub lokal Swedia, IFK Eskilstuna. Larsson mampu berperan ganda sama bagusnya, baik sebagai gelandang sayap, maupun bek sayap. Larsson pun masuk ke tim utama Arsenal pada tahun 2004, tapi hanya untuk dijadikan sebagai bahan pameran bagi klub lain yang ingin meminjamnya.

Larsson dipinjamkan ke Birmingham City hingga akhirnya dipermanenkan pada tahun 2007. Ketekunan Larsson berbuah manis saat menjuarai Carling Cup bersama Birmingham pada tahun 2011, setelah mempermalukan mantan klubnya sendiri, Arsenal, pada laga final.

Kini Larsson masih berkarier di Premier League, tepatnya bersama Sunderland. Larsson merupakan sayap andalan tim nasional Swedia, yang rutin melayani ketajaman Zlatan Ibrahimovic.


3. Gervinho

Gervinho sebenarnya cukup diandalkan oleh Arsenal untuk membongkar pertahanan lawan. Tapi penyerang asal Pantai Gading itu dikabarkan terlibat konflik dengan Wenger, sehingga dilepas ke Roma pada 8 Agustus 2013. 

Gervinho memang memiliki perangai yang cukup buruk. Ia diganjar kartu merah akibat menampar wajah pemain Newcastle United, Joey Barton, saat debutnya bersama Arsenal.

Wenger beralasan kalau Gervinho tak cukup bagus di Arsenal, dimana sebagai penyerang, ia cuma mencetak 1 gol dari 63 kali pertandingan bersama The Gunners sejak tahun 2011 sampai 2013.

Sejak tahun 2007, Gervinho tak pernah absen membela Pantai Gading pada turnamen besar dengan koleksi 18 gol dari 60 caps.


4. Nicklas Bendtner

Entah apa yang salah di mata Wenger terhadap Bendtner. Padahal penyerang andalan tim nasional Denmark itu selalu tampil memukau, khususnya saat membela negaranya di turnamen bergengsi. Hingga saat ini Bendtner sudah mengoleksi 26 gol dari 63 caps bersama Denmark.

Meski tak dapat banyak kesempatan tampil di Arsenal, tapi Bendtner tetap mampu menunjukkan kualitasnya sebagai seorang bomber bersama Denmark pada Euro 2012.

Dengan status sebagai penyerang masa depan tim nasional Denmark, memang sangat menyedihkan melihat kemampuan Bendtner yang tak diperhitungkan Arsenal.

Bendtner kerap dipinjamkan oleh Wenger ke sejumlah klub guram. Bendtner memang pernah mencicipi Serie A dengan status pemain pinjaman Juventus.

Tampaknya karena terlalu sering dipinjamkan, performa Bendtner menjadi tidak stabil, hingga akhirnya menjadi pemain permanen Wolfsburg.  


5. Park Chu-Young

Sejak awal, kedatangan Chu-Young di Arsenal sudah diprediksi hanya akan menjadi alat penjualan merchandise di kawasan Asia, persis seperti yang dialami Park Ji-Sung di Manchester United.

Masa muda Chu-Young yang gemilang dengan meraih sejumlah trofi bersama tim nasional Korea Selatan U-19, seakan terlupakkan begitu saja saat dirinya duduk di bangku cadangan Arsenal.

Sebanyak 24 gol dari 67 penampilan bersama Korea Selatan, menjadi catatan yang tak berarti bagi Chu-Young. 

Berada di Arsenal, sungguh membuat karier Chu-Young menurun hingga terpaksa melanjutkan kiprahnya di klub asal Arab Saudi, Al Shabab.


6. Mart Poom

Poom memang tidak akrab di telinga pecinta sepakbola karena merupakan kiper ketiga di Arsenal setelah nama Jens Lehmann dan Manuel Almunia, pada musim 2006-07.

Kemudian Poom pindah ke Watford dan mengakhiri karier di sana. Poom merupakan pesepakbola terhebat yang pernah dimiliki Estonia dalam 50 tahun terakhir. Ia telah berjibaku menjaga gawang Estonia sebanyak 120 kali. 

Namun gelar atlet kebanggaan Estonia tersebut, tetap tak mampu menghindarkan Poom dari bangku cadangan permanen Arsenal.


7. Andrey Arshavin

Arshavin mungkin menyesali keputusannya yang memaksakan diri hengkang dari Zenit St. Petersburg demi bergabung ke Arsenal pada musim 2008-09.

Arshavin memang digoda Wenger untuk pindah ke Arsenal, usai menampilkan performa luar biasa dengan mengantarkan tim nasional Rusia melaju ke babak semifinal pada ajang Euro 2008.

Seiring berjalannya waktu, Arshavin malah lebih banyak menjadi pengisi bangku cadangan Arsenal dan hanya diberi kesempatan bertanding pada laga yang kurang krusial.

Meski sempat kembali bersinar di Rusia pada Euro 2012, namun mantan kapten Rusia itu malah langsung dipinjamkan oleh Wenger ke Zenit.

Arshavin wajib berterima kasih kepada Zenit yang mau mempermanenkan statusnya.


8. Kim Kallstrom

Kallstrom sudah memiliki nama besar bersama tim nasional Swedia sejak tahun 2001. Kallstrom secara beruntun membela Swedia pada turnamen besar, antara lain: Euro 2004, Piala Dunia 2006, Euro 2008, dan Euro 2012.

Hingga saat ini Kallstrom sudah mengoleksi 114 caps dan 16 gol bersama Swedia. Krisis stok gelandang di Arsenal, membuat Wenger meminjam Kallstrom dari Spartak Moscow pada 31 Januari 2014.

Namun salah satu pesepakbola kebanggaan rakyat Swedia itu tiba ke Arsenal saat mengalami cedera punggung sehingga cuma digunakan 3 kali oleh Wenger.


9. Giovanni van Bronckhorst

Van Bronckhorst begitu tenar bersama tim nasional Belanda karena tak pernah absen membela De Oranje pada turnamen besar sejak tahun 1996 sampai 2010.

Tercatat Van Bronckhorst telah mengoleksi 106 caps, yang diakumulasi dari partsipasinya pada Piala Dunia 1998, Euro 2000, Euro 2004, Piala Dunia 2006, Euro 2008, dan terakhir Piala Dunia 2010.

Sebenarnya performa Van Bronckhorst sebagai bek kiri cukup bagus ditangan Wenger. Namun mantan kapten Belanda itu lebih banyak beristirahat di ruang perawatan akibat mengalami cedera lutut.

Tapi setidaknya pria berdarah Indonesia itu pernah merasakan 4 trofi juara kompetisi domestik bersama Arsenal pada tahun 2001 sampai 2004.


10. Davor Suker

Suker merupakan bintang besar pada Piala Dunia 1998 di Prancis, dengan menyandang status top skor setelah mengoleksi 6 gol. 

Suker secara mengejutkan mampu membawa tim nasional Kroasia melaju hingga babak semifinal, dan bahkan menorehkan sejarah dengan menempatkan negerinya itu berdiri di tempat ketiga.

Jauh sebelum Piala Dunia 1998, Suker merupakan salah satu bomber utama Real Madrid pada periode 1996 sampai 1998. 

Sepanjang periode tersebut, Suker meraih 4 trofi juara bersama Madrid, termasuk Liga Champions tahun 1998.

Makin menua, Suker pun dibuang oleh Madrid ke Arsenal pada musim 1999-00. Dengan menyandang nama besar, kedatangan Suker ke Arsenal dinilai sebagai euforia semata.

Suker hanya tampil 22 kali dan mencetak 8 gol bagi Arsenal. Suker juga gagal mempersembahkan juara UEFA tahun 2000, akibat Arsenal kalah 1-4 dari Galatasaray pada babak adu penalti, dan Suker merupakan salah satu eksekutor yang gagal mencetak gol dari titik putih.

Tak mau berlama-lama dengan Suker, Wenger pun melepasnya ke West Ham United pada musim 2000-01, hingga akhirnya Suker pensiun di 1860 Munich.

Premier LeagueArsenal

Berita Terkini