7 Pemain Asing Terbaik Liga Indonesia Era 90-an
Meski saat ini kompetisi sepakbola Indonesia sedang terhenti akibat konflik PSSI dan Kemenpora, sejumlah turnamen akhirnya bisa terlaksana. Mulai dari Piala Kemerdekaan, Piala Presiden hingga Piala Jenderal Sudirman. Ini jadi pengobat rindu untuk para pecinta sepakbola nasional akan kompetisi sepakbola yang penuh tensi tinggi.
Di era 90-an, liga Indonesia sempat menjadi salah satu liga di dunia yang menarik minat pesepakbola asing. Bahkan di era 80-an, eks bintang timnas Argentina, Mario Kempes pernah merasakan kerasnya liga Indonesia.
Sejumlah pemain asing di liga Indonesia era 90-an ada yang mampu mendulang prestasi namun ada juga yang gagal total. Untuk mengenang berikut 7 pemain asing terbaik liga Indonesia era 90-an versi INDOSPORT:
1. Timo Scheunemann
Timo ialah salah satu pemain asing yang pernah merumput di kerasnya liga Indonesia. Pria berdarah Jerman namun kelahiran Kediri, Jawa Timur ini memulai karirnya sebagai pemain dengan memperkuat Persiba Balikpapan pada 1997 silam. Kala itu liga Indonesia bernama liga Kansas. Namun karena hura hara politik 1998, liga terhenti. Timo pun beralih dengan bermain di liga Singapura bersama Tampines Rovers.
Meski ia hanya bermain di satu klub liga Indonesia, nama Timo harum di Indonesia justru kala ia gantung sepatu dan memulai karir sebagai pelatih. Ia tercatat pernah melatih Persema Malang pada 2010 hingga 2011 dan pada 2008 ia dipercaya menangani timnas Putri Indonesia.
2. Olinga Atangana
Pemain asing terbaik berikutnya yang pernah bermain di Indonesia ialah Olinga Atangana. Pemain asli Kamerun ini cukup familiar di telinga pecinta liga Indonesia era 90-an. Berperawakn tinggi besar, Olinga begitu ditakuti oleh pemain-pemain lawan. Tercatat ia pernah membela sejumlah klub di liga Indonesia mulai dari Persita Tangerang.
Kala membela Persita, Olinga bahkan sukses membawa tim kebanggaan masyarakat Tanggerang itu lolos ke babak final liga Indonesia. Sayang di final Persita yang kala itu dilatih Benny Dollo takluk oleh Petrokimia Putra dengan skor tipis 1-2. Olinga kala itu mengemban tugas sebagai kapten tim.
3. Carlos de Mello
Bagi pecinta sepakbola era 90-an tentu akan selalu ingat dengan nama pemain Carlos de Mello. Pasalnya sebagai gelandang serang, pemain asli Brasil ini miliki ciri khas yakni memiliki tubuh tambun. Meski memiliki tubuh tambun, pemain kelahiran Rio De Jeneiro ini tetap memiliki daya tarik bagi klub besar liga Indonesia.
de Mello tercatat pernah membela 4 tim besar liga Indonesia yakni PSM Makasar, Persib Bandung, Persebaya Surabaya serta Persita Tanggerang. Sejumlah prestasi ia torehkan saat masih jadi pemain diantaranya mengantarkan Persebaya Surabaya juara liga Indonesia 1996/97 serta PSM Makasar pada 1999/2000. Di 2005, ia ditunjuk sebagai pelatih PSM Makasar serta pada 2011 ia didapuk sebagai pelatih timnas pelajar Indonesia.
4. Rodrigo Araya
Bagi Aremania sosok Rodrigo Araya dianggap sebagai legenda. Pemain asal Chile ini mulai merumput di liga Indonesia pada 1994 silam, klub pertama yang ia bela ialah Persma Manado. Araya lalu berlabuh ke Arema Malang pada Liga Indonesia VI tahun 1999–2000, setelah bermain bersama Arema lalu Araya berlabuh ke PSM Makassar, Persema Malang dan terakhir bermain bagi Persibom Bolaang Mongondow.
Sejak Rodrigo Araya memperkuat Arema Dengan diiringi lebih dari 10 ribu Aremania, skuad Arema bermain baik dengan mengalahkan Persija Jakarta 2-1, seri melawan Persikota (1-1). Sayangnya langkah Arema terhenti setelah menelan kekalahan telak melawan Pelita Jaya Solo.
5. Jacksen F Tiago
Pria Brasil berikutnya yang sukses di liga Indonesia ialah Jacksen F Tiago bahkan ia tidak hanya sukses sebagai pemain namun saat menjadi pelatih. Berposisi sebagai penyerang kala masih aktif sebagai pemain, pria kelahiran 28 Mei 1968 ini tercatat pernah melatih Petrokimia Putra, PSM Makassar, Persebaya Surabaya.
Pada 2008 ia menandatangani kontrak untuk kesepakatan melatih Persipura Jayapura. Selama kepemimpinannya di Persipura Jayapura, ia telah memberikan tiga gelar Liga Super Indonesia di musim 2008-09, 2010-11, dan 2012-2013. Di 2013, Jacksen didapuk untuk melatih tim senior Merah Putih.
6. Luciano Leandro
Luciano Leandro yang akrab dipanggil Lucy merupakan salah satu pemain asing yang telah malang melintang di kancah sepakbola Indonesia. Bagi Jackmania, Lucy ialah legenda untuk mereka, Lucy tercatat membela Persija pada 2000 hingga 2004.
Luci bermain di Indonesia selama tujuh musim penyelenggaraan Liga Indonesia, Lalu setelah pensiun dari bermain Lucy sempat melatih PSMS Medan di ajang LSI musim 2008/2009. Lucy kabarnya sempat mengelola hotel miliknya di Brasil. Di September 2015, nama Lucy sempat digadang-gadang menjadi pelatih PSM Makassar namun ia kalah bersaing dengan Liestiadi.
7. Roger Milla
Roger Milla menutup karirnya di lapangan hijau di Liga Indonesia. Walaupun sudah berusia 42 tahun saat membela Pelita Jaya pada musim 1994/1995, Roger Milla membuktikan kelasnya sebagai salah satu pemain hebat yang pernah lahir di muka bumi dengan mencetak 23 gol dari 23 kali tampil pada musim debutnya di Liga Indonesia. Semusim berikutnya Roger Milla memperkuat Putra Samarinda dan membuat 18 gol. Setelah semusim memperkuat Putra Samarinda, Roger Milla memutuskan pensiun sebagai pemain. Meski tidak sumbang gelar ketajaman Roger Milla meski sudah berusia lanjut jadi prestasi tersendiri untuk dirinya di liga Indonesia.