Final Piala Dunia 1974: Evolusi Johan Cruyff dan Total Football
Sepakbola berduka. Johan Cruyff sudah meninggal dunia pada Kamis (26/03/16), setelah berjuang keras melawan penyakit kanker paru-paru yang sudah lama menggerogoti tubuhnya. Meninggal di usia ke-68 tahun, Cruyff kini menyisakan sejarah besar bagi dunia sepakbola.
Jejak Cruyff di dunia sepakbola sangat mudah diingat. Total Football, filosofi bermain ini pernah dipopulerkan Cruyff bersama tim nasional Belanda medio 1970-an. Cruyff muncul sebagai sosok sentral dalam filosofi total football yang kala itu menjadi sorotan publik dunia.
Aksi Johan Cruyff bersama timnas Belanda saat berhadapan dengan timnas Argentina di Piala Dunia.
Di pentas Piala Dunia 1974, Belanda sukses membuat Total Football tenar. Bahkan, tim besutan Rinus Michels berhasil melaju hingga ke partai final setelah mengalahkan tim-tim besar seperti Brasil dan Argentina.
Cruyff menjadi tonggak penting di pentas Piala Dunia 1974 tersebut. Tak hanya menjadi kapten timnas Belanda, Cruyff berhasil dianggap sebagai superstar pertama sepakbola Eropa dan juga menjadi sosok penting dalam mengantarkan Belanda ke partai puncak.
Johan Cruyff vs Franz Beckenbauer saat membela negara masing-masing di pentas Piala Dunia.
INDOSPORT mengulas cerita menarik Cruyff bersama timnas Belanda di partai final Piala Dunia 1974 di Jerman Barat. Meski takluk 2-1 atas tuan rumah Jerman Barat dan gagal juara dunia, Belanda tetap dianggap sebagai juara tanpa mahkota dengan Cruyff tampil mengesankan.
1. Jejak Rinus Michels
Kedatangan Belanda ke pentas Piala Dunia 1974 tak dianggap sebagai langkah mudah. Tampil bersama pelatih anyar, Rinus Michels, Belanda berada di antara negara-negara besar seperti juara bertahan Brasil, Argentina, Italia dan sebagainya.
Michels sendiri baru ditunjuk sebagai pelatih timnas Belanda oleh Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) setelah Belanda lolos ke pentas Piala Dunia 1974. Pertandingan pertamanya sebagai pelatih Belanda adalah saat bermain imbang 1-1 melawan Austria pada 27 Maret 1974.
Di tangan Michels, Total Football mulai dimainkan era 1970-an, dengan Cruyff sebagai aktor lapangan hijau yang sangat kental dengan gaya permainan yang mengandalkan mobilitas tim tersebut. Total Football sendiri bisa bekerja saat setiap pemain bisa menggantikan peran pemain lain dengan sama baiknya.
Michels bersama Cruyff sukses mengantarkan Belanda hingga ke laga puncak Piala Dunia 1974. Jauh sebelum Belanda melangkah jauh, Cruyff dan kawan-kawan harus menghadapi hadangan sang juara bertahan Brasil lebih dulu.
Belanda yang membuat terkesan banyak pengamat dengan gaya mereka bermain, berhasil mempermalukan Brasil. Cruyff dan kawan-kawan juga menguasai fase grup putaran pertama kemudian di fase grup kedua, Belanda sukses mengalahkan Argentina.
Belanda berhasil melangkah ke final setelah meraih 5 kemenangan dan 1 hasil imbang, dengan 14 gol dan hanya 1 kali kebobolan dalam 6 pertandingan.
Pada saat itu, Belanda di tangan Michels berhasil menorehkan catatan tak terkalahkan dalam 9 pertandingan sebagai pelatih Belanda. Sayang, Belanda akhirnya harus takluk dengan skor tipis 1-2 atas Jerman Barat di partai final.
Pada laga yang berlangsung di Olympiastadion, Munchen tersebut, Belanda sebenarnya berhasil mencetak gol cepat lebih dulu di menit ke-2. Namun, Jerman Barat akhirnya come back dan berhasil berbalik unggul 1-2 hingga pertandingan usai. Jerman Barat tampil sebagai juara dunia untuk kedua kalinya.
Pertandingan final tersebut sekaligus mengakhiri kebersamaan Michels dan timnas Belanda. Michela akhirnya kembali menjadi pelatih Belanda 10 tahun kemudian.
2. Johan Cruyff vs Franz Beckenbauer
Laga final tersebut memang menjadi ajang pertarungan antara Johan Cruyff vs Franz Beckenbauer. Berkat keduanya, Belanda dan Jerman berhasil mencapai laga puncak. Cruyff vs Beckenbauer menjadi dua kapten hebat yang harus saling bunuh di laga klasik.
Meski Belanda harus takluk dengan skor tipis 1-2 atas tuan rumah Jerman Barat di laga Final Piala Dunia 1974, namun Belanda tetap menjadi sorotan karena permainan indah di sepanjang turnamen. Cruyff menjadi nafas bagi permainan Belanda kala itu.
Predikat sebagai juara tanpa mahkota disematkan kepada timnas Belanda yang dimotori Cruyff saat itu. Belanda tampil bagus dan nyaris sempurna hanya saja gelar Piala Dunia harus jatuh ke tangan Beckenbauer dan kawan-kawan yang beruntung karena mencetak dua gol ke gawang Belanda.
Bukti kejeniusan dan terapan filosofi Total Football Belanda dalam laga final itu sudah terlihat sejak peluit kick off dibunyikan. Cruyff berhasil menjadi aktor di balik gol pertama Belanda di menit ke-2. Dari tengah lapangan, Cruyff menggiring bola dan merangsek ke dalam kotak penalti Jerman Barat.
Cruyff terpaksa dijatuhkan pemain bertahan Jerman Barat, Uli Hoeness di kotak penalti. Johan Neeskens yang maju sebagai eksekutor tak menyia-nyiakan kesempatan mencetak gol ke gawang Jerman Barat. Gol tersebut sekaligus menjadi penalti pertama di final Piala Dunia.
Belanda berhasil unggul 1-0. Menariknya keunggulan Belanda tersebut terjadi jsutru sebelum Jerman Barat menyentuh bola dan itu karena pergerakan Johan Cruyff.
Banyak yang menganggap meski Jerman Barat berhasil mengalahkan Belanda dan mengangkat mahkota Piala Dunia 1974, namun publik melihat Cruyff justru berhasil menenggelamkan Beckenbauer pada saat itu.
3. Johan Cruyff dan Total Football
Sekali lagi, meski Belanda gagal meraih gelar Piala Dunia 1974 usai kalah tipis 1-2 atas Jerman Barat di laga final, tim asuhan Rinus Michels tetap dianggap sebagai sang juara tanpa mahkota serta Johan Cruyff tampil sebagai bintang utama yang bersinar.
Sejak laga final melawan Jerman Barat tersebut, Cruyff bersama Total Football terus menancapkan pengaruhanya di pentas sepakbola dunia.
Sebagai individu, Cruyff memberikan dampak yang sangat besar bagi sepakbola. Tanpa mengutarakan pujian yang bersifat hiperbola, sepertinya tidak ada seorang pun pemain yang memiliki dampak yang lebih besar dalam permainan sepakbola modern yang pernah dimainkan Cruyff.
Seperti banyak yang mencatat bahwa sangat jarang memiliki pemain hebat yang kelak juga menjadi seorang manajer yang hebat. Sangat jarang melihat seorang pemain yang memiliki pengaruh sangat besar dalam jangka waktu yang panjang sampai ke era sepakbola modern.
Hal yang langka memang, bahkan jauh sebelum sampai ke partai final Piala Dunia 1974, Cruyff sudah diakui secara universal sebagai salah satu bakat tersbesar di dunia sepakbola. Cruyff berhasil memenangkan Piala Eropa bersama Ajax Amsterdam (1971, 1972, 1973) dan kemudian pada tahun 1974 Cruyff dianugerahi Ballon d'Or untuk ketiga kalinya dalam 4 tahun.
Belanda dan Johan Cruyff di laga final Piala Dunia 1974 memiliki dampak yang luar biasa. Mereka menyuguhkan gaya permainan yang memukau dunia. Kecepatan, agresi, passing, gerakan, inovasi dan teknik luar biasa yang dikemas dengan apik dalam filosofi Total Football.
Dan Cruyff tampil sebagai jenderal, pemimpin, nafas, ide, darah sampai jantung permainan timnas Belanda kala itu.