6 Fakta Menarik Budi Sudarsono Si Ular Piton

Selasa, 3 Mei 2016 21:40 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Rizky Pratama Putra

Budi Sudarsono adalah seorang pemain sepakbola profesional yang hingga saat ini masih aktif mengolah si kulit bundar. Bahkan, pemain 35 tahun tersebut terakhir kali membela PSIR Rembang di Piala Sukowati 2016 pada April lalu.

Pesepakbola kelahiran Kediri, Jawa Timur ini juga pernah menjadi andalan tim nasional (timnas) Indonesia di lini depan. Kecepatan, driblling, serta gocekan mautnya, menjadi momok menakutkan bagi lawan-lawannya saat tampil di lapangan.

Karena kepiawaiannya ia pun dijuluki si Ular Piton akibat pergerakannya yang licin bagai ular. Ada pula yang sering memanggilnya dengan sebutan Budigol. Selama kariernya Budi telah mencetak 143 gol baik selama berseragam timnas maupun klub.

Beberapa klub besar Tanah Air seperti Persib Bandung, Sriwijaya, hingga Persija Jakarta pun pernah merasakan servisnya. Penampilan Budi yang dikenal kalem ini selalu menjadi perhatian tim lawan, demikian pula dengan ciri khas berambut gondrong. Sayangnya terkadang dalam beberapa penampilan ia berubah 180 derajat dan menjadi temperamen.

Berikut ulasan soal fakta menarik dari Ular Piton yang coba dirangkum oleh INDOSPORT:


1. Julukan Ular Piton

Budi Sudarsono saat melawan pemain Australia.

Sebagai seorang penyerang Budi Sudarsono bisa disebut memiliki beberapa kriteria yang menjadikannya predator kotak penalti. Mantan pemain Persija ini diberkahi anugerah seperti kecepatan, driblling, serta gocekan maut, yang lantas membuatnya menjadi momok menakutkan bagi para bek lawan saat tampil di lapangan. 


Budi Sudarsono dikenal ulet dan licin sehingga mendapat julukan 'Ular Piton'.

Hal itu pula yang membuatnya dijuluki si Ular Phyton dikarenakan pergerakannya yang licin bagai ular. Ada pula yang sering memanggilnya dengan sebutan Budigol. Selama karier profesionalnya Budi tercacat melesakan 143 gol dalam 361 penampilan selama berkostum Timnas maupun klub.


2. Rambut Gondrong

Budi Sudarsono dikenal sebagai bomber dengan ciri khas rambut panjang.

Meski lahir di Kediri, Jawa Tengah, Budi Sudarsono mengawali karier sepakbola profesionalnya dengan bergabung bersama salah satu klub raksasa nasional, Persebaya Surabaya padapada musim 1999/2000.


Budi Sudarsono hampir selalu memelihara rambut panjangnya selama berkarier di sepakbola.

Ada satu hal yang seolah sangat melekat dengan pemain bertinggi 174 cm itu dan membuatnya mudah dikenali oleh pecinta sepakbola Tanah Air adalah gaya rambutnya yang selalu gondrong hingga saat ini. 

Menarik ditelusuri apakah rambut gondrongnya ini kekuatan tersendiri layaknya Samson saat membobol gawang lawan.

 

3. Sosok Relijius

Budi Sudarsono dikenal sebagai sosok yang relijius.

Di balik sosoknya yang berambut gondong dan terkesan sangar saat berada di lapangan, Budi Sudarsono adalah seorang yang religious, selain itu ia dikenal sebagai pemain santun. Maklum saja karena ia termasuk salah satu pemain sepakbola nasional yang rajin beribadah.


Budi Sudarsono selalu berdoa saat akan memulai pertandingan.

Tak banyak yang tahu jika Budi adalah salah satu anggota organisasi muslim terbesar di tanah air Fatahillah. Ia bahkan sangat rajin mengikuti pengajian yang dilakukan kelompoknya itu. Sebelum menjadi pemain sepakbola profesional, Budi termasuk salah satu anggota yang paling aktif di kelompoknya.

Faktor pendidikan agama yang kuat juga membuatnya berani mengakui kesalahan dan berterus terang telah melakukan tindakan tidak fair terhadap pemain PSMS, Erwinsyah Hasibuan. Ia pun secara terbuka meminta maaf kepada PSMS itu. Di hadapan komisi disiplin (Komdis) Budi mengaku melakukan hal itu karena terprovokasi. 

 

4. Temparemental

Temparemen yang keras membuat Budi Sudarsono beberapa terkena hukuman.

Sebelumnya, Budi dikenal dengan penampilan yang kalem sehingga selalu menjadi perhatian tim lawan. Sayangnya, dalam beberapa penampilan ia berubah 180 derajat dan menjadi sedikit temperamen. 

Pada 2008 lalu pemain 36 tahun itu tertangkap kamera melakukan pemukulan kepada pemain PSMS Medan Erwinsyah Hasibuan, ketika Persik menjamu Ayam Kinantan di ajang Liga Super Indonesia. Atas ulahnya itu pula Budi harus berurusan dengan komisi disiplin (Komdis) PSSI. 


Meski memiliki kemampuan yang hebat, Budi Sudarsono juga memiliki temparemen yang keras.

Budi dilarang membela klubnya sebanyak tiga pertandingan di putaran kedua. Serta diwajibkan membayar denda Rp75 juta. 

Selain itu mantan pemain Persebaya itu juga pernah diberitakan menendang kaca di sebuah ruangan stadion Gelora Delta Sidoarjo kala masih membela Sriwijaya saat menghadapi Deltras Sidoarjo dalam lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) 2010 lalu.

 

5. Pernah Membela Persija Jakarta dan Persib Bandung

Budi Sudarsono saat membela Persib Bandung.

Karena memiliki kemampuan komplit sebagai seorang penyerang handal, Budi kemudian dikontrak persija pada musim 2002-2002. Pada kesempatan itu ia berhasil menyumbangkan 23 gol dalam 47 penampilannya. Di akhir musim Budi kemudian pindah ke Deltras dan kembali lagi pada 2003-2004, di periode keduanya ini Si Phyton hanya melesakan 6 gol dari 14 kali kesempatan.


Budi Sudarsono ketika berseragam Persija Jakarta.

Selain membela tim Macan Kemayoran, Budi juga tak ragu-ragu saat menerima pinangan rival abadi tim Ibukota yakni Persib Bandung. Pemain 36 tahun itu bergabung dengan Maung Bandung di 2009-2010, dimana dia tampil 25 kali dan mencetak 4 gol.


Budi Sudarsono kala masih membela Persib Bandung.

Selain itu pemain yang disebut-sebut sebagai drogba nya Indonesia ini juga pernah membela Sriwijaya, Persik Kediri, serta Polis Diraja Malaysia (PDRM), klub anggota Liga Super Malaysia dimana Budi dikontrak selama 4 bulan (8 kali main 6 gol).

 

6. Sering Berganti Klub

Budi Sudarsono saat bersama Sriwijaya FC.

Jika menilik catatan dan rekam jejaknya bersama klub selama karier profesionalnya, Budi bisa dibilang tidak betah berada di satu klub. Periode terlamanya adalah bersama persik Kediri di musim 2004-2007.

Betahnya Budi di Persik bukan karena ia memang suka klub itu. Tapi karena cedera parah yang menimpanya saat bersama tim tersebut. Ia bahkan harus istirahat cukup panjang yang membuat namanya sempat meghilang dari daftar timnas Indonesia, dalam beberapa pertandingan yang mereka mainkan.

Sementara karier tercepatnya adalah bersama klub Malaysia,Polis Diraja Malaysia (PDRM), selama 4 bulan. Selama berseragam Persebaya Si Piton hanya setahun dari 1999-2000, Persija Jakarta (2001-2002) kemudian di 2003-2004, Deltras (2002-2003) dan 2011-2012, Persik Kediri (2007-2008), Sriwijaya (2008-2009) dan 2010-2011, Persib Bandung (2009-2010), serta Persenga (2012-2013).

Persib BandungPersija JakartaPersik KediriSriwijaya FCBudi SudarsonoLiga Indonesia

Berita Terkini