Dosa-dosa Newcastle yang Bawa Bencana
Musim lalu Newcastle berhasil lolos dari degradasi setelah meraih kemenangan di pekan terakhir. Namun, pada musim ini mereka akhirnya harus terdegradasi dan bermain di Championship pada musim 2016/17 setelah bertengger di posisi 18 dengan 34 poin hingga pekan ke-37.
Meski Liga Primer Inggris masih menyisakan satu pertandingan, The Magpies dipastikan tidak mampu menyamai raihan 38 poin miliki Sunderland yang berada satu tingkat di atas zona degradasi.
Penggawa Newcastle saat merayakan gol.
Dari kejadian buruk itu, Newcastle seperti sedang mendapatkan balasan atas perilaku yang tidak adil terhadap pelatih dan pemain pada musim lalu.
Mereka tercatat dua kali memecat pelatih tanpa mengetahui masalah tim yang sesungguhnya. Selain itu, klub yang sudah berusia 123 tahun ini melakukan pemutusan kontrak sepihak dengan salah satu pemainnya.
Pada kesempatan kali ini, INDOSPORT akan menceritakan dosa-dosa yang dilakukan Newcastle tersebut secara gamblang.
1. Terdepaknya Alan Pardew
Newcastle banyak meraih hasil yang hebat ketika Pardew menjadi pelatih kepala pada Desember 2010. Saat itupun The Magpies berhasil meraih hasil fantastis, yaitu kemenangan 3-1 atas Liverpool di St James Park, membantai West Ham 5-0 pada awal 2011, dan menahan Arsenal 4-4 setelah tertinggal 0-4 di babak pertama.
Pada musim 2011/12, Newcastle berhasil finis di posisi lima hingga diri dinobatkan sebagai pelatih terbaik dalam beberepa kesempatan di musim tersebut.
Namun, kehancuran terjadi pada musim 2013/14. Pria 54 tahun itu meraih hasil negative hingga membuat penggemar gerah dan menuntut klub memecat Pardew. Semakin santernya tuntutan pemecatan, pihak klub menyuruhnya untuk menerima tawaran dari Crystal Palace.
Pada 29 Desember 2014 pun Pardew akhirnya angkat kaki dari Newcastle dan berlabuh di markas Crystal Palace. John Carver selaku asisten pelatih dan Steve Stone kemudian diangkat sebagai pengganti Pardew.
2. Kontrak Gutierrez Diputus
Seperti yang sudah disinggung di awal, Newcastle musim lalu selamat dari zona degradasi berkat kemenangan 2-0 atas West Ham di pertandingan terakhir. Jonas Gutierrez yang baru pulih dari penyakit kanker kantung kemih itupun menjadi salah satu pencetak gol di laga krusial.
Sayangnya, setelah berhasil selamatkan Newcastle, kontraknya justru tidak diperpanjang oleh pihak klub. Pernyataan tersebut dia terima melalui telepon. Tepatnya kejadian menyedihakan tersebut saat Gutierrez tengah mengikuti pelatihan sertifikasi pelatih di Irlandia Utara.
Ketika baru mengikuti satu sesi kelas, tiba-tiba Gutierrez mendapat telepon dari Carver yang menyatakan klub tidak lagi memberikan penawaran kontrak baru.
“Saya memang tidak pernah berharap memperoleh tawaran kontrak baru. Saya harus melanjutkan kehidupan saya. Namun, cara mereka menyampaikan penghentian kontrak melalui telepon sungguh mengecewakan. Mengapa mereka tidak bicara dengan saya secara langsung dan mengatakan, ‘kamu harus kami pecat’, itu lebih baik,” ujar Gutierrez kala itu.
3. John Carver dan Steve Stone Korban Terakhir
Setelah menyampaikan pernyataan untuk mengakhiri hubungan dengan Gutierrez, Carver dan Stone akhirnya jadi korban selanjutnya yang didepak.
Hal itu tentu sangat mengejutkan bagi keduanyat. Pasalnya, Carver dan Stone berjasa besar besar atas selamatnya Newcastle dari zona degradasi musim 2014/15.
Bahkan, setelah dipecat posisi Carver tidak dikembaliakn ke asisten pelatih. Dirinya justru benar-benar harus pergi dari St. James Park.
Tak lama setelah pemecatan itupun Newcastle mengumumkan Steve McLaren sebagai pelatih kepala, namun dirinya juga harus dipecat pada April 2016 setelah serangkaian hasil buruk.