Oliver Kahn (PART II): Kegemilangan dan Kegagalan The King
Beberapa minggu yang lalu, INDOPOSRT telah menyajikan ulasan mengenai legenda olahraga dalam diri sosok Oliver Kahn. Sosok Kahn dibahas secara lengkap mulai merintis kariernya sebagai pesepakbola profesional hingga menjadi kiper ternama dunia.
Dalam kesempatan kali ini, INDOSPORT akan membahas perjalanan kesuksesan dan kegagalan pemain yang memiliki julukan The King tersebut.
Kegagalan pertama Kahn diperoleh saat membela timnas Jerman di Euro 2000. Padahal ketika itu, Kahn baru saja dijadikan kiper utama Der Panzer. Sebelumnya, ia selalu kalah bersaing dengan Bodo Illgner dan Andreas Koepke.
Selanjutnya, ia kembali sukses bersama Bayern. Ia mampu mengantarkan Die Roten menjadi juara Liga Champions musim 2000-2001. Gelar tersebut merupakan trofi pertama Liga Champions yang diraih Kahn.
Kesuksesannya tersebut membuat Kahn dipandang sebagai kiper nomer satu dunia pada saat itu dan dijuluki The King. Banyak klub yang menginginkan jasa pemain yang ketika itu berumur 31 tahun. Namun, ia tetapi setia membela Bayern.
Setelah itu, kegagalan kembali menimpa Kahn. Pria kelahiran 15 Juni 1969 tersebut gagal membawa Jerman menjuarai Piala Dunia 2002.
Sampai akhirnya, Kahn mampu bangkit dan menjadi sosok kiper fenomenal dengan segudang prestasi yang diperolehnya bersama Bayern Munchen. Loyalitasnya pun sudah tak perlu diragukan lagi bersama klub berjuluk Die Roten tersebut hingga menyatakan pensiun pada tahun 2008.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut rangkuman tentang karier kegemilangan dan kegagalan The King hingga pensiun, yang telah disusun oleh INDOSPORT:
1. Kegagalan di Euro 2000.
Kegemilangan Kahn bersama Bayern diharapkan menular saat membela timnas Jerman di ajang Euro 2000. Ia digadang-gadang bakal menjadi andalan Der Panzer untuk bisa menjadi juara di turnamen empat tahunan paling bergengsi daratan Eropa tersebut.
Apalagi, Euro 2000 akan menjadi meomen pertama Kahn sebagai kiper utama Der Panzer. Setelah sebelumnya gagal bersaing dengan dua kiper ternama timnas Jerman, Bodo Illgner dan Andreas Koepke.
Sayang, Kahn gagal membawa Jerman berjaya di Euro 2000. Der Panzer gagal lolos dari babak penyisihan grup.
Oliver Kahn (kanan atas) bersama timnas Jerman.
Jerman kalah bersaing dengan Portugal dan Rumania. Kahn dkk. hanya mampu mengumpulkan satu poin dari tiga pertandingan, dan terdampar di dasar klasemen. Der Panzer hanya mampu menahan imbang Rumania 1-1, kalah 0-1 dari Inggris, dan kalah 0-3 dari Portugal.
Tangisan dan kegagalan kembali menghinggapi Kahn. Rasa frustasi kembali menghantui pikirannya.
2. Gelar Pertama di Liga Champions, Kisah Menghibur Canizares, dan Julukan The King
Usai gagal bersama timnas Jerman di Euro 2000, Kahn yang pernah membawa Bayern Munchen meraih juara Piala UEFA musim 1995-1996, kembali memperkuat Die Roten. Ia mengusung misi untuk bisa mengantar Bayern menjadi juara Liga Champions.
Pasalnya, Kahn gagal membawa Bayern menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya pada musim 1998-1999. Kahn bersama Bayern harus kalah menyakitkan dari Manchester United dengan skor 1-2. Gawang yang dijaga Kahn harus kebobolan dua gol dari Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solksjaer dalam waktu hanya tiga menit pertandingan akan berakhir. Setelah sebelumnya, bayern mampu unggul 1-0 terlebih dahulu.
Kegagalan tersebut membuat Kahn bersedih. Air mata menetes melalui dua matanya usai pertandingan melawan Manchester United.
Akan tetapi, semangat juang yang menjadi kunci sukses karier Kahn tak pernah padam. Ia terus berusaha untuk membayar kegagalannya meraih trofi Liga Champions.
Mimpi dan misi meraih trofi Liga Champions pun akhirnya terwujud ketika Bayern bertemu Valencia pada babak final musim 2000-2001. Kahn menjadi bintang lapangan untuk membawa Die Roten menjadi juara Liga Champions mengalahkan Valencia melalui drama adu tendnagan penalti dengan skor 5-4 (1-1).
Kahn berhasil tampil gemilang dalam drama adu penalti. Ia menggagalkan ekseskusi tiga penendang Valencia, yakni Zlatko Zahovic, Amedeo carboni, dan Mauricio Pellegrino.
Keberhasilan itulah yang membawa Kahn dijuluki The King.
Sang Raja sudah berhasil membayar tuntas tangisannya di final Liga Champions musim 19898-1999. Ia tersenyum gembira mengantarkan Bayern juara Liga Championsnya yang keempat.
Oliver Kahn menghibur Santiago Canizares.
Dalam momen tersebut, Kahn tidak hanya keluar sebagai pahlawan Bayern. Ia juga menjadi sosok pahlawan yang sangat dihormati para pemain Valencia.
Ia terlihat menghibur kiper Valencia, Santiago Canizares yang tengah menangis meratapi kekalahan timnya. Sikap itulah yang terus melambungkan nama Kahn menjadi salah satu pemain paling sportif.
3. Kegagalan Piala Dunia 2002 dan 2006
Berhasil membawa Bayern menjadi juara Liga Champions, membuat Kahn termotivasi untuk menorehkan tinta emas bersama timnas Jerman. Ia bermimpi bisa membawa Jerman menjadi juara dunia.
Kesempatan itu datang ketika ajang Piala Dunia 2002 yang berlangsung di Jepang dan Korea Selatan. Kahn yang bertindak sebagai kapten membawa Der Panzer melangkah mulus dari babak penyisihan grup.
Kahn berhasil mengantarkan Jerman menjuarai Grup F dan berhak lolos ke babak perdepalan final ditemani Republik Irlandia. Der Panzer berhasil mengumpulkan tujuh poin hasil dua kemenangan dan satu imbang. Jerman berhasil menyingkirkan Kamerun dan Arab Saudi.
Langkah Jerman bersama Kahn makin tak terbendung. Der Panzer berhasil mengalahkan Paraguay dengan skor 1-0 pada babak perdelapan final. Di perempat final, Der Panzer berhasil mengalahkan Amerika Serikat dengan skor 1-0.
Di semifinal, Kahn berhasil menyingkirkan tuan rumah, Korea Selatan dengan skor 1-0. Der Panzer pun berhak bertemu Brasil.
Oliver Kahn termenung usai Jerman dikalahkan Barsil 0-2 di final Piala Dunia 2002.
Sayang, Kahn gagal membawa Jerman menjadi juara dunia. Der Panzer kalah 0-2 dari Brasil. Gawang Kahn dengan mudahnya dibobol sebanyak dua kali oleh Ronaldo Luís Nazario de Lima.
Kahn gagal menorehkan tinta emas bersama Jerman. Ia kembali bersedih seperti tak percaya kegagalan selalu hinggap dalam dirinya kala berseragam timnas Jerman.
Mengingat, Kahn kembali gagal mempersembahkan gelar juara Piala Dunia 2006. Padahal ketika itu, Jerman bertindak sebagai tuan rumah.
Kahn yang kala itu menjadi pelapis Jens Lehmann mau tidak mau harus puas dengan kegagalan tersebut. Langkah Jerman dihentikan Italia di babak semifinal usai kalah 0-2.
Bak frutasi, Kahn akhirnya memutuskan pensiun dari timnas Jerman. Keputusan tersebut diambil juga atas dasar umurnya yang sudah tak muda lagi, yakni 37 tahun.
4. Kahn Pensiun
Usai pensiun dari timnas Jerman, Kahn fokus untuk menuangkan segala kemampuan terakhirnya bagi Bayern. Ia selalu menampilkan penampilan apik bersama Die Roten.
Kahn pun berhasil mempersembahkan satu gelar Bundesliga bagi Bayern pada musim 2007-2008. Gelar tersebut menjadi gelar terkahir untuk Bayern dan kariernya sebagai pemain sepakbola profesional.
Oliver Kahn usai menjalani laga terkahirnya bersama Bayern Munchen.
Kahn memutuskan pensiun sebagai pesepakbola profesional pada tahun 2008. Keputusan tersebut diambil ketika umurnya telah mencapai 39 tahun.
Semua tangis tumpah ruah di Stadion Allianz Arena, kandang Bayern. Semua pendukung Die Roten kehilangan sosok sang kiper legendaris berjuluk The King. Sosok kiper yang mengantarkan Bayern menjuarai 8 gelar Bundesliga, 6 gelar Piala DFB Pokal, 6 gelar Piala Super Jerman, satu gelar Liga Champions, satu gelar Piala UEFA, dan satu gelar Piala Interkontinental atau Piala Dunia antar Klub.