Selain Faktor Eduard Tjong, Ini Penyebab Kegagalan Garuda Muda di Piala AFF U-19
Langkah Timnas Indonesia U-19 di ajang Piala AFF U-19 2016 di Vietnam tidak bisa sampai jauh. Kenyataan itu didapat setelah skuat Garuda Muda menelan tiga kekalahan beruntun di babak penyisihan Grup B melawan Myanmar, Thailand, dan Australia.
Saat menghadapi Laos, Indonesia memang mampu mendulang kemenangan. Namun, perolehan poin mereka yang terpaut enam poin dari runner up grup, Australia membuat mereka mustahil untuk melewatinya.
Performa tersebut jelas berbeda jauh dengan apa yang ditampilkan Garuda Muda pada Piala AFF 2013, yang saat itu berhasil meraih gelar juara untuk pertama kalinya.
Lalu, apa penyebab Timnas U-19 kali ini tidak mampu mengulang kegemilangan yang pernah dilakukan para seniornya. Berikut INDOSPORT coba memaparkan penyebab Garuda Muda gagal menorehkan prestasi membanggakan di ajang Piala AFF U-19 2016:
1. Eduard Tjong Bukan Pilihan Tepat
Bila diibaratkan dalam anatomi tubuh, pelatih merupakan otak dalam sebuah tim. Ia bertugas untuk mengatur dan mendistribusikan rencana kepada para pemainnya untuk bisa mencapai hasil terbaik.
Bila memiliki seorang pelatih yang baik dan mumpuni, maka sebuah tim tentunya tidak akan kesulitan untuk meraih kemenangan.
Lalu bagaimana dengan sosok pelatih Timnas Indonesia U-19 saat ini, yakni Eduard Tjong?
Semenjak resmi ditunjuk sebagai pelatih Garuda Muda oleh PSSI, banyak pihak yang mempertanyakan mengapa pria kelahiran 01 Januari 1962 ini bisa ditunjuk sebagai pelatih Timnas.
Pasalnya, pria yang akrab disapa dengan Edu ini belum memiliki rekam jejak kepelatihanĀ di level internasional. Selain itu, di level klub sendiri, Edu juga tidak mampu menorehkan prestasi gelar juara.
Lihat saja, klub terakhir yang dilatihnya, yaitu PS TNI. Setelah tujuh laga di kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC), Edu tidak pernah membawa timnya meraih kemenangan sekalipun (tiga hasil imbang dan empat kekalahan).
Hasil itu pun membuatnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari PS TNI pada Juni lalu, sebelum pada pertengahan Juli, PSSI resmi menetapkannya sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19 untuk berlaga di Piala AFF U-19 2016.
2. Pemilihan dan Jadwal Latihan Timnas U-19 yang Terburu-Buru
Hasil tidak memuaskan yang diraih Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2016 tidak terlepas dari waktu yang mepet untuk menyeleksi para pemain yang mengisi skuat Garuda Muda.
Ya, semenjak ditunjuk sebagai pelatih resmi Timnas U-19, Eduard Tjong hanya memiliki waktu selama kurang lebih satu bulan untuk menyeleksi pemain-pemain muda yang bisa dibawanya mengikuti kompetisi tahunan negara-negara di Asia Tenggara tersebut.
Kurangnya waktu tersebut juga tidak terlepas dari keputusan Kementrian Pemuda dan Olahraga yang baru mencabut pembekuannya terhadap PSSI pada Mei lalu.
Setelah resmi menunjuk pemain yang dibawanya, Edu pun dibatasi dengan waktu untuk menggelar latihan. Tercatat sejak resmi mengumumkan pemainnya, Timas U-19 hanya melakoni tujuh latih tanding.
Kebanyakan dari lawan mereka pun hanya tim-tim lokal amatir dan hanya satu yang bertaraf internasional, yakni saat menghadapi timnas Filipina U-19 pada pertengahan Agustus.
Hal ini jelas berbeda dengan yang dirasakan oleh Indra Sjafri ketika menjadi pelatih Timnas U-19 pada 2013 lalu. Pria yang kini menukangi Semen Padang tersebut memiliki waktu yang cukup panjang untuk menyeleksi para pemainnya.
Ia bahkan sempat melakukan blusukan ke daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia demi mencari bibit-bibit unggul yang bisa mengisi skuat Garuda Muda di ajang Piala AFF U-19 2013.
3. Mental Pemain
Mental merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan oleh sebuah tim untuk bisa meraih kemenangan. Tanpa mental, pemain tentunya tidak memiliki semangat juang untuk bisa mengalahkan lawannya.
Hal inilah yang nampaknya belum dimiliki oleh skuat Garuda Muda asuhan Eduard Tjong dalam kompetisi Piala AFF U-19 2016.
Tidak mengherankan memang, mengingat dari total 23 pemain yang dibawa Edu, sedikit di antara mereka yang merupakan pemain utama klub-klub tertinggi sepakbola Indonesia.
Tercatat hanya empat orang di Timnas Indonesia U-19 asuhan Edu yang merupakan pemain utama di klubnya. Mereka adalah Muhammad Riyandi (Barito Putera), Pandi Lestaluhu (PS TNI), Dimas Drajad, dan Awan Seto, selain itu mereka juga masuk dalam skuat Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri 2013 lalu.
Sisanya, kebanyakan pemain yang ditunjuk Edu merupakan pemain yang bermain di klub-klub kasta bawah dan belum memiliki jam terbang yang mumpuni di level internasional.