12 Tahun Sriwijaya FC, dari Persijatim Sampai Dapat Rekor MURI
Presiden Sriwijaya FC, Dodi Reza Alex, beberapa jam lalu membuat perayaan dengan meresmikan sebuah cafe dan toko merchandise tim. Melalui akun Twitternya, dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama selama 12 tahun ini.
Sebuah kemenangan kala menjamu tim Macan Kemayoran dalam pertandingan lanjutan Torabika Soccer Championship, tentu akan menyempurnakan perayaan ulang tahun Laskar Wong Kito.
Bukan hanya untuk mengembalikan Laskar Wong Kito ke performa terbaiknya pasca kalah 2-1 atas PSM Makassar, Senin (17/10/16) lalu, kemenangan tersebut akan dinikmati oleh seluruh Sriwijaya Mania yang hadir di Stadion Jakabaring.
Sejak berdiri pada 23 Oktober 2004, Sriwijaya sendiri telah meraih banyak prestasi di turnamen profesional Indonesia. Namun tim yang kini diasuh oleh Widodo Cahyono Putro itu memiliki sejumlah cerita menarik di balik kejayaannya di kancah sepakbola nasional.
Kali ini, INDOSPORT menyajikan cerita perjalanan Sriwijaya FC sejak membeli lisensi Persijatim, sampai mendapat rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai tim sepakbola pertama yang meraih double winner.
1. Berawal dari Persijatim
Persijatim adalah sebuah klub asal Jakarta Timur yang berdiri tahun 1978. Pada tahun 2002, klub ini memiliki masalah finansial sehingga harus pindah markas ke Solo. Sejak saat itu, namanya berubah menjadi Persijatim Solo FC.
Namun, kondisi sepakbola Solo sendiri saat itu sedang mengalami 'mati suri' karena bubarnya Arseto Solo. Hal itu kemudian membuat kondisi Persijatim tidak kunjung membaik.
Dua tahun berada di sana, klub tersebut tidak mengalami perkembangan dan terancam gulung tikar.
Tetapi pemerintah provinsi (pemprov) Sumatera Selatan kemudian menyelamatkan nasib Persijatim. Saat itu, pemprov Sumsel berambisi mempunyai sebuah tim di divisi tertinggi sepakbola Indonesia. Lebih dari itu, mereka memiliki Stadion Jakabaring yang berkapasitas 40.000 orang.
Pemrov Sumsel kemudian mengakuisisi Persijatim, dan mengganti namanya menjadi Sriwijaya FC pada 23 Oktober 2004. Itulah momen kebangkitan klub tersebut.
2. Sepak Terjang Sriwijaya FC
Laskar Wong Kito memulai kancah sepakbola turnamen profesional Indonesia musim 2004/05. Di tahun pertamanya, Sriwijaya FC tampil tidak begitu bagus dan hanya menduduki peringkat 9 Divisi Utama Liga Indonesia.
Tetapi mereka berhasil memperbaiki performa secara perlahan. Tiga tahun kemudian Sriwijaya mampu menduduki peringkat pertama wilayah barat Divisi Utama Liga Indonesia tahun 2007 dan menjadi juara.
Prestasi itu menjadi tanda kebangkitan Laskar Wong Kito. Sebab di tahun-tahun berikutnya, Sriwijaya kemudian menyabet berbagai gelar di kancah nasional.
Berikut ini sejumlah gelar yang sudah didapat Sriwijaya FC:
2008: Juara Liga Indonesia (ISL), dan Juara Piala Indonesia
2009: Juara Piala Indonesia
2010: Juara Piala Indonesia, Juara Community Shield, dan Juara Inter Island Cup
2011: Juara Bintang Babel Cup
2012: Juara Liga Indonesia (ISL), Juara Inter Island Cup, dan Juara Perang Bintang
3. Mendapat Rekor MURI
Gemilangnya penampilan Sriwijaya FC di turnamen profesional Indonesia bahkan membuat tim tersebut masuk ke dalam Museum Rekor Indonesia. MURI mencatat tim Laskar Wong Kito sebagai klub pertama yang meraih dua piala dalam satu musim, yakni piala Liga Indonesia dan Piala Indonesia pada musim 2007/08.
Di final Piala Indonesia saat itu, Sriwijaya berhasil mengalahkan Persipura Jayapura lewat adu penalti dengan skor 4-1, setelah imbang 1-1 di pertandingan normal.
Sedangkan di final Liga Indonesia, Laskar Wong Kito sukses mengalahkan PSMS Medan dengan skor 3-1, lewat gol Anaoure Obiora, Keith Kayamba Gumbs, dan Zah Rahan.
Saat itu Sriwijaya FC masih diperkuat Ferry Rotinsulu, Isnan Ali, dan Wijay Sing. Dengan tiga pemain nasional itu, penampilan Laskar Wong Kito tampak sangat superior.