Richie Risnal, Diincar Klub Belanda dan Harapan untuk Bela Timnas Indonesia (Bag.2)
Richie Risnal mengaku sebagai sebagai salah satu penggemar berat Barcelona. Ayahnya, Verlyn Risnal pun bercerita bahwa sosok Ronaldinho menjadi salah satu yang menginspirasi Richie ketika masih belia.
"Dulu waktu bayi richie sering menonton video Ronaldinho dan dia suka mengikuti gerakannya walaupun tidak sempurna," ujar Verlyn kepada INDOSPORT.
Kini Richie mengidolai Neymar dan Cristiano Ronaldo. Namun, Lionel Messi adalah panutannya dalam mengolah si kulit bundar.
Namun, yang menarik, Richie juga nge-fans dengan Persib Bandung. Meskipun tidak mengenal satu per satu para penggawa Maung Bandung, namun Richie tahu soal Djajang Nurdjaman.
"Kalau klub indonesia Iya Persib karena mamanya dari Bandung. Kalau klub dunia dia bilang Barcelona," tukas Verlyn.
Richie sendiri berharap suatu hari nanti bisa bergabung dengan Barcelona. Namun, kini pemuda kelahiran tahun 2007 ini masih fokus membenahi mental dan kualitas permainannya.
Richie sendiri tengah dipantau oleh Feyenoord Rotterdam yang merupakan salah satu klub besar di Belanda. Klub yang pernah dibela Giovanni van Bronckhorst dan Dirk Kuyt ini bahkan telah 2 tahun memantau perkembangan Richie.
"Kita lagi tunggu kabarnya, dan juga kita harus konfirmasi dengan sekolah, karena jaraknya (pusat latihan) sekitar 60 km dari rumah," kata Verlyn.
Verlyn sendiri mengatakan bahwa dirinya sempat menolak pinangan dari Feyenoord dan 3 klub lain yang meminang Richie. Namun, Feyenoord tetap bersikukuh dan akhirnya membuat Verlyn berusaha mempersiapkan sang anak untuk bisa siap saat bergabung kelak.
"Kita menolak karena saat itu dia baru berumur 7 tahun dan jarak dari rumah sangat jauh. Dulu jarak dari rumah ke Feyenoord sekitar 212 km pulang-pergi. Buat anak yang baru 7 tahun terlalu jauh," kata Verlyn.
Bahkan di tengah persiapannya untuk menunggu kepastian dari Feyenoord, Richie pun sempat ditawari untuk bergabung dengan Sir Bobby Charlton Soccer Schools. Sempat menjalani hari pertama trial, Verlyn memutuskan tak melanjutkan karena sang anak kelelahan.
"Baru latihan sekali besoknya saya telepon (ke pihak Sir Bobby Charlton Soccer Schools) kalau Richie tidak datang lagi. Karena dia tidur di kelas karena kecapekan," tutur Verlyn.
Meski tengah sibuk mempersiapkan diri menuju karier profesional, Richie tetap menyempatkan diri untuk memantau persepakbolaan Indonesia. Richie pun ikut mendukung Indonesia selama berlangsungnya Piala AFF 2016 lalu.
Richie sempat kecewa karena Indonesia gagal menjadi juara di turnamen tersebut. Bahkan, bocah yang kini berguru di Coerver Soccer Academy tersebut sempat ngambek dan harus dibujuk oleh sang ayah.
Verlyn mengatakan bahwa sang anak tidak henti berkomentar soal pola permainan Skuat Garuda. Sang ayah bahkan mengatakan bahwa Richie sama antusiasnya kala menyaksikan Timnas Belanda dan Timnas Indonesia berlaga.
"Cuma kalau nonton Timnas Belanda dia bilang pemainnya sangat tenang menguasai bola dan Timnas Indonesia malah sebaliknya," ujar Verlyn.
Pun demikian saat ditanya perihal Timnas yang bakal dibelanya kelak. Meski tak menampik akan berseragam Oranye, Richie mengaku lebih berhasrat membela Merah Putih.
"Saya tanya Richie barusan, dia bilang siap membela Timnas mana saja kalau memang dia sangat dibutuhkan, terus dia bilang sebenarnya sih Indonesia," kata Verlyn.
Bahkan saat ditanya soal peluang untuk bisa membela Indonesia, Richie akan sangat siap. Pun demikian dengan sang ayah yang akan mengatur segala hal untuk anaknya, termasuk pendidikan, jika sang anak dipanggil membela Skuat Garuda.
"Langsung packing, Insya Allah kalau mendapat undangan (pendidikan) bisa diatur," kata Verlyn.
Kini tinggal menunggu bagaimana kesiapan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam menjaga komitmen mereka untuk memantau bakat muda Indonesia di luar negeri. Apalagi, usia Richie yang baru akan masuk 10 tahun, 13 Februari 2017 nanti, membuat PSSI sebenarnya tidak perlu lagi melakukan naturalisasi kelak saat dirinya menginjak usia 19 tahun.