Ini 8 Suporter Paling Fanatik di Sepakbola Indonesia
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang digandrungi banyak orang di planet bumi ini. Tak sekadar menjadi cabang olahraga, sepakbola telah terbentuk sebagai hiburan masyarakat di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Mayoritas masyarakat tanpa pandang bulu atau SARA (Suku, Ras, Antar Golongan) sangat menyukai sepakbola.
Beralih ke ruang lingkup kecil yakni Indonesia, dalam catatan sejarahnya, sepakbola di Indonesia awalnya merupakan alat pemersatu bangsa. Sepakbola lahir di Tanah Air sebagai alat perjuangan bangsa mengusir penjajah.
Hal itu tidak terlepas dari ucapan penggagas berdirinya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Ir. Soeratin. Lalu juga diucapkan salah satu tokoh pejuang Indonesia, Tan Malaka.
“Kalau di sepakbola kita bisa mengalahkan Belanda, kelak di lapangan politik pun kita bisa mengalahkan Belanda," kata Ir. Soeratin.
"Sepakbola adalah alat perjuangan bangsa," ucap Tan Malaka.
Namun, kini sepakbola di Indonesia telah berkembang menjadi hiburan dan industri, seperti yang terjadi di luar negeri. Tak ayal, mayoritas masyarakat Indonesia dari anak-anak, remaja, orang tua, lelaki, hingga perempuan menyukai olahraga yang kerap disebut bal-balan tersebut.
Setiap pertandingan sepakbola di Indonesia selalu dinantikan masyarakat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke stadion memberikan dukungan kepada tim kesayangannya untuk bertanding. Hal itu bisa dilihat ketika Tim Nasional (Timnas) Indonesia bertanding.
Di antara sekian banyak puluhan ribu orang yang memadati stadion untuk menyaksikan pertandingan sepakbola, ada sekelompok orang yang memiliki loyalitas terhadap klub kebanggaannya. Istilah itu dikenal dengan nama suporter.
Kelompok tersebut tak mengenal kata lelah untuk mendukung klub kebanggaannya bertanding. Sifat loyalitas, fanatisme, dan kreativitas menyatu dalam darah mereka.
Di Indonesia, ada beberapa kelompok suporter fanatik yang mendukung klub kesayangannya. Apa saja itu? Berikut INDOSPORT rangkum delapan suporter paling fanatik di kancah sepakbola Indonesia.
1. The Jakmania (Persija Jakarta)
The Jakmania merupakan suporter kebanggaan Persija Jakarta. The Jakmania lahir pada tanggal 19 Desember 1997. Ketika itu, Liga Indonesia (Ligina) IV sedang bergulir.
Ide pembentukan The Jakmania lahir dari sosok Diza Rasyid Ali yang kebetulan menjabat sebagai manajer Persija ketika itu. Setelah mengemukakan ide dan berkumpul dengan tokoh-tokoh yang mendukung Persija ketika itu, seperti Ferry Indra Syarif dll, pembentukan The Jakmania mendapat restu dari Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Sutiyoso yang juga bertindak selaku Dewan Pembina Persija.
The Jakmania memiliki kepengurusan yang dipimpin oleh seorang ketua umum. Ketum tersebut dipilih oleh seluruh anggota kepengurusan The Jakmania setiap dua tahun sekali.
Saat pertama kali didirikan, artis yang merupakan pendukung fanatik Persija, Gugun Gondrong diberi mandat untuk menjadi Ketum The Jakmania. Seiring berkembangnya waktu, nama-nama seperti Ferry Indra Syarif, Muhammad Larico Ranggamone, hingga Richard Ahmad pernah menjadi Ketum The Jakmania. Kini tonggak kepemimpinan The Jakmania kembali ke tangan Ferry Indra Syarif.
Saat ini markas The Jakmania berada di kawasan kompleks GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. Sebelumnya, sekretariat The Jakmania ketika itu berada di markas Persija Jakarta, Stadion Menteng, Jakarta Pusat. Setelah itu sekretariat The Jakmania pindah ke Stadion Lebak Bulus sebelum kemudian dipindahkan ke Ragunan.
Seiring berjalannya waktu, The Jakmania juga memiliki suporter khusus kaum hawa yang dinamakan, Jak Angel.
Sudah tidak perlu diragukan lagi loyalitas dan kreativitas The Jakmania dalam mendukung tim Macan Kemayoran. Setiap kali Persija bermain, Jakmania selalu penuhi stadion. Hal itu bisa dilihat saat Persija kini bermain di Gojek Traveloka Liga 1.
2. Viking (Persib Bandung)
Viking Persib Fans Club atau yang dikenal dengan sebutan familiar Viking merupakan suporter fanatik klub Persib Bandung. Viking didirikan pada tanggal 17 Juli 1993.
Viking didirikan atas ide dari (Alm) Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat. Nama Viking diambil dari suku bangsa yang mendiami kawasan Skandinavia di Eropa Utara.
Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotisme, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari pengadopsian nama Viking ke dalam nama suporter fanatik Persib Bandung.
"Saat itu, ada almarhum Ayi Beutik, Heru Joko dll. Kami pertama kali sebagai suporter fanatik yang ikut Persib main tandang pada tahun 1996. Ketika itu, Persib berhadapan dengan PSIM Yogyakarta," ujar Yana Umar, salah satu orang yang ikut dalam perundingan mendirikan Viking.
3. Bonek (Persebaya Surabaya)
Bonek merupakan suporter fanatik Persebaya Surabaya. Bonek lahir pada tahun 1988. Istilah Bonek berasal dari akronim bahasa Jawa, Bondo Nekat yang artinya modal nekat.
Istilah Bonek lahir ketika para suporter Persebaya berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk menyaksikan klub kesayangannya bertanding di Jakarta.
Saat ini, Bonek mempunyai kepengurusan dan dipimpin oleh Ketua Umum (Ketum) Andi Peci dan memiliki hampir 50 ribu lebih basis pendukung di seluruh wilayah Indonesia. Selain dikenal fanatismenya, Bonek juga memiliki kreativitas yang tak terhingga khususnya dalam dunia bisnis.
Suporter kebanggaan Persebaya Surabaya tersebut memiliki toko resmi yang menjual merchandise asli tim Bajul Ijo yang bernama Green Shop. Saat ini, Sekretariat Bonek berada di Jalan Kaliwaron no. 104, Kota Surabaya.
4. Aremania (Arema FC)
Aremania lahir dari dasar simpatisan pendukung Arema. Bukan berdasarkan bentukan PS Arema Malang.
Aremania lahir ketika tahun 1997. Nama Aremania muncul karena dinilai bisa mempersatukan suporter Arema. Secara psikologis persamaan dasar antara Arema dan Aremania membuat suporter merasa bersatu.
Berbeda dengan yang lain, Aremania benar-benar lahir dan ditakdirkan bukan sebagai organisasi melainkan kelompok suporter yang mencintai klub kebanggaannya. Yang menarik, beda dengan kelompok suporter lain, Aremania tidak memiliki ketua umum.
Saat ini, Aremania telah memiliki lebih dari 50 ribu basis pendukung di seluruh wilayah Jawa Timur, termasuk beberapa wilayah di Indonesia.
Bahkan Aremania rela membuka beberapa bisnis penjualan merchandise klub untuk menambah biaya administrasi klub. Markas Aremania saat ini berada di lingkungan dekat Stadion Kanjuruhan, Malang.
5. Pasoepati (Persis Solo)
Pasoepati merupakan kelompok suporter fanatik Persis Solo. Pasoepati lahir pada tahun 2000. Kelahiran Pasoepati tidak terlepas dari klub Pelita Jaya yang bermarkas di Stadion Manahan, Solo.
Pasoepati lahir dari akronim Pasukan Soeporter Sejati Pelita. Saat Pelita Jaya berpindah markas, Pasoepati mendukung klub Persijatim Solo FC. Tidak lama kemudian, Persijatim Solo FC pindah markas ke Palembang dan berubah menjadi Sriwijaya FC.
Selanjutnya, Pasoepati mendukung klub Persis Solo yang promosi ke divisi utama Liga Indonesia. Akhirnya Pasoepati menjadi pendukung klub Persis Solo. Sekretariat Pasoepati berada di kompleks Stadion Mahanan, Solo.
6. The Macz Man (PSM Makassar)
The Macz Man merupakan kelompok suporter fanatik PSM Makassar. Tha Macz Man lahir pada tahun 2000.
Lahirnya Tha Macz Man tidak terlepas dari kondisi tim PSM yang lesu di Liga Indonesia ketika itu. Tim Juku Eja harus kehilangan gairah bermain saat menghadapi Arema dalam lanjutan Liga Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Malang, akibat teriakan yel-yel dari Aremania.
Untuk itu, pemain PSM Makassar meminta para suporter untuk berlatih meneriakkan yel-yel penyemangat untuk menghadapi pertandingan selanjutnya. Atas permintaan tersebut, tiga orang suporter PSM Makassar yaitu, Amrullah Pase, Iriantosyah Kasim, Ocha Alim mengabulkan permohonan tim Juku Eja.
Ketiga orang tersebut mengajak seluruh kelompok suporter berlatih meneriakkan yel-yel dengan bantuan latihan dari komando yang didatangkan langsung dari Pasoepati.
Akhirnya terbentuk The Macz Man atau singkatan dari Macazzart, yang mengambarkan laki-laki asli Makassar yang memulai untuk mendirikan kelompok suporter PSM Makassar. Sekretariat The Macz Man berada di Jalan Laccukang Makassar.
The Macz Man dipimpin seorang ketua umum. Sosok Ketum The Macz Man saat ini adalah Ocha Alim.
7. LA Mania (Persela Lamongan)
LA Mania terbentuk pada tahun 2001. LA Mania berdiri atas bentukan kelompok-kelompok fans klub yang berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut, di antaranya Lamongan Fans Club (LFC), Alex Fans Club, dan sejumlah kelompok suporter lainnya.
Ketika itu, kelompok suporter Persela bersatu usai tim kesayangannya melaju ke Divisi I Liga Indonesia. LA Mania selalu setia menemani Laskar Joko Tingkir hingga masuk ke kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada tahun 2007 hingga saat ini di Gojek Traveloka Liga 1.
LA Mania pernah dinobatkan sebagai suporter terbaik ISL musim 2008-2009. Saat ini, LA Mania memiliki hampir 86 koordinator wilayah di seluruh Indonesia, khususnya wilayah Jawa Timur. LA Mania berada di Jalan Lamongrejo No.01 Lamongan.
8. Brigata Curva Sud (PSS Sleman)
Brigata Curva Sud merupakan kelompok ultras PSS Sleman. BCS mengambil influence dari para ultras ternama dunia, seperti St Pauli di Jerman. Akan tetapi, BCS tetap mengedepankan identitas sendiri.
"Kita merupakan kelompok PSS yang paling muda. Awalnya, kita berkumpul dengan para suporter ultras PSS pada tanggal 5 Februari 2011. Dengan visi dan misi yang sama akhirnya terbentuk BCS. Tanggal berkumpul diambil sebagai hari lahirnya BCS," kata salah satu orang yang ikut dalam perundingan mendirikan BCS, Muhammad Zulkarnaen kepada INDOSPORT.
"Hal yang diresapi dari dulu sebagai identitas kami yakni, beli tiket, berdiri, dan menyanyikan lagu penyemangat (yel-yel)," ujar pria yang akrab disapa Fikar tersebut.
BCS memiliki segudang koreografi yang kreatif. BCS masuk menjadi salah satu suporter terbaik di dunia pada tahun 2016 versi media asing Copa90. BCS masuk dalam kategori suporter terbaik bersanding dengan suporter garis keras di seluruh dunia seperti CSKA Sofia (Bulgaria), Newell's Old Boys (Argentina), Dynamo Dresden (Jerman), dan Legia Warszawa (Polandia).
Tidak sampai di situ, BCS merupakan salah satu suporter ultras di dunia yang mengedepankan ekonomi kreatif. Mereka menjalankan bisnis dengan industri merchandise bernama CSS (Curva Sud Shop). Keuntungannya bisa membantu administrasi PSS.
"CSS sebagai alat perjuangan, secara tidak langsung mengenalkan BCS. Banyak barang yang mengenalkan identitas BCS. Awal Februari 2012 berdirinya. Awal terbentuknya untuk kampanye, mengenalkan bahwa suporter ultras itu tidak identik dengan kekerasan (tradisional fanatisme)," kata Fikar.
"Satu mimpi BCS adalah membeli tanah untuk CSS. Bahkan bisa membeli tanah untuk dijadikan lapangan latihan PSS. PSS latihan harus bayar di Stadion Maguwoharjo. Semoga semua itu bisa kami realisasikan di tengah perkembangan BCS yang makin pesat dengan 20 sezione (basis regional) dan basis anggota perempuan bernama Ladies Curva Sud (LCS) sejak tahun 2012," tutup Fikar.