Deretan Aksi Kontroversial Pelaku Sepakbola Indonesia
Masih segar dalam ingatan pecinta sepakbola tanah Air kelakuan pelatih Persebaya Surabaya, Iwan Setiawan yang mengajak pendukung tim berkelahi dengan dirinya, akibat diprotes terkait hasil kurang memuaskan yang diraih tim Bajul Ijo dalam dua laga Liga 2.
Sosok Iwan Setiawan memang dikenal sebagai pelatih yang tak bisa lepas dari masalah dan kontroversi. Berbagai ucapan menyayat hati kerap dilontarkan pria berkaca mata ini.
Namun, di kancah sepakbola Indonesia, Iwan Setaiwan ternyata tidak sendiri. Ada sosok tua dan muda yang juga pernah melakukan hal-hal diluar dugaan, yang bahkan sedikit 'gila' lantaran menunjukan alat vital di tengah lapangan.
Siapakah sosok-sosok tersebut dan bagaimana aksi-aksi kontroversial mereka yang membuat setiap orang geleng-geleng kepala? Berikut INDOSPORT merangkumnya untuk pembaca setia.
1. Iwan Setiawan
Pelatih yang satu ini menjadi buah bibir dalam beberapa hari terakhir lantaran aksi tak terpujinya saat tim asuhannya, Persebaya Surabaya kalah 1-2 dari Martapura FC.
Iwan tertangkap kamera mengacungkan jari tengah ke arah Bonek, ketika bus Persebaya akan keluar dari markas Martapura FC, Stadion Demang Lehman, Minggu (30/04/17).
Pelatih 49 tahun tersebut tak terima dengan protes Bonek atas kekalahan Persebaya. Iwan kemudian tak sanggup menahan emosi dan berusaha untuk mendatangi kerumunan Bonek untuk menantang berkelahi, saat keluar dari Stadion Demang Lehman, Minggu (30/04/17).
Akibat perbuatannya, Iwan kemudian mendapat sanksi dari manajemen Persebaya berupa larangan menemani tim berlaga di satu pertandingan Liga 2. Selain itu, pria asal Medan itu juga didenda sebesar Rp100 juta.
Namun, bukan kali ini saja Iwan Setiawan dikenal akibat perbuatan kontroversinya. Jauh sebelum menangani Persebaya, Iwan juga pernah membuat pendukung Persib, Bobotoh merasa kesal lantaran menyebut Persib Bandung bukan tim istimewa meski dihuni pemain level Timnas.
"Persib hanya mengumpulkan pemain-pemain bintang, tapi secara strategi bermain mereka tidak spesial dan tidak juga istimewa," ujar Iwan dikutip MySamarinda.com.
"Saya tahu persis seperti apa permainan Persib Bandung, mereka bukan bermain sepakbola yang sesungguhnya, strategi yang diperagakan Djadjang Nurdjaman tidak ada apa-apanya," tegasnya kala itu.
Iwan Setiawan juga dikenal tidak mengenal 'belas kasihan' jika mengkritik penampilan buruk anak asuhnya. Ia gemar melontarkan kalimat-kalimat yang memicu pro dan kontra di depan publik. Pernyataan pertama yang keluar dari mulutnya adalah dirinya harus bengis kepada para pemainnya agar mendapatkan performa terbaik.
"Memang harus sedikit bengis dalam menangani anak-anak ketika latihan, kalau tidak begini mustahil bisa menjadi lebih baik," ujar Iwan seperti dikutip dari Solopos.com ketika masih menangani Persijatim Solo (sekarang Sriwijaya FC) 2002 lalu.
Meksi demikian, prestasi yang dirorehkan Iwan Setiawan juga cukup bagus. Ia pernah mengantarkan Pusamania Borneo FC (sekarang Borneo FC) menjadi juara Divisi Utama 2014 dan lolos ke Indonesia Super League (ISL) 2015.
Sebagai seorang pelatih Iwan nyatanya memiliki lisensi A dari Asian Football Confederation (AFC) pada tahun 1997. Setahun kemudian, ia mendapat sertifikat A yang merupakan lisensi tertinggi dunia kepelatihan dari KNVB (PSSI-nya Belanda).
2. Hermansyah
Para pendukung Timnas Indonesia era 80-an pasti tak asing dengan sosok penjaga gawang kawakan, Hermansyah. Ia dikenal sebagai salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Salah satu 'jasa' yang mungkin tak akan pernah dilupakan ialah saat Hermansyah dkk hampir melenggang ke Piala Dunia 1986 di Meksiko. Namun, sayang di partai penentuan babak akhir kualifikasi (fase ketiga), Indonesia yang menjadi juara grup 3 B kalah dari Korsel yang juara grup 3 A.
Nama Hermansyah kembali mencuat saat menjabat sebagai pelatih kiper untuk klub PS Bangka. Namun kali ini namanya melambung bukan karena prestasi, melainkan aksi kontroversi yang merujuk 'gila' dilakukannya pada 2013 silam.
Saat itu Hermansyah tertangkap kamera wartawan menunjukkan alat vitalnya. Insiden itu terjadi saat laga babak 12 besar Grup I Divisi Utama PT Liga Indonesia, setelah PS Bangka mengimbangi tuan rumah PSIS Semarang 1-1 di Stadion Jatidiri, Senin (19/08/13). Ditenggarai Hermansyah nekat melakukan aksi 'memalukan' tersebut saat cekcok dirinya dengan salah seorang panpel.
Akibat tindakannya, Hermansyah kemudian diganjar hukuman oleh Komdis PSSI berupa larangan mendampingi tim selama 6 bulan plus denda Rp25 juta.
Namun, dengan berbesar hati, ia menyampaikan permohonan maaf atas perilakunya tersebut.
"Saya pribadi menyadari kesalahan yang saya lakukan dan merupakan contoh buruk, namun semua itu karena sangat kecewa PS Bangka dikerjai melewati batas," ujar Hermansyah kala itu.
3. Kurnia Meiga Hermansyah
Kiper Arema FC ini memang tidak perlu diragukan lagi kapasitasnya. Ia pernah membawa Arema Indonesia (Sekarang Arema FC) juara Indonesia Super League (ISL) 2009/2010. Selain itu, Kurnia Meiga juga selalu menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Timnas Indonesia dalam beberapa tahu terakhir.
Sayangnya, Kurnia Meiga memiliki sedikit catatan tidak terpuji selama menjadi pesepakbola. Tahun 2008 Meiga dihukum Komdis PSSI dengan larangan bermain di pentas sepakbola nasional selama 12 bulan dan denda Rp30 juta.
Hal itu terjadi lantaran, ia dianggap menjadi biang kerusuhan pada laga Arema kontra PKT Bontang di Stadion Kanjuruhan, Malang, 13 September 2008. Namun, karena dinilai sebagai pemain muda yang karirnya masih panjang, hukuman tersebut dikurangi dan Meiga hanya menjalani lima bulan saja.
Tak berhenti di situ, Kurnia Meiga kembali menjadi perbincangan setelah melakukan tindakan provokatif saat Arema Cronus (sekarang Arema FC) menang 1-0 atas Semen Padang dengan di Indonesia Super League [ISL] 2014 di Stadion Haji Agus Salim, Padang.
Ia dikabarkan memberikan respons berlebihan kepada penonton tuan rumah. Bahkan, kiper berusia 26 tahun itu kedapatan menendang bola ke arah tribun penonton dan juga mengacungkan jari tengah ke arah suporter Semen Padang, usai laga.
"Saat Irsyad dikeluarkan, penonton terus melempari kami, termasuk mengarah kepada bench. Saya hanya ingin mereka berhenti. Karena itu saat ada lemparan air mineral saya menendangnya," kata Kurnia Meiga, membela diri.
"Lemparan masih berlanjut dan saya coba tendang bola ke arah tribun, ya ke arah tribun bukan ke arah penonton. Namun hal ini membuat seluruh stadion mengolok-ngolok kita," kiper timnas Indonesia itu menjelaskan.
Akibat tindakan tersebut Komdis PSSI pun memberikan sanksi larangan bermain dua laga dan juga denda sebesar Rp50 juta.