Viking Persib Club dan Dukungan Lain untuk Maung Bandung
Di masa awal kelahirannya, Viking Persib Club (VPC) hanyalah bagian kecil dari Bobotoh atau suporter Persib Bandung. Namun berbagai aksinya kerap menarik perhatian.
Di dalam lapangan, nyanyian dan yel-yel yang mereka teriakan selalu ingar. Sementara aksi mereka di luar lapangan, bahkan mampu menurunkan pelatih tim.
Hal ini membuat Viking menjelma sebagai kelompok terbesar dalam Bobotoh Persib. Bahkan tak sedikit yang menganggap Viking sebagai keseluruhan pendukung Persib. Padahal selain Viking, masih ada kelompok-kelompok lain macam Bomber (Bobotoh Maung Bandung Bersatu), Balad Persib, atau Jurig Persib.
Selain jumlah anggotanya, Viking juga dikenal sebagai kelompok suporter yang kreatif. Tak cuma memberi dukungan saat tim kesayangannya berlaga di lapangan, sejumlah anggota Viking cukup jeli menangkap peluang usaha.
Hasilnya, selain memberikan hasil tersendiri bagi para pemodal, komunitas Viking pun tumbuh semakin besar, yang berdampak pula pada semakin besarnya dukungan terhadap Persib.
Usaha-usaha kreatif yang dilakukan Viking, tak cuma menjadi penyalur dukungan para Bobotoh di VPC saat berada di lapangan, tapi juga membuatnya semakin semarak dengan dukungan di luar lapangan.
Dalam tulisan ini, INDOSPORT akan mengulas sejumlah usaha yang dilakukan para suporter Persib di Viking, dalam menyemarakkan dukungan mereka pada Maung Bandung.
1. Merchandise
Berada di kota fashion, para suporter Persib tak mau ketinggalan untuk tampil gaya saat memberikan dukungan pada tim tercinta. Saat ini, para penjual produk fashion bertema Persib tak terhitung jumlahnya.
Menurut Firman Hadillah atau dikenal Firman Hejo, munculnya produk fashion bertema Persib, merupakan dampak atas maraknya clothing company di Bandung. Namun demikian, produk bertema Persib saat itu, sulit ditemukan.
Firman pun menangkap peluang ini. Ia kemudian menyampaikan keinginannya pada pentolan Viking, Ayi Beutik dan Heru Joko, untuk memproduksi merchandise Viking dan Persib.
Mendapat restu dari para pendiri Viking, Firman pun mendirikan clothing store Persib di Jl Banda, Bandung, dengan nama The Original Viking Persib Fans Shop, pada 2006. Saat ini, namanya berganti menjadi Original Fanshop.
Saat ini, seluruh proses produksi hingga distribusi produk ia kerjakan sendiri dengan bantuan sekitar 35 karyawannya. Adapun produk yang dijual mulai topi, syal, t-shirt, kemeja, jaket, sweater, hingga tas.
Selain Original Fanshop, VPC juga memiliki toko merchandise sendiri, yaitu Viking Original Merchandise. Lokasi tokonya berada di area Stadion Persib/Sidolig di Jl. Ahmad Yani, Kota Bandung.
Produk-produk yang dijual di sini, tak jauh beda dengan produk yang dijajakan Original Fanshop. Adapun yang menyamakan keduanya, adalah performa Persib, yang memengaruhi secara langsung penjualan produk.
Menurut Manajer sekaligus Owner Viking Original Merchandise, Agus Rahmat atau yang dikenal Gusdul, saat Persib bermain bagus, penjualan produk akan meningkat, begitu pun sebaliknya.
Karenanya hubungan mereka dengan Persib pun terus berputar saling mendukung. Produk-produk yang dihasilkan pun berisi propaganda untuk menumbuhkan dan memupuk kecintaan bobotoh pada Persib.
2. SSB
Sekolah Sepakbola (SSB) Viking, merupakan cita-cita Panglima Viking, (alm) Ayi Beutik. Tedi Ekek, yang diminta membidani SSB ini, mewujudkannya pada 18 November 2015.
"Kita ingin, nggak cuma menjadi suporter Persib, tapi juga mencetak pemain yang berkualitas," kata Tedi Ekek yang merupakan pendiri sekaligus Kepala SSB Viking.
Ia berharap ada anak didiknya yang bisa bersinar menjadi pemain sepakbola profesional. Tak cuma menjadi pemain Persib, Tedi mengaku target SSB Viking ingin melahirkan pemain berkualitas yang mewakili Indonesia di kancah Asia, bahkan Eropa.
Tedi mengaku telah menjalin komunikasi dengan sejumlah penggiat SSB di Asia Tenggara, agar anak didiknya dapat berkompetisi di level Asia. Tedi pun berencana menambah materi selain bola, untuk membentuk attitude pemain berkualitas.
Saat ini, anak didik yang berlatih di SSB Viking terbagi dalam tiga kelompok umur, yaitu di usia 7-9 tahun, 9-11 tahun, serta usia 12-14 tahun. Mereka berlatih dua kali dalam seminggu, dengan menyewa lapangan futsal di Ciujung, Bandung.
Meski baru seumur jagung, SSB Viking ini mendapat sambutan cukup baik dari masyarakat. Tak cuma dari Bandung, anak-anak dari luar kota pun banyak yang ingin bergabung. Hanya saja, karena tak punya fasilitas untuk akomodasi para calon siswa, ketertarikan tersebut tak bisa berlanjut.
Dana memang menjadi kendala yang masih belum terselesaikan hingga saat ini. Hal ini membuat proses belajar pun dilakukan dengan fasilitas terbatas.
"Kalau ada yang minat ngemodalin, bisa lebih baik. Kita pengen juga beli pelontar bola untuk melatih kiper, karena pelatih saat ini basic-nya adalah pelatih kiper," kata Tedi menuturkan.
3. Media
Viking juga memiliki media bernama vikingpersib.co.id yang didirikan pada Oktober 2015 lalu. Penggagas sekaligus pemiliknya adalah Mulyana atau yang dikenal dengan nama Yana Umar. Tak cuma memublikasikan kegiatan Viking Persib Club, vikingpersib.co.id juga menjadi media yang menampilkan pemberitaan seputar Persib.
"Kita ingin memfasilitasi dengan memberikan berita tentang Viking, Persib, sebagai info buat anggota, terutama yang di distrik (daerah)," kata Yana.
Sebagaimana usaha-usaha lain seperti disinggung sebelumnya, vikingpersib.co.id juga dikelola secara profesional. Saat ini, terdapat 10 karyawan yang menjalankan situs.
Memiliki pembaca setia, situs ini menarik banyak minat sponsor yang ingin mempromosikan brandnya. Saat ini, terdapat sejumlah perusahaan yang telah menjalin kontrak untuk berpromosi di vikingpersib.co.id.
Selain itu, Yana menyebut, Viking juga berencana membuat radio dan TV. Namun rencana tersebut masih butuh proses sebelum dapat terwujud.
"Nanti kalau udah TV Digital semua, rencana mau bikin radio dan TV, nanti 2020," katanya.
4. Saling Dukung
Selain itu, Viking juga pernah memproduksi lagu-lagu bertema Persib, saat musik masih diputar lewat kaset berpita. Namun perubahan teknologi membuat produksi tersebut belum kembali dilakukan.
Meski mengandung nama Viking, semua usaha tersebut tidak benar-benar dimiliki oleh Viking Persib Club, yang merupakan organisasi cair. Meski demikian, para pemilik usaha tersebut selalu jor-joran memberikan bantuan pada kegiatan Viking.
Saat acara ulang tahun, pertandingan tandang, atau anggota Viking terkena musibah, mereka selalu berusaha memberikan bantuan dan dukungan. Karena juga hidup dari Viking, maka menghidupi Viking dan Persib Bandung menjadi keniscayaan yang harus terus berputar.