3 Faktor Bakal Buat Indonesia Bungkam Puerto Rico
Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan menjamu Puerto Rico di laga uji coba FIFA Matchday di Stadion Maguwoharjo. Laga yang digelar Selasa (13/06/17) menjadi laga kedua anak asuh Luis Milla bulan Mei ini setelah sebelumnya berhasil menumbangkan Kamboja dengan skor 2-0.
Menghadapi lawan yang secara peringkat lebih baik ketimbang Indonesia, laga melawan Puerto Rico seharusnya bisa menjadi pengalaman bagus bagi Irfan Bachdim cs. Apalagi pertandingan nanti merupakan pertemuan pertama kedua kesebelasan.
Baca juga: |
---|
Keuntungan lainnya adalah tipikal permainan Puerto Rico yang 'asing' bagi Indonesia. Maklum, Timnas Merah Putih biasanya menghadapi lawan-lawan yang berasal dari Timur Tengah dan Asia Timur. Maka dari itu, pengalaman menghadapi kesebelasan asal Kepulauan Karibia akan sangat berguna di kemudian hari.
Di sisi lain, tidak banyak yang bisa diketahui dari negara persemakmuran Amerika Serikat tersebut. Orang-orang mungkin akan menyebut nama Ricky Martin, Jennifer Lopez, Benicio Del Toro atau Denise Quinones (mantan Miss Universe) ketika mendengar Puerto Rico.
Di dunia si kulit bundar, prestasi Puerto Rico juga terbilang minim. Pada rentan waktu 1995 hingga 2007 pun mereka sempat terlempar ke posisi 202 ranking FIFA karena tak sekali pun pernah memenangi pertandingan.
Kendati demikian, Puerto Rico tetap berpeluang mengejutkan Indonesia di Maguwoharjo International Stadium (MIS) malam nanti. Terlebih mereka sudah beradaptasi dengan baik dengan iklim tropis Nusantara dengan melakukan laga uji tanding melawan Protaba Bantul dan menang telak 7-0.
Indonesia tentu saja juga memiliki peluang sama besarnya meski terpaut 30-an di ranking FIFA. Kali ini INDOSPORT merangkumnya dalam tiga faktor yang bisa membuat Skuat Merah Putih membungkam Puerto Rico.
1. Kembalinya Stefano Lilipaly
Gelandang SC Cambuur itu sempat izin kepada manajemen tim menemani sang istri tercinta melakukan persalinan. Akibatnya, ia harus rela melewatkan satu pertandingan melawan Kamboja beberapa hari lalu.
Kini Fano, begitu ia akrab disapa, telah kembali berkumpul dengan rekan-rekannya di Timnas. Keberadaannya di lini tengah bersama Hanif Sjahbandi dan Bayu Pradana membuat sektor gelandang Indonesia semakin moncer.
Kepiawaian Fano dalam mengkreasi serangan juga bisa memudahkan BaHaYa, yakni Irfan Bachdim, Febri Hariyadi, dan Yabes Roni dalam melakukan tusukan-tusukan berbahaya. Dalam 8 penampilannya bersama Timnas, Lilipaly terbukti baik dalam finishing (2 gol) dan memberikan asupan umpan manis (3 assists) ke depan.
Selain itu, Lilipaly yang tengah berbahagia diharapkan bisa menularkan mood-nya di lapangan untuk bermain lepas. Ia mendapatkan suntikan motivasi dari keluarganya lantaran sang istri baru saja melahirkan anak bagi Lilipaly. Ini bisa menjadi dorongan moril baginya untuk memberikan yang lebih baik lagi di lapangan nanti.
2. Maguwoharjo Teman Baik Timnas Indonesia
Sejak selesai dibangun dan digunakan untuk menggelar pertandingan sepakbola tahun 2007 silam, Stadion Maguwoharjo di Kabupaten Sleman telah beberapa kali menggelar laga Timnas. menurut pantauan INDOSPORT, hasilnya sangat meyakinkan, di mana belum satu kali pun Timnas Indonsia menelan kekalahan kecuali Timnas U-16 yang tumbang 0-3 oleh PSS Sleman U-17 21 Mei silam.
Timnas Senior sudah memainkan dua pertandingan internasional tahun 2014 melawan Yaman dan tahun 2016 melawan Vietnam. Yaman bisa menahan Merah Putih tanpa gol, sedang melawan Vietnam, Indonesia ditahan imbang 2-2.
Timnas U-23 1-0 Timnas Brunei Darussalam U-23 (15/08/13).
Timnas U-23 0-0 Timor Lester U-23 (30/10/13).
Timnas U-19 3-1 PSS Sleman (03/02/14).
Timnas U-23 2-0 Malaysia U-21 (05/03/14).
Timnas U-19 3-0 Yaman U-19 (23/05/14).
Timnas 0-0 Yaman (09/09/14).
Timnas U-19 3-1 Filipina (19/08/16).
Timnas 2-2 Vietnam (09/10/16).
Timnas U-16 4-0 Timnas Filipina U-16 (21/05/17).
Timnas U-16 0-3 PSS Sleman U-17 (21/05/17).
Main: 10
Menang: 6
Imbang: 3
Kalah: 1
3. Dukungan Suporter Kreatif Yogyakarta.
Di Yogyakarta, ada banyak sekali klub sepakbola, baik itu profesional, semi profesional, sampai amatir. Mulai dari PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, Persiba Bantul, Persikup Kulon Progo, Persig Gunung Kidul, Gelora Handayani Gunung Kidul, Tunas Jogja, sampai Protaba (Projo Tamansari Bantul) FC.
Dari sekian nama tersebut, ada tiga klub yang memiliki nama besar, yaitu PSIM, PSS dan Persiba Bantul. Selain faktor historis dan basis penggemar, suporter klub-klub tersebut juga memiliki ciri khas tersendiri.
Maguwoharjo International Stadium sendiri berada di Kabupaten Sleman, dan merupakan markas PSS Sleman yang mengarungi ketatnya Liga 2 Indonesia. Klub ini memiliki basis pendukung fanatik yang dinamakan Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS).
Untuk nama terakhir yang disebutkan, reputasi mereka dalam memberikan dukungan tidak perlu diragukan. Sebuah media internasional pun sempat menasbihkan BCS sebagai salah satu kelompok suporter ultras terbaik di Asia.
Kreativitas Sleman fans dalam mendukung Tim Nasional Indonesia nanti tentu bisa semakin melecut semangat Stefano Lilipaly dan kawan-kawan di atas lapangan.