Jadi Korban Penganiayaan, Ini Kronologis Salah Satu Jakmania
Sore itu, Kamis, (08/06/17), akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan untuk Gupita Nurma. Niat baik dari suporter Persija Jakarta tersebut dinodai oleh tindakan sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab.
Gupita berencana memastikan Macan Kemayoran tak akan berjuang sendirian di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, saat melakoni laga tandang melawan PS TNI. Namun dalam perjalanan, Gupita mendapat serangan dari sekumpulan massa yang diduga merupakan seteru Jakmania, Viking.
"Entah kenapat rekan-rekan saya mengajak berangkat melewati Jalan Baru Ceger, yang menembus Kandang Roda. Kami tidak menyangka peristiwa itu akan terjadi. Tiba-tiba segerombolan massa, yang saya duga Viking, menyerang dan memukuli kami. Saya menjadi perempuan satu-satunya dalam kelompok saya," tulis Gupita dalam rilisnya kepada INDOSPORT.
Pertandingan PS TNI kontra Persija baru akan berlangsung usai waktu buka puasa dan shalat tarawih. Meski begitu, tak menyurutkan semangat Gupita untuk hadir lebah awal. Padahal, jarak dari rumahnya menuju Stadion Pakansari tidak terlalu jauh. Antara Gadog, kediaman Gupita, dengan Cibinong, lokasi stadion, bisa ditempuh dengan waktu satu jam perjalanan.
Baca Juga: |
---|
Namun, Gupita memutuskan untuk berangkat beberapa jam sebelum kick off pertandingan. Sore hari lebih tepatnya. Bersama tiga orang rekannya plus adiknya, dengan menaiki tiga sepeda motor, tanpa tedeng aling-aling, Gupita bersiap mendukung Macan Kemayoran bertanding.
Dalam perjalanan, Gupita mendapat serangan. Tepatnya, di kawasan Kandang Roda yang hanya berjarak beberapa kilometer dari tujuan akhir Gupita. Sepeda motor yang dikendarai teman-temannya diberhentikan. Dihadang. Kemudian dipukul. Termasuk Gupita.
Padahal, Gupita adalah seorang perempuan yang seharusnya diperlakukan dengan baik. Ia juga menutupi atributnya sepanjang perjalanan. Namun, sekumpulan massa itu tak pandang bulu. Ia dianiaya dan dipaksa untuk membuka kaos Persija yang ia kenakan dibalik jaketnya.
"Saya diseret paksa, ditendang, didorong-dorong, lalu baju Persija yang saya kenankan dibuka paksa. Saya tidak bisa melawan, karena tangan, kaki, rambut saya mereka tarik sekuat tenaga. Saya hanya bisa menangis dan menyebut nama Sang Maha Kuasa. Setelah mereka puas menganiaya saya," tambahnya.
Setelah mengalami penganiayaan, Gupita langsung mencari rekan-rekan yang berangkat bersamanya. Gupita mengaku bahwa saat itu salah satu rekannya menjadi korban pengeroyokan, dan adik dari rekannya juga ditemukan dalam kondisi memprihatinkan.
"Ternyata, adik saya dibawa oleh sekelompok massa (Viking) ke dalam kampung atau gang. Entah apa yang mereka lakukan kepada adik saya. Saya hanya bisa menyebut nama adik saya, “Rizky Syahdan”. Kemudian, saya langsung diamankan oleh petugas kepolisian menuju pos polisi terdekat," kata Gupita.
"Dua teman saya yang mengendarai sepeda motor lolos dari kejadian itu. Teman saya yang satunya lagi dikeroyok di pinggir jalan. Ketika saya menamui adik saya, ia sedang dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Saya langsung memeluknya sambil menangis. Setelah itu kami kembali dibawa ke pos polisi. Kami terlebih dahulu untuk sejenak berbuka puasa. Setelah itu, saya berpikir untuk tidak meneruskan perjalanan ke stadion," lanjut Gupita.
Tekad Gupita memang kuat. Pasca kejadian itu, dirinya tetap melanjutkan perjalanan ke Stadion Pakansari. Gupita bukan seorang wanita yang lemah. Usai pertandingan PS TNI versus Persija, kejadian yang dialami Gupita banyak menjadi pembicaraan oleh warganet.
Untungnya, kejadian itu ada yang merekam. Kemudian, aksi memalukan yang ditujukkan kepada seorang wanita, yang bernama Gupita, menjadi viral di dunia maya. Banyak simpati yang diperuntukkan untuk Gupita.