4 Tim yang Diuntungkan dengan Penangguhan Regulasi U-23
Ditangguhkannya regulasi pemain U-23 oleh PSSI menuai pro dan kontra. Sebagian klub merasa dirugikan, namun tak sedikit pula klub di Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia 2017 menilai hal tersebut menguntungkan. Suka tidak suka, klub-klub yang 'menang banyak' tentu saja punya dasar teknis mengapa dianggap diuntungkan.
Masih dalam suasana Lebaran beberapa waktu lalu, dunia sepakbola Indonesia digegerkan dengan 'lelucon' dari otoritas tertinggi si kulit bundar Tanah Air menyoal peraturan yang mereka buat sendiri. Jelang pekan ke-12 Liga 1, tiba-tiba saja keluar surat penangguhan implementasi regulasi pemain U-23.
Baca juga: |
---|
Bahasa awamnya, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator liga (untuk sementara waktu) mencabut regulasi yang mewajibkan tiap klub memainkan pemain berusia di bawah 23 tahun.
PT LIB dan PSSI beralasan, tidak adanya proses seleksi untuk skuat Timnas SEA Games 2017 dan Kualifikasi AFC U-23 2018 Grup H membuat regulasi tersebut tak perlu diteruskan. Ini berarti seluruh klub peserta Liga 1 diperbolehkan memainkan seluruh pemain yang terdaftar without restriction. Disebutkan pula, bersamaan dengan keputusan penangguhan tersebut, pergantian pemain kembali menjadi tiga dan pemain cadangan di bench ada 7.
Tak pelak, penangguhan ini menuai beragam reaksi dari petinggi klub peserta Liga 1 dan sejumlah pemain. Ada yang merasa biasa saja, ada yang mencibir, ada yang mewanti-wanti, ada yang 'tidak heran', dan tak sedikit pula yang bersyukur.
Klub yang diuntungkan, secara logika, datang dari mereka yang pemain U-23-nya banyak dipanggil Luis Milla ke Timnas U-22 untuk ajang SEA Games dan Kualifikasi AFC U-23. Namun di sisi lain, tim juga diuntungkan karena bisa memainkan pemain-pemain matang di atas U-23 secara bersamaan, sekali pun tak ada pemainnya yang dipanggil ke Timnas.
1. Nyanyian Klub, Pelatih, dan Pemain Terkait Penangguhan Regulasi U-23
"Silakan diskusikan antar klub peserta liga. Saya nanti kalau banyak komentar dikira intervensi," - Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga.
'Izin' dari Imam Nahrawi kepada klub peserta Liga 1 Indonesia untuk memberikan respons terkait regulasi U-23 sudah diberikan dari Kemenpora. Keputusannya terkesan cari aman. Alasannya, ia tak mau mengusik PSSI yang tengah membangun kompetisi secara baik.
Berbanding terbalik dengan Nahrawi, gelombang cibiran - jika bukan penolakan, datang dari sejumlah pihak. Chief Executive Officer (CEO) Madura United, Achsanul Qosasi salah satunya. Melalui akun Twitter pribadinya, ia menuliskan, "Pelajaran penting yang bisa diambil adalah, ke depan, jangan ada pengurus klub yang duduk menjabat di operator (PT LIB) dan di regulator (PSSI). Cukup."
Pun dengan juru taktik PSM Makassar, Robert Rene Alberts. Pelatih asal Belanda itu menganggap penangguhan tersebut sebagai lelucon. Juku Eja sendiri hanya mengirim satu pemain saja ke Timnas U-22, yakni Asnawi Mangkualam Bahar.
"Ini kedengaran lucu, dari manajemen katanya sudah ada pemberitahuan, tapi saya belum baca. Jadi saya belum bisa bicara banyak, tapi setelah mendengarnya dari kalian (awak media), ini seperti sebuah lelucon," ujarnya.
Senada dengan Madura United dan PSM, Sriwijaya FC juga kecewa dengan operator liga. Melalui sekretaris tim, Achamd Haris pada Kamis (29/06/17), ia menuturkan seharusnya ada pemberitahuan lebih awal terkait hal tersebut.
"Tidak ada sharing terlebih dahulu dengan tim peserta. Tiba-tiba saja diubah dan setiap tim harus mengikuti begitu saja. Bila memang tujuannya untuk pembinaan pemain muda, ya dijalankan. Kita lakukan sama-sama dan konsisten," ujar Achmad Haris terkait perubahan regulasi pemain U-23.
Sedikit berbeda, Semen Padang justru datar menanggapi penangguhan. Pelatih Nilmaizar tak mau berkomentar banyak karena selain tak ada pemainnya yang dipanggil Luis Milla, ia lebih memilih fokus meramu timnya.
"Ya kami sikapi dengan biasa saja. Artinya di pertandingan berikutnya kami bisa memaksimalkan semua potensi yang ada," ujar Nilmaizar.
Direktur Utama PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Iskandar Zulkarnain Lubis juga tak ingin terlalu rewel menanggapi penangguhan regulasi tersebut. Ia dan Kabau Sirah bakal berupaya semaksimal mungkin beradaptasi dengan situasi yang ada.
"Kami sudah meminta manajer dan pelatih untuk menyesuaikan diri dengan aturan ini. Aturan tersebut baru kami terima tadi siang, dan tim pelatih sudah menyesuaikan diri dengan program latihan," katanya.
Petinggi klub dan pelatih sudah bersuara, bagaimana dengan pemain?
Muhammad Rafli, pemain muda Arema FC yang belum menginjak usia 20 tahun, punya komentar menarik. Menurutnya, adanya penghapusan regulasi tersebut justru mencambuk dirinya untuk berbuat lebih agar layak menembus skuat utama.
"Terkait penghapusan regulasi itu memang sempat membuat pemain muda down. Tapi buat saya itu menjadi cambuk, biar lebih semangat lagi membuktikan diri untuk layak masuk ke dalam skuat Arema," ucap Rafli, Senin (03/07/17).
Hampir sama dengan Rafli, Henhen Herdiana juga tak ingin terbebani. Soal peluang bermain bagi Persib Bandung, ia akan berjuang lebih keras lagi.
"Tidak menutup peluang saya bermain. Saya tetap berusaha berjuang soal main atau tidaknya diserahkan kepada pelatih. Saya tidak mau kehadiran saya di Persib karena keterpaksaan (adanya regulasi). Saya akan buktikan kalau saya punya kualitas dan berhak berseragam Persib," ujar Henhen saat ditemui di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung, Sabtu (01/07/17).
Pihak klub dan pelatih memiliki komentar beragam terkait penangguhan regulasi pemain U-23. Para pemain muda sudah menyuarakan kesiapannya bersaing menembus skuat utama tanpa bantuan regulasi tersebut. Lalu klub mana saja yang dinilai 'menang banyak'?
2. Bali United
Andai klub asal Pulau Dewata itu punya perasaan, mungkin pemanggilan empat penggawanya ke Timnas U-22, yakni Diky Indriyana, Ricky Fajrin, Miftahul Hamdi, dan Yabes Roni disambut dengan senyum kaku. Bangga pasti ada, tapi di saat yang bersamaan merasa pusing juga.
Untungnya, muncul surat sakti yang berisi mengenai penangguhan regulasi pemain U-23 yang membuat senyum kaku tadi menjadi semringah. Hal itu tergambar dari pernyataan pelatih Widodo Cahyono Putro.
"Secara keseluruhan kami merasa terbantu dengan kebijakan yang dibuat PSSI tentang regulasi pemain U-23. Apalagi ada empat pemain kami yang kembali dipanggil ke timnas U-22," kata Widodo dalam laman resmi klub.
"Dengan kebijakan tersebut tentunya semua pemain termasuk pemain senior yang jarang mendapat kesempatan bermain juga bisa dimaksimalkan," lanjutnya.
Pengaruhnya sebenarnya lebih besar lagi, terlihat saat Timnas Indonesia bertanding melawan Puerto Rico di uji coba, di mana Irfan Bachdim juga dipanggil, Bali United harus kalah 1-3 di kandang atas Bhayangkara FC dan 0-2 di markas Arema FC.
Kini, dengan ditangguhkannya regulasi U-23, Widodo punya ruang gerak yang lebih lega dalam menyusun strategi di Bali United.
3. Persija jakarta
Persija mengirmkan tiga wakilnya di Timnas U-22 Indonesia. Mereka adalah Ryuji Utomo, Rezaldi Hehanusa, dan Muhammad Hargianto. Ketiganya menjadi andalan Stefano Cugurra Teco di Skuat Macan Kemayoran.
Teco masih memiliki setidaknya satu pemain U-23 lagi, yakni Ambrizal Umanailo, gelandang yang lahir 12 Juni 21 tahun lalu. Di 11 pekan pertama, atau sebelum penangguhan regulasi U-23, ia tercatat sudah bermain sebanyak 9 kali, terbilang banyak untuk pemain muda sepertinya, karena Hargianto yang dipanggil Timnas saja baru memainkan enam laga.
Di laga melawan Persegres Gresik United yang berkesudahan dengan skor 1-1 hari Selasa (04/07/17), Teco tidak menurunkan Ambrizal, dan dari susunan pemain, terlihat pelatih asal Brasil itu benar-benar 'aji mumpung', yakni dengan memainkan pemain-pemain senior.
Paling ketara adalah di lini belakang, di mana Gunawan Dwi Cahyo, Maman Abdul Rahman, William Pacheco, dan Ismed Sofyan dipilih sebagai palang pintu di formasi 4-4-2 racikan Teco.
Hasilnya memang belum terlihat karena Persija ditahan imbang tim papan bawah, Persegres. Tapi diharuskannya Teco mempertahankan konsistensi belum terkalahkan di enam laga terakhir, ditambah belum meratanya kualitas pemain U-23 di skuatnya, kematangan pemain-pemain senior di Macan Kemayoran bakal dimanfaatkan olehnya.
4. Arema FC
Singo Edan 'menitipkan' Bagas Adi Nugroho dan Hanif Sjahbandi ke Luis Milla. Keduanya memang dianggap punya kualitas, baik itu bagi Arema maupun Timnas. Namun coach Aji Santoso jadi memiliki manuver lebih mengerikan dalam menyusun pemain nantinya.
DIhapusnya regulasi U-23 membuat Aji bisa memainkan dua bek tengah andalannya dari menit pertama, yaitu Jad Noureddine dan Artur Cunha. Sejauh ini, Aji harus bergantian menduetkan antara Jad, Cunha, dan Bagas Adi karena terbentur regulasi tersebut.
Di laga melawan PS TNI, terbukti coach Aji memainkan keduanya sejak menit pertama. Jad dan Cunha ditemani oleh Syaiful Indra Cahya dan Beny Wahyudi. Sama seperti Persija, di pekan ke-12, Arema FC hanya memetik satu poin dari markas lawan.
Penangguhan regulasi U-23 juga menjadi berkah bagi Ahmad Bustomi. Salah satu regista terbaik milik Indonesia itu akhirnya bisa 'bernapas lega'. Baru satu kali bermain karena masalah regulasi, kini Bustomi menjadi pilihan terbaik Aji Santoso menggantikan Hanif di sektor gelandang.
5. Persib Bandung
Bagi Persib, kehilangan Gian Zola dan Febri Hariyadi mungkin sesuatu yang tidak diinginkan, apalagi kini mereka membutuhkan kemenangan demi kemenangan untuk memperbaiki klasemen. Baik Zola dan Febri, walau usianya masih muda, sudah menyita hati para Bobotoh lewat aksi impresifnya di atas lapangan.
Bak tertimpa durian runtuh, penangguhan regulasi U-23 membuat Maung Bandung bisa leluasa memainkan skuat terbaiknya. Djajang Nurdjaman kini dapat menurunkan pemain berkualitasnya tanpa memikirkan berapa usianya.
Sebut saja Kim Jeffrey Kurniawan, Tantan, atau Raphael Maitimo bisa dimainkan secara bersamaan. Keuntungan tersebut diamini oleh Achmad Jufriyanto, bek Persib Bandung.
"Mudah-mudahan dengan regulasi ini kami bisa mengatasinya. Karena yang pasti pertandingan besar, kami butuh tim dengan mental bagus," ujar Jufriyanto saat ditemui di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung, Jumat (30/06/17).
"Semoga saja ke depannya lebih baik lagi. Karena kita mau perbaiki peringkat. Kami ingin menunjukkan kalau kami adalah tim besar," katanya lagi.