Deretan Desain Jersey Terbaru Liga Inggris Musim 2017/18
Sebagaimana seorang fan sepakbola yang suka mengomplain soal desain kostum tim kesayangannya, harus diakui jika momen perkenalan jersey baru tiap musimnya pastilah dinanti-nanti.
Musim ini, Liga Primer Inggris dengan 20 timnya di-endorse oleh delapan apparel, jumlah yang banyak untuk sebuah kompetisi sepakbola. Dari delapan perusahaan penyedia kostum dan alat-alat olahraga tersebut, masing-masing tentu memiliki corak atau ciri khasnya sendiri.
Baca juga: |
---|
Menariknya, dari sekian banyak apparel ofisial tim, hanya ada satu brand yang berasal dari Inggris, yakni Umbro. Perusahaan penyedia peralatan olahraga itu sudah dikenal luas dan produknya pun telah dikirim ke lebih dari 90 negara.
West Ham United, Everton, dan Bournemouth menjadi tiga klub yang di-endorse oleh Umbro musim ini.
Selain Umbro, ada tujuh apparel lain yang juga menjadi official sportswear tim-tim Liga Inggris. Mereka adalah Nike, Adidas, Puma, Joma, Macron, New Balance, dan Under Armour.
Merek dari Amerika Serikat mendominasi apparel resmi klub di Liga Inggris musim 2017/18. Puma paling banyak dengan lima tim yang mereka endorse, sementara New Balance dan Under Armour masing-masing satu.
20 tim peserta Liga Inggris telah merilis jersey mereka musim ini. Kepada pembaca setia, INDOSPORT mencoba untuk memberikan nilai satu per satu desain mana yang terbaik dan juga terburuk.
1. Nike: Brighton and Hove Albion, Man City, Chelsea, Tottenham
Brighton and Hove Albion - Nilai: 6
Brighton and Hove Albion merupakan salah satu tim promosi di Liga Inggris musim ini. Selain menyiapkan skuat yang lebih matang guna mengarungi ketatnya Liga Primer, manajemen tim juga memutuskan menggunakan jasa Nike sebagai penyuplai seragam tempur mereka.
Strip biru yang melintang secara vertikal tetap menjadi ciri khas tim berjuluk The Seaguls tersebut. Garis tersebut terpotong di bagian tengah guna memberikan jeda teruntuk sponsor agar terlihat dinamis - cukup sulit bagi apparel mana pun ketika harus berhadapan dengan hal ini.
Sayangnya, INDOSPORT menilai ada blunder warna di bagian lengan yang melintang melewati pundak. Nike memutuskan untuk melemahkan warna di area tersebut sehingga terlihat adanya kesan gradasi yang tanggung sekali.
Selain itu, detail desain di bagian punggung juga terlalu old school untuk tim sepakbola di era modern seperti ini. Padahal The Brighton and Hove Albion sudah menanti selama 34 tahun untuk kembali ke Liga Inggris.
Manchester City - Nilai: 7
Musim ini, Nike tak mau melakukan banyak kreasi di baju tempur Man City. Sebaliknya, mereka mencoba untuk memadukan gaya lawas dengan sentuhan modern dan elegan.
Bagian kerah menjadi yang paling kentara perubahannya. Namun selebihnya, tak banyak yang bisa dikomplain.
Chelsea - Nilai: 7
Sebagai tim jawara bertahan, tentu ekspektasi dititikberatkan pada Chelsea, termasuk soal desain jersey. Tapi sayang, banyak fans The Blues yang harus kecewa berat karena Nike enggan melakukan eksplorasi detail.
Sama seperti Man City, Nike mencoba menghadirkan biru yang lebih dominan. Hanya kaus kaki saja yang berwarna putih, itu pun dihadirkan dengan warna solid tanpa intervensi corak kecuali logo checklist khas Nike.
Tottenham Hotspur - Nilai: 7
Back to basic dan simple is the best nampaknya menjadi slogan Nike tahun ini. Lihat saja desain minimalis Tottenham Hotspur musim 2017/18.
2. Joma: Swansea
Swansea - Nilai: 8
Produsen alat olahraga asal Spanyol ini mencoba untuk memberikan sentuhan berbeda dengan pesaingnya. Mengusung tema body-fit, warna putih khas angsa yang jadi julukan Swansea City, The Swans, tergambar jelas.
3. Macron: Crystal Palace, Stoke City
Crystal Palace - Nilai: 7
Kostum Crystal Palace musim ini mengingatkan pada kehebatan klub London itu di era kejayaannya sekitar tahun 80-90an silam. Tidak adanya sponsor juga semakin membuat seragam tempur Palace terlihat elegan dan pure.
Stoke Palace - Nilai: 5
4. New Balance: Liverpool
Liverpool - Nilai 9
Perlahan tapi pasti, New Balance (NB) mulai paham betul bagaimana seharusnya menciptakan sentuhan khas sepakbola. Maklum saja, apparel asal Amerika Serikat itu baru terjun ke dunia si kulit bundar beberapa tahun lalu.
INDOSPORT memberikan nilai 9 karena NB dinilai sanggup menghadirkan aura magis The Reds di ulang tahun klub yang ke-125. Merah darah tegas tergores di kostum tempur yang akan menjadi seragam kandang Liverpool musim ini.
5. Under Armour: Southampton
Under Armour - Southampton: 6
Satu lagi produsen asal Amerika Serikat yang mencoba mengembangkan sayapnya di sepakbola. Southampton menjadi kelinci percobaan, yang sayangnya, tidak terlalu berhasil.
Under Armour memberanikan diri melakukan improvisasi dengan menghilangkan unsur khas stripes di kostum The Saints musim ini. Mungkin, pertimbangan utamanya adalah agar sponsor menjadi lebih jelas.
6. Puma: Huddersfield, Burnley, Leicester, Arsenal, Newcastle United
Huddersfield - Nilai: 8
Huddersfield juga mencoba menyajikan outfit yang oke di musim 2017/18. Salah satu tim promosi ini memiliki detail yang hampir mirip dengan Brighton and Hove Albion, yakni garis vertikal.
Dengan sponsor yang memiliki warna putih-biru, kecerdikan Puma selaku apparel adalah menambahkan outline berwarna putih. Hal itu membuat sponsor di dada tetap terlihat tegas meski warnanya seragam dengan warna dominan kostum.
Burnley - Nilai: 7
Keputusan berani Puma adalah dengan memberikan warna biru langit di celana Burnley. Hal ini membuat kostumnya mirip dengan West Ham United.
Kendati begitu, hasilnya tak buruk-buruk amat. Kesan klasik di kerah plus perpaduan corak di lengan yang berani menjadikan kostum ini enak dilihat - kalau tidak enak dikenakan.
Leicester - Nilai: 7
Tidak banyak yang berubah, tidak banyak yang bisa dikomplain. Kostum kandang Leicester City sedikit lebih baik ketimbang musim lalu. Mudah-mudahan nasib baik kembali menghampiri King Power Stadium.
Arsenal - Nilai: 7
Sejak dulu, Puma dikenal dengan seragam yang ketat dan membuat bentuk badan si pemain terlihat jelas. Ini nampaknya yang coba diterapkan oleh Puma di Arsenal.
Ciri khas di lengan yang berwarna putih dipertahankan Puma musim ini. Sementara celana tidak dikreasi sedemikian rupa, cukup sederhana, hanya garis berwarna merah yang melintang mengitari bagian bawah celana.
Newcastle United - Nilai: 8
7. Adidas: West Brom, Man United, Watford
West Bromwich Albion - Nilai: 7
Ada kabar yang menyebut jika operator Liga Inggris meminta agar kostum tim lebih memperhatikan nomor punggung. Yang artinya, pihak apparel memastikan nomor punggung agar mudah terlihat ketimbang memaksakan corak khas sebuah kostum tim.
Adidas bergerak cepat mengerahkan staf ahlinya untuk menggarap opsi terbaik mengantisipasi aturan tersebut. West Brom menjadi salah satu 'kelinci percobaannya', dan hasilnya tidak buruk-buruk amat.
Manchester United - Nilai: 8
Watford - Nilai: 6
Kostum Watford versi Adidas ini terlihat seperti milik Manchester United musim 2016/17 Bedanya hanya warna saja.
Tiga strip yang menjadi ciri khas produsen alat olahraga asal Jerman itu hanya diletakkan di bagian samping saja, membentang dari pinggul sampai bawah ketiak. Garis tersebut lalu bersambung ke celana.
Tidak ada improvisasi lebih detail. INDOSPORT memberikan nilai 6 kepada kostum The Hornets.
8. Umbro: West Ham, Everton, Bournemouth
West Ham United: 7
Jersey West Ham musim ini, menurut INDOSPORT tidak lebih oke ketimbang kostum spesial perpisahan Boleyn Ground musim lalu. Elemen garis di kostum Mark Noble dan kawan-kawan terlihat lebih tegas, berbeda dengan musim lalu yang terkesan tumpul dan dinamis.
Namun jika diperhatikan, ada corak di bagian dada yang harus dilihat dengan lebih teliti. Corak tersebut sudah pernah dipakai West Ham belasan bahkan puluhan tahun yang lalu.
Jelas ada sebab kuat mengapa Umbro melakukan hal ini. Apapun itu, Umbro telah berusaha untuk melakukan improvisasi, dan hasilnya cukup baik.
Everton - Nilai: 6
Dua kata: Tidak kreatif.
Berbanding terbaik dengan geliat di bursa transfer, Umbro seakan cuek dengan urusan jersey Everton musim ini. Desainnya terlihat sangat template.
Bournemouth - Nilai: 6
Hampir tidak ada yang berbeda dengan desain kostum Bournemouth musim kemarin. Membosankan, standar saja.