3 Alasan Carrick Layak Jadi Kapten di Manchester United
Dibeli dengan bandrol 14juta poundsterling, Michael Carrick sejak awal kedatangannya ke Stadion Old Trafford, markas Manchester United memikul tanggung jawab besar yakni menggeser posisi dari gelandang legendaris dan juga mantan kapten Manchester United, Roy Keane.
"Saya ingat Michael datang dan mengambil nomor 16 milik Roy Keane, salah satu gelandang terbaik Premier League. Dia mendapat beban yang besar, namun saya kira dia sudah cukup membuktikan dirinya layak mengenakan nomor itu," kata mantan rekan Carrick yang juga jebolan Class of 92, Paul Scholes seperti dikutip dari manutd.com (14/07/17).
Baca Juga: RESMI: Gantikan Wayne Rooney, Inilah Kapten Baru Manchester United Jika Rooney Hengkang, Mourinho Akan Daulat Pemain Ini sebagai Kapten MU |
---|
Selama berkarier sejak 2006, Carrick sukses meraih sejumlah gelar seperti 5 kali gelar Liga Primer Inggris, 1 Piala FA, 3 Piala Liga Inggris, 6 Community Shield, 1 gelar Liga Champions, 1 Piala Europa, dan 1 Piala Dunia Antarklub.
Dengan raihan prestasi tersebut, Carrick memang layak untuk disebut sebagai legenda dari Manchester United meski ia merupakan produk asli dari akademi West Ham United. Maka saat Wayne Rooney dipastikan hengkang dari Old Trafford, Jose Mourinho dan jajaran manajemen Manchester United tak perlu waktu lama-lama untuk memastikan Carrick sebagai kapten anyar.
Selain faktor gelar yang banyak ia persembahkan, Carrick juga memiliki alasan lain soal kelayakan Carrick jadi kapten pengganti Rooney. Apa saja itu, berikut ulasannya untuk pembaca setia INDOSPORT:
1. Bukan sosok liar
Sepeninggal Bryan Robson yang jadi kapten MU pada 1982, skuat MU selalu dikaptenin oleh pemain yang memiliki tipikal 'perusuh' baik di dalam lapangan ataupun luar lapangan mulai dari Eric Cantona, Roy Keane, Gary Neville, Nemanja Vidic, hingga Wayne Rooney. Yang menarik, sosok Carrick sejak bergabung ke MU memang sudah diterima bak lulusan asli akademi MU oleh sejumlah mantan pemain jebolan asli Old Trafford.
Dalam sesi wawancara, eks pemain MU, Paul Scholes pernah mengatakan meski tak segahar penampilan dan cara bermainnya, Carrick ialah elemen penting bagi MU di lini tengah.
"Saya ingat Carrick datang dan mengambil nomor 16 milik Roy Keane, salah satu gelandang terbaik Liga Primer Inggris. Dia miliki beban yang besar, namun saya kira dia sudah cukup membuktikan dirinya layak mengenakan nomor itu," kata Scholes seperti dikutip dari manutd.com
Bahkan bagi Scholes, gaya bermain Carrick di lapangan membuat ia memiliki nilai plus karena jadi sosok yang disegani bukan ditakuti pemain lawan dan kawan. "Ketika Michael bermain, United biasanya menang, dan saya senang tidak ada yang terlalu mencolok darinya." kata Scholes.
Scholes bahkan menyebut bahwa Carrick bak mobil mewah asli Inggris, Rolls Royce. "Dia tak pernah berkeringat. Dia bak Rolls Royce, hanya berjalan mulus dan membuat orang lain hanya terpukau melihatnya," kata pemain yang jadi bagian Class of 92 MU tersebut.
2. Tipikal pembaca
Karakter Carrick memang sangat kalem. Ia bukan sosok gelandang yang bisa meledak-meledak di lapangan saat bermain. Ia adalah satu dari sedikit gelandang tengah yang tidak mengandalkan otot namun otak. Carrick ialah Andrea Pirlo Inggris dan Man United.
Carrick ialah tipikal pemain pembaca, ia sangat lemah untuk urusan kecepatan, ia juga tak memiliki kemampuan untuk melakukan tekel keras, dan jangan minta Carrick bermain bak seorang Gennaro Gattuso. Carrick hanya bisa membaca lawan.
Tugas yang terbilang mudah diucapkan namun akan sangat sulit dilakukan jika tak memiliki intelegensia tinggi seperti Carrick. Sebagai seorang penjelajah lapangan dan perusak serangan lawan, Carrick wajib menjaga ruang di lini tengah. Distribusi bola dari lawan wajib ia patahkan namun dengan cara-cara 'lemah lembut'.
Bak memiliki indera keenam, Carrick juga memiliki tugas untuk jadi aktor dibalik serangan yang dibangun MU, ia mampu membaca pergerakan lari rekannya di MU dan siap mengirimkan umpan panjang yang jadi spesialisnya.
Melihat gaya bermain Carrick tentu mungkin kita akan menganggap ia pemain yang malas berlari. Ia hanya akan berdiri di tengah lapangan dan melihat rekannya berlari dari sisi sayap atau tengah dan disitulah perannya terlihat sangat jelas. Bola mengalir indah dan serangan MU tersusun dengan rapih.
3. Makin tua makin matang
The Guardian pernah menurunkan artikel yang menyangkutpautkan antara usia pemain dengan gaya bermain dan Carrick ialah pemain yang lebih mengandalkan faktor otak dan pengalaman untuk menjadi komando di lini tengah MU.
“Bakatnya kerap diabaikan, bahkan dijelek-jelekkan, tapi sekarang di usianya yang memasuki 30-an, ia satu-satunya regista di Inggris yang layak mendapat pujian,” kata jurnalis The Guardian, Blair Newman.
Dengan terpilihnya Carrick jadi kapten anyar MU musim depan, ia juga jadi pemupus stigma bahwa MU selalu mendapatkan kapten berperilaku liar. Kondisi yang sempat membuat pusing Sir Alex kala masih melatih di Old Trafford. Selamat bertugas Capt Carrick!