Persib Kalah Lagi, Ini 3 Blunder Fatal Djajang Nurdjaman
Persib Bandung kembali harus menelan kekalahan dalam pertandingan Gojek Traveloka Liga 1 2017. Namun, ada 3 blunder fatal yang dilakukan oleh Djajang Nurdjaman sehingga performa Persib tidak kunjung membaik.
Ya, dalam pertandingan terakhir Liga 1, Maung Bandung harus mengakui keunggulan Mitra Kukar dengan skor 1-2 di Stadion Aji Imbut. Dua gol tim tuan rumah dihasilkan oleh Marclei Cesar dan Oh In-kyun.
Sedangkan gol Persib dihasilkan Billy Karaf di babak pertama. Setelah pertandingan pelatih Djajang Nurdjaman menyatakan mundur dari kursi kepelatihan Maung Bandung.
"Saya buat keputusan untuk istirahat dulu. Artinya saya resign dan mundur dari kursi pelatih Persib. Keputusan saya sudah bulat dan saya sudah katakan pada manajer tadi dan manajemen lainnya. Insya Allah kali ini bisa memenuhi keinginan saya. Karena saya tidak bisa mengangkat performa tim yang terus tertekan selama ini," ujar Djanur seusai laga melawan Mitra Kukar, Sabtu (15/07/17).
Baca Juga |
---|
Awalnya, Persib sempat digadang-gadang favorit kuat untuk menjadi juara di Liga 1. Pasalnya, Maung Bandung mendatangkan pemain pemain kelas dunia seperti Michael Essien dan Carlton Cole. Namun, performa Persib justru tidak kunjung membaik.
Praktis, ini merupakan kedua kalinya Djanur menyatakan mundur dari Persib. Berikut ini, INDOSPORT akan berusaha merangkum 3 blunder fatal yang dilakukan Djanur sehingga performa Persib di Liga 1 menurun drastis.
1. Gagal Datangkan Penyerang Top
Menurut Djanur, salah satu faktor utama kesalahan Persib di Liga 1 pada musim ini adalah tidak mampu mendatangkan penyerang top.
"Faktor yang mencolok kali ini yang saya adalah saya tidak bisa menghadirkan sosok striker yang dibutuhkan tim. Dua striker yang ada tidak bisa dimainkan,” ujar Djanur.
Memang, Persib sukses melabuhkan mantan bomber Chelsea, Carlton Cole. Namun, performanya tidak kunjung membaik dan cenderung mengecewakan. Belum lagi cedera yang dialami oleh Sergio van Dijk.
“Yang satu (Sergio van Dijk) cedera, yang satu (Carlton Cole) masih di luar ekspektasi. Itu tanggung jawab saya semua rekrutmen adalah tanggung jawab saya. Padahal ini tim, kalau ada sosok striker semua persoalan selesai," tambahnya.
2. Menumpuk Pemain Tengah
Keputusan manajemen untuk mendatangkan Michael Essien dan Raphael Maitimo di bursa transfer kemarin ternyata salah satu faktor menurunnya performa Persib.
Saat ini, Persib memiliki 13 pemain yang menempati lini tengah. Alhasil, pelatih berusia 52 tahun tersebut harus memutar otak untuk menentukan siapakah pemain yang pantas untuk memperkuat skuat inti Maung Bandung.
Lini tengah tersebut adalah Essien, Maitimo, Atep, Gian Zola, Dedi Kusnandar, Febri Hariyadi, Agung Mulyadi, Ahmad Baasith, Billy Keraf, Kim Kurniawan, Hariono, Puja Abdillah, dan Shohei Matsunaga.
Bandingkan untuk posisi lini depan. Maung Bandung hanya memiliki Sergio van Dijk, Carlton Cole, Angga Febryanto, dan Tantan. Tentu, itu bukan merupakan sebuah kondisi yang layak untuk sebuah tim
3. Tidak Mampu Motivasi Pemain
Selain kekuatan skuat yang tidak merata, satu lagi penyebab performa Persib anjlok adalah ketidakmampuan Djanur memotivasi pemain.
Hal tersebut terlihat ketika Persib melawan Mitra Kukar. Ketika Maung Bandung tertinggal 1-2, Djanur terlihat hanya duduk terdiam di bangku cadangan.
Pemandangan berbeda terlihat di kubu Mitra Kukar. Pelatih Jafri Sastra terlihat berusaha keras untuk memotivasi pemainnya dengan berteriak-teriak hingga pertandingan berakhir.
Bahkan, ketika timnya terkena penalti, emosi Jafri terlihat meluap dan memarahi wasit. Beruntung, tendangan penalti Maitimo gagal menggetarkan gawang Mitra Kukar.
Semoga, manajemen Persib bisa segera menemukan pelatih yang pas untuk menggantikan posisi Djanur sehingga bisa mengembalikan performa terbaik Atep dkk di Liga 1.