7 Transfer Paling Ajaib dalam Sejarah Sepakbola
Bursa transfer pemain sepakbola menjadi momen yang membuat para penggemar olahraga ini was-was. Banyak suporter yang bersorak bangga kala klub kesayangannya mendapatkan servis pemain bintang, atau sebaliknya, mencemooh kecewa kala klubnya harus melepas salah satu pemainnya.
Namun tak selamanya pergerakan transfer pemain bisa diprediksi. Seperti halnya beberapa kasus langka di mana para pemain membuat keputusan yang membuat pemerhati dunia sepakbola tak habis pikir.
Baca Juga |
---|
Beberapa pemain hebat dengan CV mengilap, justru berakhir di klub gurem. Sebaliknya, sejumlah pemain abal-abal yang tak pernah terdengar kiprahnya, malah diboyong ke klub-klub kenamaan.
Siapa saja mereka? Berikut INDOSPORT rangkum tujuh transfer pemain sepakbola teraneh, seperti yang telah dilansir dari HITC.
1. Socrates ke Garforth Town
Pemain bernama lengkap Socrates Brasileiro Sampaio de Souza Vieira de Oliveira ini adalah legenda Timnas Brasil. Tak hanya populer sebagai pesepakbola yang andal di lapangan hijau, ia juga pemegang gelar doktor dan kesadarannya tentang politik, membuatnya dipanggil "Doctor Socrates".
Pada 2004, Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100 sebagai pemain terhebat yang masih hidup. BBC bahkan mendeskripsikannya sebagai salah satu gelandang terbaik sepanjang masa.
Namun ia membuat kejutan saat memutuskan keluar dari masa pensiunnya setelah satu dekade demi bermain di klub kasta sembilan non liga Inggris, Garforth Town. Pada tahun 2004 itu, ia dikontrak Garforth sebagai pemain sekaligus melatih klub selama satu bulan.
Ia lantas mencatat satu penampilan saat laga Garforth Town vs Tadcaster Albion, turun selama 12 menit sebagai pemain pengganti.
2. Paul Gascoigne ke Boston United
Pemain yang dipanggil Gazza ini disebut National Football Museum adalah salah satu gelandang terbaik dengan bakat alami di generasinya. Ia mencatatkan karier gemilang bersama beberapa klub seperti Newcastle United, Tottenham Hotspur, dan Rangers, serta Timnas Inggris itu sendiri.
Namun kejutan pertama muncul saat ia menolak kontrak dari klub MLS, DC United, dan malah menerima pinangan tim China, Gansu Tianma pada usia 36 tahun. Semusim kemudian, ia berlabuh di Boston United yang bermain di League Two.
Di Boston, peraih nominasi Ballon d'Or ini justru melempem. Gascoigne hanya bermain lima kali, tak bisa mencetak gol, dan mengakhiri kontrak pemain sekaligus manajernya setelah tiga bulan karena alasan personal.
3. George Best ke Dunstable dan Jewish Guild
Di usia 22 tahun, George Best sudah berada di "puncak dunia" saat memenangkan Liga Champions dan Ballon d'Or bersama Manchester United. Namun karier cemerlangnya berakhir saat ia memutuskan pindah dari Old Trafford saat ia menginjak usia 27 tahun. Pada 1974, ia dipinjamkan ke klub Afrika Selatan, Jewish Guild, lalu pindah lagi ke klub non liga, Dunstable.
Jika saja ia bertahan di klub raksasa seperti Setan Merah di usia puncaknya itu, bukan tak mungkin ia menjadi salah satu pemain terbaik dunia. Namun di akhir musim itu, ia tak pernah kembali ke Man United dan berpetualang ke 17 klub lainnya selama sembilan tahun kemudian hingga pensiun di usia 37 tahun.
4. Julien Faubert ke Real Madrid
Transfer Julien Faubert dari West Ham United ke Real Madrid membuat para suporter Los Blancos tak habis pikir. Pemain asal Prancis ini hanya pernah bersinar kala membela The Hammers. Namun ia bisa membuat Madrid mengeluarkan 1,5 juta poundsterling untuk meminjam Faubert selama satu musim.
Parahnya, bersama Madrid, ia hanya dua kali tampil, melewatkan satu sesi latihan, dan populer saat fotonya sedang tertidur di bangku cadangan tersebar luas. Akhirnya ia pun kembali ke London Stadium pada musim panas 2009.
5. Ronnie O'Brien ke Juventus
Kepindahan Ronnie O'Brien adalah salah satu transfer paling aneh. Pada 1999, ia dilepas oleh klub Middlesbrough pada usia 20 tahun dengan status belum pernah bermain sepakbola profesional sama sekali dalam hidupnya. Saat itu, ia juga belum pernah tampil bersama Timnas Irlandia di level senior.
Namun hebatnya, justru ia diboyong oleh klub raksasa Italia, Juventus. Bianconeri menawarkan O'Brien kontrak selama lima tahun. Anehnya lagi, ia tak pernah tampil membela Si Nyonya Tua. Ia malah dipinjamkan empat kali selama tiga tahun di Stadio delle Alpi. Hingga akhirnya, ia memiliki karier yang bagus di Major League Soccer.
6. Sol Campbell ke Notts County
Sol Campbell beberapa kali mengejutkan bursa transfer Inggris, terutama saat pindah dari Tottenham Hotspur ke klub rival London Utara, Arsenal, yang memercikkan kontroversi. Saat ia bermain di White Hart Lane, rombongan suporter The Lilywhites menuduhnya sebagai pengkhianat dengan melambaikan poster bertuliskan "Yudas Iskariot".
Campbell lantas membuat perpindahan yang mengejutkan lagi pada 2009, meneken kontrak lima tahun bersama Notts County di usia 35 tahun dan bereuni dengan mantan pelatihnya, Sven Goran Eriksson.
"Saya berbuat seperti orang bodoh," akunya tentang kepindahan ini. Ia lalu tercatat hanya bermain satu kali untuk Notts dan kontraknya dibatalkan tiga hari kemudian setelah ditandatangani.
7. Edgar Davids ke Barnet
Pemain keturunan Suriname-Belanda ini menjadi fenomena saat sukses meraih Liga Champions dan titel liga di Belanda dan Italia. Ia sempat membela klub-klub raksasa Eropa seperti Ajax, Juventus, hingga AC Milan. Setelah pulih dari cedera, ia kembali bermain untuk Crystal Palace sebelum memutuskan pensiun di usia 37 tahun pada 2010.
Namun ternyata perjalanannya tak sampai di situ. Davids bergabung ke klub League Two sebagai pemain sekaligus manajer di tahun 2012 pada usia 39 tahun di Barnet FC. Malangnya, Barnet tak lama kemudian degradasi ke Conference, kompetisi kasta kelima Inggris. Total ia bermain 38 laga bersama The Bees.