x

4 Pemain 'From Hero to Zero' yang Jadi Korban Klub Besar

Rabu, 19 Juli 2017 19:05 WIB
Penulis: Frederica | Editor: Yohanes Ishak
Bojan Krkic dan Alexandre Pato.

Mendapatkan pemain yang menjadi target pada jendela transfer pastinya akan membuat tiap manajemen klub menjadi senang. Rasa 'bangga' karena bisa mengalahkan para pesaing pun turut dirasakan.

Namun sayangnya, terkadang pihak klub lebih memikirkan mengenai keuangan semata dibandingkan masa depan sang pemain itu sendiri. Apalagi, untuk pesepakbola yang berusia muda.

Baca Juga

Padahal, biasanya tiap klub ingin merekrut pemain muda dengan tujuan untuk mendidik dan menjadikannya pemain bintang di masa depan. Sayang, uang terkadang menjadi suatu 'penghalang' bagi para pemain muda untuk mengembangkan karier di dunia si kulit bundar.

Sementara, uang juga bisa menjadi 'penutup' mata bagi mereka, para petinggi klub, untuk tetap bisa menghidupkan klubnya dan merasakan masa kejayaannya.

Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak klub jawara Liga Primer Inggris 2016/17, yaitu Chelsea. Website Football Fan Cast pernah memberitakan sebuah artikel berjudul "Inconsequential profits and sacrificing future stars: Chelsea’s loan system is failing" (04/07/17) yang isinya membedah mengenai sistem peminjaman pemain yang dilakukan pihak The Blues.

Roman Abramovich, pemilik Chelsea.

Pasalnya, pihak The Pensioners kerap kali mengikat kontrak satu pemain, yang kemudian tidak dimainkan untuk memperkuat tim asal London Barat, melainkan dipinjamkan ke klub lain.

Melihat hal itu, laporan pun menuturkan teori di balik kebijakan tersebut, yang mana Chelsea merekrut pemain muda yang mempunyai 'nilai' dan menjamin mereka akan bisa berkembang dengan baik. Namun, sang pemain tidak dikembangkan oleh klub utamanya, tetapi dipinjamkan ke klub lain dengan tujuan untuk ‘memperkenalkan’ sang pemain ke seluruh Eropa.

Hasilnya, pihak The Blues pun akan bisa mendapatkan uang, sebagai hasil investasi dari proses peminjaman pemain itu (beberapa proses peminjaman pemain membutuhkan uang). Dengan begitu, pihak Chelsea pun bisa kembali merekrut pemain untuk dimasukkan dalam tim utama.

Bertrand Traore memilih hengkang dari Chelsea ke Olympique Lyon.

Sayangnya, tidak semua pemain, apalagi mereka yang namanya sudah dikenal akan performanya yang ciamik, ingin terus menjadi pemain 'nomaden'. Seperti salah satu mantan penggawa Chelsea, Bertrand Traore. Ia mengungkapkan dirinya memilih hengkang ke Olympique Lyon karena tidak ingin terus-menerus menjadi pemain pinjaman.

"Sudah waktunya (untuk hengkang). Mengingat usia dan perkembangan saya, ini sudah waktunya bagi saya untuk meninggalkan klub. Saya tidak ingin mengulang kembali skenario yang sama (dipinjamkan ke klub lain). Sudah saatnya bagi saya untuk bisa menemukan klub yang tetap di mana saya bisa bermain di skuat utama, dan saya bisa menjadi pemain kunci di tim," jelasnya, dikutip dari Metro (29/06/17).

Sedikit informasi, pria berusia 21 tahun masuk dalam tim utama Chelsea pada 2014 lalu. Namun, baru sehari dikontrak oleh The Blues, ia pun langsung dipinjamkan ke dua klub. Pertama, ke Vitesse pada 2014-2015 dan Ajax Amsterdam pada 2016-2017. Oleh sebab itu, pria berposisi sayap kanan ini hanya membela The Pensioners selama 1 musim saja.

Contoh lainnya dialami oleh Lucas Piazon. Sejak menandatangani kontrak bersama klub bermarkas di Stamford Bridge pada 2012 lalu, dirinya hanya baru berseragam biru pada musim perdananya. Selebihnya, ia pun dipinjamkan ke beberapa klub, seperti Malaga, Vitesse, Eintracht Frankfurt, Reading, dan terakhir klub Fulham hingga 2018 mendatang.

Sama dengan apa yang dirasakan oleh Traore, Piazon pun juga mengungkapkan ia merasa tidak nyaman karena selalu dipinjamkan ke klub lain.

"Saya hanya ingin sebuah klub yang bisa saya sebut sebagai rumah," tuturnya, dilansir dari The Sun (06/09/16).

Penyerang muda Chelsea, Lucas Piazon yang terus dipinjamkan setiap musimnya.

Namun di sisi lain, nyatanya tidak semua tindakan itu dilakukan karena semata-mata hanya untuk mencari keuntungan saja. Pihak klub pastinya sudah benar-benar memikirkan secara matang mengenai performa dan kebutuhan dalam skuat asuhannya.

Apalagi, jika pesepakbola itu sendiri sering kali dibekap cedera ataupun gagal bersinar ketika dirinya dikontrak oleh klub besar. Akibatnya, mau tidak mau pun ia harus rela untuk meningkatkan performa di klub lain sebagai pemain pinjaman.

Berikut ini INDOSPORT akan merangkum pesepakbola mana saja yang sebenarnya bisa bersinar, hanya saja keberuntungan tidak berpihak kepada mereka karena terus gagal dan kerap kali mengalami cedera sehingga menjadi pemain 'nomaden' akibat dipinjamkan ke klub lain.


1. Bojan Krkic (Mantan Pemain Barcelona)

Bojan Krkic saat masih membela Barcelona.

Para pencinta sepakbola pastinya tidak asing dengan nama Bojan Krkic. Krkic, seorang pesepakbola yang sempat dijuluki sebagai "The Next Lionel Messi" dan digadang-gadang akan menjadi pemain top dunia di Barcelona. Sayangnya, kini namanya mulai redup di dunia persepakbolaan.

Sejak 2007 silam, Krkic mendapatkan tempat di tim utama Barcelona, yang dipromosikan dari tim Barcelona B. Pada awal-awal musim perdananya, pria asal Spanyol itu bahkan sempat mengalahkan rekor yang dicatatkan oleh Lionel Messi di usianya ke 17 tahun 19 hari, kala melawan Osasuna pada September 2007, diberitakan Goal (30/01/17).

Performa apik yang ditunjukkan di setiap pertandingan membuat namanya semakin melejit dan dikenal oleh masyarakat luas. Tidak ketinggalan, pujian dari pelatih pun turut diberikan.

Bojan Krkic saat masih membela Barcelona.

"Bojan merupakan harta karun di sepakbola," ucap Frank Rijkaard, pelatih Barcelona kala itu, diberitakan The Guardian (02/06/14) lalu.

"Hanya ada sedikit pemain yang mempunyai sentuhan magis. Bojan adalah salah satu dari pemain itu," puji Pep Guardiola, yang saat itu menggantikan Rijkaard.

Setelah namanya terkenal, banyak sekali para masyarakat ataupun pihak klub yang menaruh ekspektasi tinggi kepada diri Bojan. Sayangnya, kala itu Bojan tidak bisa menanggung beban yang dipikulnya.

"Setiap malam, saya tidak bisa berjalan-jalan. Saya juga tidak bisa pergi ke pesta ulang tahun ataupun bioskop," keluh Bojan.

Bojan Krkic saat memperkuat Stoke City.

Ditambah dengan kepergian Rijkaard, yang kemudian digantikan oleh Pep, yang disinyalir sebagai awal kemerosotan karier Bojan.

Berdasarkan data dari Transfermarkt, pada 2011 lalu dirinya pun memilih hengkang ke AS Roma. Baru semusim berseragam merah kuning, Bojan dipinjamkan ke AC Milan, yang kemudian dijual kembali ke mantan klubnya, Barca.

Lagi-lagi, dirinya pun langsung dipinjamkan ke klub asal Eredivisie, Ajax Amsterdam pada musim 2013/14. Setelahnya, ia pun dijual ke klub Liga Primer Inggris, yaitu Stoke City.

Sudah membela selama 3 tahun hingga awal 2017 ini, Bojan kembali berstatus sebagai pemain pinjaman untuk klub asal Bundesliga Jerman, Mainz 05, yang masa kontraknya hanya setengah musim hingga 30 Juni 2017 kemarin.

Sayangnya, kemampuan magisnya tidak lagi seperti dulu, yang membuat namanya kian meredup di dunia si kulit bundar. Hal itu yang juga membuat dirinya mengalami penurunan harga. Terakhir, saat dirinya dijual oleh Barca ke Stoke City, Bojan 'hanya' dihargai 1,8 juta euro atau sekitar Rp27 miliar.

Padahal, dua kali proses pembelian dirinya bernilai lebih mahal, yaitu 12 juta euro (Rp184 miliar) kala dirinya dijual ke AS Roma dan 13 juta euro (Rp199 miliar) ketika ia dijual kembali oleh Serigala Ibu Kota Italia ke Barca.


2. Alexandre Pato (Mantan Pemain AC Milan)

Alexandre Pato saat membela AC Milan.

Nama Alexandre Pato dikenal masyarakat luas ketika dirinya membela AC Milan pada 2007 hingga 2013 silam. Kala itu, Pato dibeli dari Internacional, klub asal Serie B atau Divisi Dua Liga Brasil dengan mahar 22 juta euro (Rp337 miliar).

Tergabung bersama klub Milan dan merasakan arahan dari tiga pelatih yang berbeda, yaitu Carlo Ancelotti, Leonardo, dan Massimiliano Allegri bisa dikatakan sebagai musim terbaik di sepanjang karier persepakbolaannya.

Selama 6 tahun membela klub yang bermarkas di San Siro Stadium itu, Pato telah mencatatkan torehan 63 gol dan 18 assists dari total 150 laga yang diikuti. Sayangnya, langkah yang diambil dirinya untuk hengkang membuat kariernya tidak berkembang dengan cemerlang.

"Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi sudah dua kali berusaha menghentikan saya untuk pergi. Pertama pada Januari 2012 lalu, yang mana saya batal bergabung dengan PSG. Ia mengungkapkan kepada saya 'kamu tidak akan pergi karena kamu adalah simbol dari klub'. Oleh sebab itu, saya pun menghormati permintaannya dengan menetap bersama AC Milan," jelasnya diberitakan ESPN (26/06/17).

Alexandre Pato saat membela AC Milan.

Namun, keadaan fisiknya yang terbilang lemah karena sering mengalami cedera membuat Pato semakin sulit untuk bersinar. Bermula pada 2011 lalu ketika ia harus dibekap cedera yang mengakibatkan dirinya hanya bermain dalam 25 laga pertandingan di dua musim.

"Saya terus-menerus mengalami masalah pada fisik. Untuk Berlusconi, saya masih tidak bisa dijual, tetapi saya pun mendatangi dan meyakinkannya. Saya berbicara kepadanya bahwa itu untuk kebaikan saya sendiri."

"Ada beberapa orang, yang berada di Milan, yang mengatakan bahwa saya tidak bisa bermain lagi. Namun, saya tahu bahwa hal itu tidak benar. Oleh sebab itu, saya memutuskan untuk pergi. Saya harus mengubah pola latihan dan untuk kesembuhan tubuh saya."

Alexandre Pato, striker Tianjin Quanjian.

Setelahnya, pria berusia 27 tahun itu pun hengkang ke klub asal Brasil, Corinthians. Sayangnya, ia tidak bisa menunjukkan performa yang baik. Ditambah dengan kegagalannya mencetak gol dalam adu penalti kontra Gremio pada Copa do Brasil 2013 silam. Kegagalannya itu membuat timnya gagal melaju ke babak semifinal, mengutip dari FourFourTwo (13/01/16).

Setelahnya, Pato pun beberapa kali dipinjamkan ke Sao Paulo, Chelsea, hingga akhirnya kembali dijual ke Villarreal. Hanya merasakan setengah musim bersama klub asal La Liga Spanyol itu, pada Januari 2017 kemarin pria asal Brasil itu pun kembali dijual ke klub asal China, Tianjin Quanjian.


3. Anderson (Mantan Pemain Manchester United)

Anderson Luis de Abreu Oliveira kala memperkuat Manchester United.

Pria dengan nama lengkap Anderson Luis de Abreu Oliveira ini sebelumnya digadang-gadang menjadi pemain masa depan Manchester United. Bermain di posisi gelandang serang, Anderson didatangkan oleh Man United dari Porto pada 2007 silam.

Saat itu, Anderson baru membela klub berjuluk Blue and Whites itu pada 22 laga pertandingan selama dua musim. Meskipun minim dalam jam bertanding, pihak Setan Merah tidak ragu untuk mendatangkan pria berusia 29 tahun itu karena melihat performa ciamiknya.

Tidak tanggung-tanggung, manajemen klub The Red Devils pun menggelontorkan dana sebesar 26,78 juta pounds atau sekitar Rp464 miliar, menurut data dari Transfermarkt.

Anderson Luis de Abreu Oliveira saat membela Porto.

Pada awal musim perdananya bersama klub United, pria asal Brasil itu memang memperlihatkan performanya yang top. Sayangnya, cedera yang dialaminya membuat ia pun mengalami penurunan performa.

Memasuki musim 2009/10, Anderson mengakhiri musim itu lebih cepat akibat cedera lutut sehingga membuat dirinya harus absen dalam 18 pertandingan. Selain itu, ia juga pernah mengalami musibah kecelakaan mobil pada 2010 silam di Portugal, menurut laporan dari Bleacher Report (14/12/13).

Akibatnya, pihak klub pun memilih untuk meminjamkan sang pemain kepada Fiorentina pada Januari 2014 selama setengah musim hingga Juni 2014. Selanjutnya, Anderson pun membela klub asal Brasil, Internacional pada Februari 2015 dengan status bebas transfer ketika masa kontraknya sudah habis.

Setelah dua tahun membela klub berjuluk The Red itu, ia kembali berstatus pemain pinjaman sejak Februari 2017 ini di klub Coritiba hingga akhir tahun ini.

Dikarenakan sering mengalami cedera, terlebih pada saat membela Man United dengan total 8 kali pada 2008 hingga 2014, para warganet pun seakan memberikan label pada sang pemain. Hal itu tergambar ketika pria kelahiran 13 April 1988 tersebut hanya bermain selama 36 menit saja kontra The Strongest pada Copa Libertadores, Februari 2015 silam.

Anderson Luis de Abreu Oliveira menggunakan alat bantu pernapasan.

Pasalnya, Anderson diganti karena mengalami cedera. Mengutip The Telegraph (18/02/15), Anderson memperlihatkan tampak raut wajah sedang menahan rasa sakit. Setelah duduk di bangku pemain, ia pun meminta tolong untuk diberikan alat bantu pernapasan. Hal itu pun seakan menjadi hal yang 'biasa' bagi para fans Man United.


4. Federico Macheda (Mantan Pemain Manchester United)

Federico Macheda saat mencetak gol untuk Manchester United.

Nama Federico 'Kiko' Macheda dikenal banyak orang, terutama para fans Manchester United kala dirinya membawa rekan-rekannya memenangi pertandingan di Liga Primer Inggris pada 2009 silam. Kala itu, Setan Merah melakoni laga kandang kontra Aston Villa.

Man United berhasil memperoleh gol perdana lewat sepakan Cristiano Ronaldo pada menit ke-14. Sayangnya, kubu tamu berhasil menorehkan dua gol pada menit ke-30 dan 58 lewat John Carew serta Gabriel Agbonlahor. Setelahnya, Ronaldo kembali mencatatkan nama di papan skor sehingga skor pun imbang 2-2.

Menjelang berakhirnya laga pertandingan, tepatnya di menit ke-90, Macheda mampu merobek jala gawang lawannya sehingga skor menjadi 3-2 untuk kemenangan Man United. Padahal, Macheda baru dimainkan pada menit ke-61, menggantikan Nani.

Federico Macheda dan Cristiano Ronaldo saat sama-sama membela Manchester United.

Kejadian itu pun menjadi hal yang sangat dikenang oleh Macheda sendiri. Namun sayangnya, setelah menjalani dua tahun perdananya membela klub di Old Trafford, ia pun menjadi pemain pinjaman. Pada 2011, pria berusia 25 tahun itu berstatus pemain pinjaman milik Sampdoria. Setelahnya, ia pun dipinjamkan ke Queens Park Rangers, VfB Stuttgart, Doncaster Rovers, hingga Birmingham.

Ketika masa kontraknya habis, ia pun hengkang ke Cardiff dan kembali dipinjamkan ke Nottingham Forest.

Federico Macheda saat dipinjamkan ke Cardiff.

Setelah sempat berstatus bebas transfer pada Agustus 2016, Macheda pun beralih ke klub asal Italia, Novara Calcio yang bermain di Serie B Italia.

Namun sepertinya, langkah yang ia lakukan memberikan penyesalan yang mendalam baginya. Pasalnya, Sir Alex Ferguson pernah berdiskusi mengenai masa depan kariernya. Hanya saja, Macheda tidak mendengarkan perkataan Ferguson.

"Fergie ingin saya tetap menjadi pemain pinjaman. Saya melihat itu sebagai hal masuk akal karena banyak klub Liga Primer Inggris yang menginginkan saya, seperti Everton dan Sunderland. Hanya saja, saya ingin bermain di Italia, di Serie A Italia. Fergie tidak setuju dengan hal itu. Ia pun mengatakan bahwa saya harus bermain di Inggris, di mana ia bisa mengawasi saya," tuturnya kepada ESPN, sebagaimana dikutip dari Goal (25/05/17). 

Manchester UnitedBarcelonaAC MilanLucas PiazonAlexandre PatoAndersonBojan KrkicFederico MachedaBertrand TraoreBola Internasional

Berita Terkini