5 Transfer 'Sampah' yang Terjadi di Liga Primer Inggris
Dibukanya bursa transfer menjadi hal tersendiri untuk para penggemar sepakbola, terutama mereka yang menjadi pendukung klub-klub sepakbola di wilayah Eropa. Hal ini dikarenakan beberapa klub di Eropa akan memperkuat komposisi tim dengan melakukan jual beli pemain.
Baca Juga: |
---|
Aktivitas jual beli pemain pada dasarnya bukanlah sebuah kewajiban untuk klub-klub sepakbola. Karena pada dasarnya, sebuah klub dapat berkompetisi tanpa harus melakukan aktivitas di bursa transfer, asalkan klub tersebut sudah memiliki jumlah pemain yang cukup untuk mengikuti sebuah kejuaraan.
Kini jual beli pemain di bursa transfer menjadi sangat digandrungi oleh beberapa klub karena berbagai keuntungan yang mereka peroleh. Selain berkembangnya gaya permainan karena mendapatkan pemain yang bagus, juga karena hasil penjualan jersey pemain baru yang laku keras di pasaran menjadi faktor tersendiri untuk klub yang bersangkutan.
Seperti ketika Manchester United yang berhasil mendatangkan Zlatan Ibrahimovic pada bursa transfer musim lalu. Didatangkan dengan status bebas transfer, penjualan jersey Ibrahimovic dikabarkan laris manis dan menjadi keuntungan tersendiri untuk manajemen Setan Merah.
Begitu pula dengan Pogba, yang dikabarkan dengan penjualan jersey-nya saja mampu menutup nominal yang dikeluarkan oleh Ed Woodward kepada Juventus untuk mendatangkannya kembali ke Old Trafford Stadium. Seperti yang kita ketahui, Pogba hingga saat ini masih menjadi pesepakbola termahal di dunia dengan harga 89 juta poundsterling.
Walau terlihat menguntungkan, sejatinya tidak melulu aktivitas bursa transfer memberikan keuntungan untuk klub yang bersangkutan. Tidak jarang klub-klub besar Eropa, terutama dari Liga Primer Inggris, merugi karena salah mendaratkan pemain.
Melihat hal ini, INDOSPORT mencoba merangkum beberapa transfer ‘sampah’ atau gagal yang pernah dilakukan oleh klub-klub besar Liga Primer Inggris. Data dihimpun berdasarkan besarnya nominal yang dikeluarkan serta kontribusinya di klub tersebut.
1. Fernando Torres ke Chelsea
Tentu kita ingat dengan ‘kasus’ transfer kontroversial yang terjadi pada penghujung waktu bursa transfer musim dingin di tahun 2011 silam. Kala itu bintang pujaan penggemar Liverpool, Fernando Torres, resmi hijrah ke kubu rival, Chelsea.
El Nino kala itu memecahkan rekor transfer antar klub Liga Primer Inggris. Pemain asal Spanyol itu didatangkan ke Stamford Bridge dengan harga 50 juta poundsterling, atau sekitar Rp865,6 miliar.
Pindahnya Torres ke Chelsea jelas membuat Kopites, penggemar Liverpool, marah besar. Banyak di antara mereka yang menghujat serta mengutuk sang pemain bermain buruk di Chelsea.
Hal tersebut pun menjadi kenyataan. Torres menjadi pembelian terburuk The Blues dalam satu dekade terakhir. Bersama The Blues, El Nino hanya tampil sebanyak 182 pertandingan saja, dengan mencetak 48 gol dan 40 assists.
Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding ketika dirinya masih memperkuat Liverpool. Bersama The Reds, dirinya mampu mencetak 81 gol dan 20 assists dengan hanya tampil sebanyak 142 laga saja.
2. Wilfried Bony ke Manchester City
Bermain bagus bersama Swansea City selama dua musim, membuat manajemen Manchester City kepincut untuk membelinya. Alhasil, pemain yang kini berusia 28 tahun itu diboyong ke Etihad Stadium dengan harga 28 juta poundsterling.
Dijualnya Bony ke Man City sempat menjadikannya sebagai salah satu pemain termahal yang pernah dijual oleh Swansea City. Namun, harga yang dikeluarkan oleh kubu The Citizens tidak sebanding dengan apa yang ditunjukkannya.
Sejak didatangkan pada Januari 2015 lalu, pemain asal Pantai Gading sempat dipinjamkan ke Stoke City selama semusim. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah mereka untuk kembali menemukan performa terbaik Bony di atas lapangan.
Namun sayang, dirinya masih dianggap gagal bahkan ketika dipinjamkan ke Stoke City selama semusim. Bersama The Potters, dirinya hanya tampil sebanyak 11 kali dengan mencetak dua gol saja di musim lalu.
Sedangkan bersama Manchester City, dirinya hanya mampu mencetak 11 gol dan tujuh assists dari 46 laga yang telah mereka lakoni.
3. Andy Carroll ke Liverpool
Pada tahun 2011 Liverpool memecahkan rekor transfer mereka dengan mendatangkan penyerang milik Newcastle United, Andy Carroll. Kala itu, Big Andy didatangkan ke Anfield Stadium dengan mahar 35 juta poundsterling (Rp606 miliar) di umurnya yang baru menginjak 22 tahun.
Didatangkan dengan harga mahal, tidak membuat Carroll sukses bersama Liverpool. Walau sempat digadang-gadang akan bersinar, namun dirinya justru gagal menemukan performa terbaiknya di Anfield.
Terhitung dirinya hanya mampu mencetak 11 gol dan enam assists dari 58 laga yang telah dilakoninya. Hal ini pun menjadikan dirinya sebagai pemain gagal yang pernah dibeli Liverpool dalam era Liga Primer Inggris.
Padahal, dirinya sempat tampil mengilap ketika diorbitkan ke tim inti The Magpies. Big Andy kala itu berhasil mencetak 33 gol dan 21 assists dari 90 laga bersama Newcastle United.
4. Jose Antonio Reyes ke Arsenal
Jose Antonio Reyes, atau yang biasa kita sebut dengan nama Reyes, menjadi salah satu pembelian blunder yang dilakukan oleh Arsene Wenger. Diborong dari Sevilla pada Januari 2004 silam, pemain asal Spanyol itu gagal menunjukkan performa terbaiknya.
Reyes yang kala itu masih berumur 20 tahun, didatangkan oleh kubu The Gunners dari Sevilla dengan harga 20 juta euro. Performa impresifnya di La Liga bersama Sevilla kala itu membuat Wenger berani bertaruh untuk membeli pemain muda namun dengan harga yang lumayan tinggi.
Namun sayang, di London dirinya tak berhasil menemukan performa terbaiknya. Sempat dipinjamkan ke Real Madrid pada tahun 2006, Reyes memilih hengkang ke Atletico Madrid pada tahun 2007 setelah hanya mampu mencetak 23 gol dan 24 assists dari 109 laga yang telah dilakoninya.
5. Andriy Shevchenko ke Chelsea
Pembelian Andriy Shevchenko ke Chelsea menjadi salah satu transfer gagal yang pernah terjadi untuk klub asal London tersebut. Pemain tampan asal Ukraina itu didatangkan dari Milan di tahun 2006 dengan mahar sebesar 37 juta poundsterling.
Tiga musim bersama The Blues, Sheva sempat mengalami masa pinjaman kembali ke AC Milan. Hal tersebut dilakukan untuk mencari kembali ketajaman sang pemain. Namun sayang, hal tersebut tak membuahkan hasil yang manis.
Di Stamford Bridge dirinya hanya mampu mencetak 22 gol saja, dengan 11 assists dari dari 77 laga yang telah dilaluinya. Tidak berkembang, dirinya pun memutuskan untuk hijrah ke klub lamanya, Dynamo Kiev, di tahun 2009.