Buntut Botol dan Batu Melayang di GBLA, Bos Persija Berharap Regulasi Ditegakkan
Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade menanggapi kejadian yang diterima timnya kala bermain melawan Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Sabtu, (22/07/17) lalu. Kala itu, tim berjuluk Macan Kemayoran tersebut dihujani lemparan botol minuman dan batu oleh pendukung tuan rumah, Bobotoh.
Mantan kepala Departemen Tim Nasional (Timnas) PSSI itu berharap operator kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 2017 dan federasi bisa bertindak tegas. Gede berharap, segala sesuatunya berpatokan dengan regulasi.
“Sebuah kompetisi yang direstui federasi pasti ada regulasi. Jadi kejadian apapun yang terjadi di lapangan selama dalam koridor pertandingan pasti ada regulasi. Saya minta kepada operator atau federasi untuk menegakkan ketentuan hukum,” ujar Gede saat ditemui pewarta ketika memantau latihan Persija di Lapangan Sutasoma, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, (24/07/17).
“Sebab, kalau kejadian dilakukan klub besar dan tidak dapat sanksi sesuai peraturan berlaku, repot. Semua masyarakat sepakbola akan kecewa,” tambahnya.
Lebih lanjut Gede menambahkan, operator kompetisi dan federasi harus memutuskan hukuman yang adil tanpa menimbang-nimbang karena tekanan dari pihak mana pun. Jadi, segalanya harus sesuai dengan koridor namun tetap tegas tanpa pandang bulu.
Baca Juga |
---|
“Tapi harus dilihat secara clear dan dewasa. Jangan sanksi dibuat karena intimidasi atau perasaan gak suka. Jadi harus fair. Karena semua klub sekarang dihantui denda. Dalam ekonomi lagi susah, cari duit sulit,” tutur Gede.
“Kenapa denda, biar ada efek jera. Tapi diharapkan sanksi akan ada efek jera. Bagi klub kaya raya, mending didenda miliaran dari pada bermain tanpa penonton atau pemain tertentu,” sambungnya.
Persija, kata Gede, telah berencana untuk melontarkan komplain soal insiden melawan Persib kepada regulator. Laporan tertulis pun sudah disiapkan.
“Kita komplain ke regulator. Wajar itu. Berdasarkan fakta yang dialami tim, kita buat kronologis dan komplain secara tertulis. Biar ditentukan regulator. Kita tulis apa kerugian kita apa yang kita alami, mereka yang putuskan setelahnya,” tutupnya.