Bung Ferry, 'Bapak' Pengayom The Jakmania
Tauhid Indrasjarief atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ferry ini merupakan "bapaknya" para anggota kelompok suporter setia Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah mengagumi Macan Kemayoran sejak kecil, Ferry kini menjadi sosok yang berjasa besar di balik Jakmania.
Mengasuh kelompok suporter sebesar Jakmania tidaklah mudah. Banyak masalah yang menjerat mereka seperti terlibat beberapa kericuhan usai pertandingan dengan klub lain. Maka mengembalikan citra baik Persija dan Jakmania menjadi salah satu tugas berat dari Ferry.
Lantas bagaimana perjuangan pria yang akrab dipanggil Bung Ferry ini? Berikut INDOSPORT kisahkan secuplik profil pengayom para The Jak tersebut.
1. Putra Bandung Pencinta Klub Ibu Kota
Bung Ferry lahir di Kota Bandung pada 18 Februari, 52 tahun silam. Dalam sebuah wawancara dengan Sport Satu, ia bercerita bahwa dirinya kenal Persija dari almarhum sang kakek. Sedari kecil, ia kagum dengan klub yang sarat dengan pemain bintang pada zamannya itu, dari Anjas Asmara hingga Patar Tambunan.
The Jakmania sendiri lahir pada 19 Desember 1997, sebagai buah ide dari Ferry, manajer saat itu Diza Rasyid Ali, Gugun Gondrong, dan beberapa tokoh lainnya. Kala itu, mereka gerah dengan keadaan klub yang tak punya basis suporter yang kuat.
Bertempat di mes Persija pada saat itu di Graha Wisata Kuningan, mereka yang berkumpul menyetujui pembentukan The Jakmania sebagai organisasi suporter Persija yang baru sebagai penerus dari Persija Fans Club (PFC), yang merupakan kelompok suporter Macan Kemayoran sebelumnya.
Gugun Gondrong lantas dipilih sebagai ketua umum pertama karena statusnya yang dikenal sebagai seorang figur publik, sedangkan Ferry menjadi wakilnya.
Nama The Jakmania sendiri dipilih karena pada waktu itu pihak klub menginginkan julukan yang mencerminkan Kota Jakarta, dengan tambahan Mania yang disadur dari Beatlemania, kelompok penggemar The Beatles.
2. Dipercaya sebagai Ketua
Usai kepemimpinan Gugun Gondrong, Ferry dipercaya melanjutkan tongkat kepemimpinan untuk beberapa periode. Masa tugasnya adalah periode 1999-2001, 2001-2003, dan 2003-2005.
Lalu dalam Musyawarah Luar Biasa yang diselenggarakan di GOR PKP Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (22/01/17) lalu, Ferry terpilih lagi sebagai ketua dengan mendapatkan total 369 suara. Sementara itu, calon lainnya, Duto Pamungkas mengumpulkan 182 suara.
Dengan kembali berstatus ketua Jakmania hingga 2020, ia menginginkan adanya perubahan dalam organisasi dan evaluasi dari setiap anggotanya. Pria yang dijuluki Rambo ini juga berjanji untuk membangkitkan kembali semangat dan gairah The Jakmania.
3. Tegas Membina 'Anak-anak Asuhannya'
Hampir dua dekade membina Jakmania, Ferry tak segan-segan melakukan upaya apa pun untuk mendisiplinkan para anggotanya. Seperti yang belum lama ia lakukan, tepatnya pada laga Persija Jakarta vs Bhayangkara FC, Sabtu (29/07/17).
Salah seorang pendukung Persija, memaki Viking, kelompok suporter Persib Bandung. Ferry yang mendengarnya langsung menghampiri pemuda tersebut dan langsung mengomeli, bahkan menamparnya. Sang ketua rupanya amat geram dengan kelakuan oknum Jakmania itu yang berpotensi kembali memercik perselisihan antar suporter.
Apalagi, belum lama ini muncul korban dari kericuhan antara The Jakmania dan Bobotoh yang mengakibatkan seorang suporter meninggal dunia.
Namun tak selalu dengan cara ekstrem seperti di atas, Ferry juga kerap mengingatkan para anggota Jakmania secara halus. Beberapa caranya melalui tulisan di laman Facebook-nya.