Suporter Serbu Lapangan, Derby Malang Tak Tuntas 90 Menit

Derby Malang yang diprediksi akan berjalan panas, akhirnya terjadi juga. Pertandingan antara Persema 1953 versus Arema Indonesia pun dihentikan di menit ke-81, lantaran situasi sudah tak terkendali akibat masuknya ratusan suporter tengah lapangan.

Awalnya, laga lanjutan kompetisi Liga 3 di Grup 3 Zona Jawa Timur itu berjalan menarik. Kedua tim saling jual beli serangan dan mampu memberi hiburan menarik bagi sekitar 3 ribuan penonton di Stadion Gajayana Kota Malang, Rabu (02/08/17) sore kemarin.

Persema 1953 unggul terlebih dahulu melalui sontekan Andhika Agrapana di menit 33. Dan di paruh kedua, laga berjalan dengan tensi tinggi pasca Arema Indonesia menyamakan skor di menit 55 melalui set piece Mochamad Dzulkarnaen.

Tanda-tanda kericuhan pun mulai tercium ketika laga menyisakan sepuluh menit. Pelanggaran keras sering dilakukan pemain kedua tim, hingga menyebabkan aksi protes yang berlebihan oleh pemain.

Puncaknya terjadi di menit 81, ketika Yance Asep Duwiri diganjar kartu merah oleh wasit Rahman Efendi. ofisial Arema Indonesia yang tidak terima, melakukan protes dengan mengerubungi wasit asal Jombang itu.

Aremania yang terpancing emosinya lalu merangsek masuk ke lapangan dan mengejar wasit beserta dua asistennya. Perangkat wasit yang mendapat beberapa pukulan dan tendangan dari penonton lalu berlarian menuju ruang ganti, sehingga menimbulkan kekacauan lebih parah di lapangan.

"Kami protes karena tiba-tiba pemain kami dikartu merah oleh wasit. Padahal, pertandingan cukup bagus dan peluang untuk menang terbuka bagi kedua tim," bilang Totok Anjik di depan awak media.

"Soal kejadian ini, kami jelas sangat dirugikan karena sedang bersemangat mencetak gol. Dan hasil akhir apakah tetap 1-1 atau bagaimana, saya kembalikan ke manajemen untuk diteruskan ke PSSI," imbuh pelatih Arema Indonesia tersebut.

Pasca aksi penyerbuan itu, perangkat wasit tidak terlihat lagi di lapangan hingga terhenti lebih dari 20 menit. Suporter yang kadung kesal, kemudian menumpahkan kekecewaan dengan berlarian dan bernyanyi di lapangan maupun pintu masuk utama stadion.