Nasser Al-Khelaifi, Mantan Petenis di Balik Dompet Tebal PSG
Nama Nasser Al-Khelaifi banyak disebut di berbagai media dalam satu bulan terakhir. Berita soal Al-Khelaifi terkait jabatannya sebagai Chairman Qatar Sports Investment yang memiliki saham mayoritas di Paris Saint-Germain.
PSG pun sukses mencatatkan diri sebagai salah satu klub yang pernah merekrut pemain termahal di dunia saat memboyong Neymar dari Barcelona pada bursa transfer musim panas ini.
Siapa sangka, sosok yang kini mulai disegani di dunia sepakbola itu mengawali kariernya justru sebagai petenis profesional. Toh, dari dunia tenis inilah dia akhirnya bisa menapak karier yang lebih tinggi.
Kini, selain dikenal sebagai petinggi klub besar di Eropa, Al-Khelaifi juga menjabat posisi mentereng di dunia pertelevisian. Visinya yang luas dan tajam dalam dunia bisnis mengantarkan Al-Khelaifi menjadi sosok berpengaruh besar dalam industri sepakbola dunia saat ini.
Berikut ini perjalanan karier Nasser Al-Khelaifi secara singkat yang INDOSPORT sarikan dari berbagai sumber:
1. Petenis Profesional
Karier Al-Khelaifi dalam dunia tenis profesional memang kurang cemerlang. Mantan skuat Timnas Qatar di Piala Davis ini menjalani karier profesionalnya dari 1992 hingga 2002 dengan catatan kurang impresif.
Dia bermain dalam 43 pertandingan dengan catatan 12 kali kemenangan dan kalah 31 kali. Sebagai petenis profesional, Al-Khelaifi pernah dua kali merasakan turnamen ATP Tour.
Pertama saat tersingkir di babak pertama ajang Thomas Muster 1996. Kedua, juga tersingkir di babak pertama Qatar Terbuka 2001. Al-Khelaifi mengakhiri kariernya sebagai petenis pada 2002 dengan meraih peringkat ke-995 ATP.
Meski kurang sukses, dunia tenis yang mengantarkan Al-Khelaifi ke jenjang karier yang lebih tinggi. Tenis lah yang mempertemukan dia dengan Tamim bin Hamad Al-Thani ketika sama-sama membeli tim Piala Davis Qatar.
Sekadar info, Tamim bin Hamad Al-Thani kemudian menjadi Emir Qatar pada Juni 2013 sekaligus pemilik dari Qatar Sports Investment.
2. Presiden Federasi Tenis Qatar
Pengalamannya di dunia tenis profesional juga yang mengantarkan Nasser Al-Khelaifi memegang jabatan penting lainnya. Pada November 2008, Al-Khelaifi diberi kepercayaan untuk menjabat Presiden Federasi Tenis Qatar.
Jabatan ini membuka jaringan yang lebih luas di luar Qatar. Tiga tahun berselang, Al-Khelaifi pun mendapat kepercayaan menduduki posisi Wakil Presiden Asosiasi Tenis Asia untuk wilayah Asia Barat.
3. Direktur Al Jazeera dan CEO beIN Media Group
Berkat jaringan yang kuat, Nasser Al-Khelaifi pun tak perlu lama menganggur usai pensiun dari dunia tenis. Pada 2003, dia didapuk untuk menjadi Director of Rights Acquisitions di Al Jazeera Sport. Saluran khusus olahraga ini memang baru diluncurkan pada tahun itu.
Berkat performa apiknya, Al-Khelaifi pun dipercaya untuk menjabat General Manager di Al Jazeera Sport pada 2008. Jabatan ini tak berubah hingga perusahaan ini melakukan rebranding menjadi beIN Sport pada 2013.
Saat Al Jazeera Sport bertransisi menjadi beIN Sports tahun itu, dia pun mendapatkan kepercayaan baru. Al-Khelaifi menjabat posisi Chairman sekaligus Chief Executive Officer dari beIN Media Group.
4. Chairman Qatar Sports Investment dan Paris Saint-Germain
Kedekatannya dengan Tamim bin Hamad Al-Thani membawa Al-Khelaifi menuju posisi yang lebih tinggi. Qatar Sports Investment pun dipercayakan kepadanya untuk dinakhodai. Saat QSI mengambil alih PSG pada 2011, Al-Khelaifi pun langsung mengemban tugas sebagai Chairman.
Dengan dana yang melimpah dan visi yang kuat, Al-Khelaifi menargetkan PSG bisa menguasai Ligue 1 Prancis dan menjadi klub yang diperhitungkan di Eropa.
Sejumlah pemain bintang direkrut. Mulai dari Thiago Silva, Edinson Cavani, Zlatan Ibrahimovic, Javier Pastore, dan pemain termahal dunia Neymar. Semuanya merupakan bagian dari upaya Al-Khelaifi membawa PSG menjadi klub yang disegani.
Prestasi yang diraih PSG pun berbuah manis bagi Al-Khelaifi. Febuari 2012, Al-Khelaifi mendapat penghargaan French Sport Business Award. Dia mengalahkan 9 pesaing dengan meraih sebagian besar voting dari 1.500 suara.
Pada 2015, dia dinobatkan sebagai Presiden Klub Favorit. Setahun berikutnya, media besar Prancis, L'Equipe memberi penghargaan Al-Khelaifi sebagai Sosok Paling Berpengaruh di Sepakbola Prancis. Semua posisi puncak tersebut diawali Nasser Al-Khelaifi sebagai seorang petenis.