3 'Borok' Milomir Seslija, Calon Pelatih Persib Bandung
Milomir Seslija saat ini tengah jadi perbincangan panas lantaran membuat ulah setelah menyatakan mundur sebagai pelatih Persiba Balikpapan. Langkah pengunduran diri Milo, sapaan akrabnya, terkesan sangat kontroversial, lantaran dilakukan secara mendadak.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Milo memang sudah mengajukan permohonan pengunduran diri secara lisan, namun belum dalam bentuk surat resmi. Terkait pengunduran diri Milo, Sekretaris Umum Persiba, Irvan Taufik, memang membenarkan kabar tersebut.
Pengunduran diri Milo memang agak aneh, terlebih ia baru saja diangkat sebagai pelatih Persiba pada yang tampil di kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 pada awal Mei 2017 kemarin. Saat itu, pelatih berusia 53 tahun ini dipercaya untuk menggantikan Timo Scheunemann dan membawa Persiba yang terpuruk di posisi juru kunci untuk kembali bangkit.
Gelagat tak mengenakkan Milo mulai terkuak saat ia tertangkap kamera tengah berada di Bandara Internasional Sulaiman Sepinggan, Rabu (09/08/17). Pelatih asal Yugoslavia itu diduga hendak kabur diam-diam meninggalkan Balikpapan untuk bergabung dengan Persib Bandung, klub yang belakangan santer bakal meminangnya.
Sehari sebelum kabur, Milo juga tak hadir dalam sesi latihan Persiba pada Rabu (09/08/17) di Stadion Parikesit, Kota Balikpapan. Padahal, hari ini, Kamis (10/08/17), Persiba sendiri akan terbang ke Jakarta untuk menghadapi Persija Jakarta pada Sabtu (12/08/17). Bagaimana bisa sebuah klub tak didampingi pelatihnya?
Pihak Persiba sendiri sangat menyayangkan tingkah tak pantas Milo yang memegang lisensi kepelatihan A UEFA tersebut dan menolak pengunduran diri Milo tanpa alasan yang jelas. Tim Beruang Madu kabarnya berang dan berniat untuk membawa kasus Milo ke jalur hukum serta melaporkannya ke PSSI.
Pasalnya, Milo sendiri saat ini masih terikat kontrak dengan Persiba hingga Liga 1 berakhir. Apalagi selama ini manajemen Persiba sudah memenuhi segala keinginan Milo, termasuk soal pemenuhan kebutuhan individu, termasuk fasilitas rumah dan mobil.
Tak hanya itu saja, Milo juga sudah terlanjur melakukan perombakan besar di skuat utama Persiba yang disetujui pihak Tim Beruang Madu, dengan mendatangkan pemain-pemain seperti Srdjan Lopicic dan Sunarto, hingga Maldini Pali untuk mendongkrak performa Persiba.
“Semua hal-hal yang terkait dengan kontrak baik itu fasilitas rumah dan mobil itu semua dipenuhi oleh Persiba Balikpapan. Artrinya dari sisi kontrak tidak ada masalah,” ujarnya.
INDOSPORT menelusuri lagi perjalanan Milo selama berkarier di dunia kepelatihan terutama di Indonesia. Beberapa rekam jejak Milo sebagai pelatih memang tak mulus karena ia lebih banyak berseteru dengan pihak klub, pemain, hingga suporter.
1. Keputusan dan Taktik Kontroversial
Banyak yang menganggap Arema di era kepelatihan Milo sangat miskin improvisasi, monoton, dan kurang menghibur. Padahal, Arema dikenal sebagai salah satu tim yang selalu menyuguhkan permainan yang atraktif dan memiliki karakter kuat sebagai the winning team.
Memburuknya penampilan Arema saat itu disinyalir lantaran Milo bersikukuh tak ingin mengubah komposisi starting line-up, sehingga lebih sering memainkan pemain yang itu-itu saja. Hal itu tentu menimbulkan efek tak enak di dalam skuat, terlebih bagi pemain yang jarang mendapatkan tempat.
Kebijakan taktik Milo yang ogah melakukan rotasi membuat strategi Arema lebih mudah terbaca lawan. Contoh paling konkret adalah saat Milo lebih memilih menempatkan Raphael Maitimo sebagai bek tengah, ketimbang memasang Ryuji Utomo, yang merupakan sosok bek murni.
Kebijakan serta keputusan Milo soal taktik tim yang tak memuaskan inilah yang jadi pintu keluar Milo dari Stadion Kanjuruhan, Malang. Milo akhirnya dipecat karena gagal membawa Tim Singo Edan meraih gelar juara ISC A 2016.
2. Perang dengan Kiko Insa
Akhir Februari 2016 lalu, Milo sempat berseteru dengan Kiko Insa, yang kala itu masih berseragam Arema. Usut punya usut, gesekan tersebut muncul karena Kiko didepak dari skuat Arema dan dipinjamkan ke Bali United.
Sosok Milo dianggap sebagai dalang di balik keputusan Arema membuang Kiko dari skuat utama Arema. Padahal, Kiko sendiri belum lama didatangkan Tim Singo Edan dan saat itu ia memang berharap besar bisa menjadi andalan klub asal Kota Malang tersebut.
“Mereka tidak memberikan alasan yang pasti kepada saya. Mereka bilang pelatih punya konsep baru di tim dan saya tidak bisa memainkan konsep baru itu. Opini saya, harusnya dia mencoba saya dulu,” kata Kiko Insa, Jumat (26/023/16).
Rasa hormat Kiko terhadap Milo pun akhirnya sirna. Saat itu, Kiko yang sudah terlanjur terbuang dari skuat Singo Edan, berharap Milo dipecat dari kursi pelatih Arema.
“Hentikan omong kosong itu. Jika suatu hari ketika mendapat kesempatan, saya akan memberitahu kepada semua orang yang benar. Untuk sekarang, saya menunggu Anda (Milomir Seslija) dipecat,” ujar Kiko.
“Berapa banyak pelatih dari Bosnia-Herzegovina di La Liga, Premier League dan liga besar lainnya? Tak ada! Jadi, kenapa Indonesia butuh pelatih Bosnia?” sambung Kiko.
3. Jadi 'Musuh' Aremania
Awal Oktober 2016 lalu, Milo sempat menjadi sasaran kritik keras dari suporter loyal Arema, Aremania. Milo yang saat itu masih menukangi Arema di ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016, jadi sorotan lantaran kinerjanya kurang memuaskan.
Pada pekan ke-22, Arema harus menelan kekalahan menyakitkan dari Persegres Gresik United dengan skor tipis 0-1. Usai laga, Aremania pun membanjiri media sosial Twitter dengan tagar #MiloOut karena Arema jadi tak konsisten di tangan Milo.
Seperti yang sudah dijelaskan di poin pertama soal taktik dan strategi Milo yang monoton, Aremania jadi garda terdepan yang mengkritik kebijakan tersebut. Aremania tentu tak terima tim kebanggaan mereka tampil kurang greget dan sama sekali tak memiliki mental pemenang di bawah asuhan Milo.
Tak cuma itu saja, Aremania juga menjadi pihak yang paling getol mempertanyakan sejumlah keputusan kontroversial Milo selama melatih Arema. Salah satu keputusan tak jelas Milo yang diprotes Aremania adalah saat pelatih kelahiran 21 Juli 1964 itu mendepak Kiko Insa dari skuat utama.