4 Hal yang Harus Dilakukan AC Milan di Musim 2017/18
Sejak diambil alih oleh pengusaha asal China, Rossoneri Sport Investment Lux (dulunya bernama Sino-Europe Group), di bawah kendali Han Li, AC Milan dapat dikatakan sebagai klub elite Eropa yang paling jor-joran dalam mendatangkan pemain anyar di jendela transfer musim panas ini.
Bayangkan, mereka bahkan sudah bisa menempatkan starting XI yang dihuni oleh seluruh tim besutan Vincenzo Montella tersebut.
Ya, sebanyak 11 pemain diboyong ke San Siro untuk memperkuat Milan di musim 2017/18. Mereka adalah Mateo Musacchio, Ricardo Rodriguez, Andre Silva, Hakan Calhanoglu, Przemyslaw Bargiel, Andrea Conti, Antonio Donnarumma, Leonardo Bonucci, Lucas Biglia, serta dua pemain pinjaman, Franck Kessie, dan Fabio Borini yang juga berpeluang untuk dipermanenkan.
Ke-11 pemain ini didatangkan dengan posisi yang sesuai dengan skuat yang siap untuk dimainkan dalam sebuah pertandingan.
Tentunya, para penggawa anyar baru ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Milan dalam upaya mendapatkan gelar, terutama gelar domestik Serie A Italia yang sudah 6 tahun lamanya tidak mereka rengkuh.
Milan meraih gelar terakhir Serie A Italia di musim 2010/11. Namun setelah itu, gelar dari kompetisi sepakbola tertinggi di Negeri Spageti ini selalu diraih oleh klub rival, Juventus.
Meski diharapkan dapat langsung memberikan gelar Scudetto, klub yang bermarkas di San Siro itu disarankan agar tidak menjadikan gelar Serie A Italia sebagai fokus utama mereka.
Mengapa demikian? Berikut ini INDOSPORT memaparkannya:
1. Rendah Hati
Dengan memiliki barisan pemain anyar yang cukup mumpuni, Milan tentunya memiliki semangat yang tinggi untuk bisa merebut gelar Serie A Italia 2017/18.
Tidak salah memang jika mereka memiliki antusias yang tinggi, serta rasa bangga dengan deretan pemain yang telah mereka punya dalam skuat di musim ini.
Apalagi, beberapa pemain baru Milan ada yang memiliki bakat luar biasa, serta masih muda. Di mana dua hal ini memang sangat dekat dengan kata arogan.
Tidak heran memang, jika ada pemain yang merasa angkuh karena dirinya memiliki kualitas hebat atau mereka yang masih berusia muda karena menganggap dirinya memiliki modal semangat dan kecepatan yang lebih baik dari pemain yang telah termakan usia.
Namun perlu diingat, sikap rendah hati tentu sangat diperlukan agar kita tidak terlalu jemawa atau memiliki sikap yang sombong dalam menjalankan segala sesuatu.
Sikap yang sombong justru akan menjadi bumerang yang sangat merugikan. Seandainya saja Milan tidak memiliki sikap yang rendah hati, alih-alih mendapatkan gelar, bisa saja mereka justru mendapatkan posisi akhir di klasemen yang lebih buruk dibandingkan dengan musim lalu.
2. Konsisten untuk Bermain Rapi dan tetap Tenang
Saat ini, AC Milan pastinya telah menjalani latihan dengan menerapkan formasi yang diinginkan oleh pelatih mereka, Vincenzo Montella.
Dalam sebuah pertandingan, tentunya memiliki permainan yang rapi dan ketenangan sangat diperlukan oleh sebuah tim.
Karena jika tidak bermain rapi, maka beberapa kesalahan, seperti salah memberikan bola atau salah berkomunikasi justru akan menjadi sasaran empuk bagi lawan.
Begitu pula saat bermain dengan tidak memiliki ketenangan. Seandainya dalam bertahan, para pemain tidak tenang, sudah pasti mereka akan bermain lebih berantakan dan hal itu bisa menjadi kesalahan yang fatal, karena tim lawan pasti akan memaksimalkannya untuk menjadikan gol.
Sama halnya saat sedang menyerang. Jika kurang tenang, maka sejumlah peluang pun akan terbuang dengan sia-sia.
3. Fokus Raih Kemenangan
Menargetkan hasil positif atau memenangkan sebuah pertandingan, tentu sudah jadi hal umum yang dicanangkan oleh tim mana pun.
Namun yang menjadi pertanyaannya, apakah mereka bisa tetap fokus untuk terus bisa mendapatkan kemenangan?
Mengenai hal ini, maka AC Milan kembali lagi seperti saran pertama, yaitu mereka harus tetap rendah hati. Mengapa? Sebab, jika mereka rendah hati, maka Rossoneri akan menganggap setiap pertandingan itu penting dan tidak meremehkan lawan yang kurang diunggulkan.
Jika mereka bisa tidak meremehkan lawan di setiap pertandingannya, maka mereka pun bisa fokus untuk mendapatkan hasil positif atau setidaknya tidak menelan kekalahan.
4. Targetkan Zona Liga Champions
Milan terakhir kali berpartisipasi di Liga Champions pada musim 2013/14 lalu dan setelah itu, mereka tidak lagi bermain di Liga Champions.
Bagi klub penuh sejarah seperti Milan, tidak bermain di Liga Champions selama tiga tahun itu tentu bukanlah hal yang biasa.
Apalagi, Milan merupakan klub kedua di Eropa yang mampu meraih gelar Liga Champions terbanyak, yakni sebanyak 7 gelar (gelar terbanyak Liga Champions dipegang oleh Real Madrid dengan torehan 12 gelar).
Maka, fokus mereka di musim ini tidak harus menjuarai gelar Serie A Italia 2017/18, tetapi fokus untuk mengakhiri musim di zona Liga Champions, yakni di empat besar klasemen.
Hal ini bahkan juga sudah disarankan oleh mantan kapten mereka yang kini telah menjadi legenda, yakni Paolo Maldini. Ia mengatakan jika terlalu cepat untuk membicarakan Milan meraih gelar juara Serie A Italia.
“Ini terlalu cepat untuk membicarakan Milan meraih gelar Scudetto, tapi lebih baik jika mereka akan berjuang untuk mendapatkan tempat di zona Liga Champions,” tandas Maldini dilansir Squawka.
Kendati demikian, bukan berarti INDOSPORT apalagi Maldini melarang Milan untuk mengusung target untuk menjadi juara Serie A Italia di musim ini.
Hanya saja, agar Milan tidak terpeleset atau jemawa dalam perburuan gelar di kompetisi sepakbola tertinggi di Italia tersebut.