3 Kesalahan Konyol Liverpool Kala Diimbangi Watford
Liverpool gagal mendulang poin penuh kala menghadapi tuan rumah Watford pada pekan perdana Liga Primer Inggris musim 2017/18 di Vicarage Road Stadium. Pada laga itu, The Reds bermain imbang dengan skor 3-3 dengan Watford.
Pada laga itu, Liverpool harus kebobolan lewat gol cepat yang dicetak striker Watford, Stefano Okaka Chuka di menit ke-8. Meski akhirnya Sadio Mane berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di menit ke-29, sebelum dibalas lagi oleh Watford tiga menit berselang lewat gol Abdoulaye Doucoure.
Watford sendiri sukses mempertahankan keunggulan 2-1 atas Liverpool hingga istirahat turun minum. Liverpool kembali menyamakan kedudukan di menit ke-55 lewat gol Roberto Firmino dan langsung unggul dua menit berselang lewat gol pemain anyar The Reds, Mohamed Salah.
Sayangnya, kemenangan yang sudah di depan mata langsung buyar begitu saja lantaran para pemain Liverpool kehilangan fokus di menit-menit akhir laga. Seisi Vicarage Road Stadium pun bergemuruh menyambut gol penyelamat dari Miguel Britos di menit ke-90.
Kegagalan Liverpool mengamankan poin sempurna disebabkan beberapa hal krusial dalam tim. Absennya Philippe Coutinho yang tengah dirumorkan bakal ke Barcelona tak bisa dijadikan alasan utama, namun kesalahan strategi yang diterapkan Jurgen Klopp lah yang membuat Liverpool kurang menggigit.
INDOSPORT coba mengulas beberapa alasan kegagalan Jurgen Klopp membawa Liverpool meraih kemenangan di laga perdana Liga Primer Inggris musim 2017/18 ini.
1. Hantu Bernama 'Set Piece'
Liverpool harusnya bisa berkaca dengan performa mereka di sepanjang musim 2016/17 kemarin yang cenderung tak konsisten. Maka dari itu, laga pramusim sebenarnya bisa dijadikan momentum bagi Liverpool untuk memperbaiki penyakit lama mereka yakni lemah dalam bertahan.
Sayangnya, celah itu tampak belum sepenuhnya diselesaikan dengan baik oleh Klopp. Di laga perdana saja, Liverpool masih tampil kurang greget terutama saat bertahan.
Lebih spesifik lagi, Liverpool memiliki masalah serius dengan ancaman-ancaman lawan lewat skema set piece. Para pemain bertahan The Reds tak cukup mumpuni bahkan sering kagok jika harus menghalau bola-bola udara di depan gawang. Entah apa sebabnya mereka tampak malas.
Tengok saja gol cepat Watford ke gawang Liverpool yang dicetak Stefano Okaka di menit ke-8 usai menyambut umpan Jose Holebas. Gol itu lahir dari situasi sepak pojok yang tak bisa dibendung para pemain Liverpool. Padahal saat gol terjadi, ada sekitar empat pemain The Reds yang dekat dengan bola.
Joel Matip yang dipasang sebagai starter di lini pertahanan bersama Dejan Lovren tak bisa berbuat banyak untuk menghalau bola pertama yang datang. Padahal ia memiliki kesempatan cukup besar untuk memotong bola sebelum akhirnya bola disambar Okaka.
Pada situasi itu, Roberto Firmino juga harusnya bisa mengawal ketat pergerakan Okaka. Sayangnya, pemain asal Brasil itu tampak hanya menonton saja dan ogah-ogahan melompat untuk merebut bola, sehingga Okaka lebih leluasa meneruskan bola hingga membobol gawang yang dikawal Simon Mignolet.
Seperti tak langsung belajar dari kesalahan pertama, Liverpool kembali menjadi ‘keledai’ saat Watford berhasil mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir lewat gol yang sama persis seperti gol pertama, yakni dari situasi set piece.
Giorginio Wijnaldum, Joel Matip, Dejran Lovren, dan Simon Mignolet jadi pemain yang harus bertanggung jawab dengan gol yang dicetak Miguel Britos di menit ke-90 tersebut. Pasalnya, mereka kembali kurang sigap merebut bola hasil sepak pojok Jose Holebas.
2. Kegagalan Strategi Pemain Pengganti Klopp
Benarkah kegagalan Liverpool meraih kemenangan atas Watford juga dibebakan karena kesalahan strategi pergantian pemain? Mari kita lihat sendiri bagaimana Jurgen Klopp mengambil keputusan untuk memainkan tiga pemain pengganti jelang menit-menit akhir babak kedua.
Klopp mengganti trio Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Alexander-Arnold yang tampil cukup bagus di sepanjang laga, dengan pemain-pemain seperti Divock Origi, James Milner, dan Joe Gomez di menit-menit akhir. Pertanyaan pun muncul, apa alasan Klopp memasukkan tiga pemain itu?
Keputusan Klopp mengganti sebagian besar para pemain yang menempati area kanan serangan tampaknya dinilai sebagai keputusan yang kurang bijak. Tengok saja bagaimana Salah dan Firmino bahu membahu membangun serangan dari sisi kanan, lalu dibantu Alexander-Arnold.
Padahal, Watford sendiri lebih sering melancarkan serangan dari wilayah tersebut. Lalu, apa tujuan Klopp mengganti bek sayap di masa injury time? Tampaknya hal itu sama sekali tak ada faedahnya bagi Liverpool.
3. Mignolet dan Barisan Pertahanan yang Rapuh
Melanjutkan kegagapan Liverpool saat menghadapi situasi set piece seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama, poin ini seolah ingin menegaskan bahwa The Reds punya barisan pertahanan yang tak cukup bagus untuk menahan gempuran serangan lawan.
Duet Joel Matip dan Dejan Lovren masih belum fasih menerjemahkan strategi bertahan yang diberikan Jurgen Klopp. Ditambah dua sosok bek sayap seperti Trent Alexander-Arnold dan Alberto Moreno, yang masih belum teruji.
Lalu, sosok lain di lini pertahanan yang jadi sorotan adalah kiper Liverpool, Simon Mignolet. Ya ya ya, seperti sudah menjadi kebiasaan, kiper Timnas Belgia itu tampaknya memang lebih akrab dengan sederet aksi-aksinya yang kurang sigap hingga cenderung blunder.
Mignolet seperti belum begitu pantas untuk mengisi posisi kiper utama di tim sekelas Liverpool. Karena dari musim ke musim, pekerjaan yang lebih sering dilakukan Mignolet adalah sering blunder.