4 Kebodohan Terparah Barcelona Usai Boyong Paulinho
Ibarat membeli kucing dalam karung, Barcelona lagi dan lagi melakukan blunder transfer yang seharusnya bisa dicegah. Barcelona baru saja mengumumkan keberhasilan mereka mendatangkan gelandang Timnas Brasil, Paulinho dari klub asal China, Guangzhou Evergrande.
Paulinho digaet Barcelona dengan nilai transfer mencapai 40 juta euro. Kemahalan? Ya sudah pasti, apalagi untuk sekaliber pemain berusia 29 tahun dan dalam waktu yang tak lama lagi bakal habis masa keemasannya, harga semahal itu rasanya terlalu mubazir untuk seorang Paulinho.
Alih-alih mendatangkan pemain kelas dunia, transfer Paulinho dianggap blunder terbesar El Barca sekalipun si pemain belum membuktikan apa-apa kepada publik Camp Nou. Blaugrana seperti tak sadar dengan kualitas seorang Paulinho, sehingga begitu cepat memutuskan untuk menggaetnya.
Barcelona benar-benar tampak kelimpungan usai gagal membeli gelandang Liverpool, Philippe Coutinho dan winger Borussia Dortmund, Ousmane Dembele. Padahal, Coutinho dan Dembele merupakan dua pemain yang paling diharapkan bisa mendarat di Camp Nou musim panas ini.
- (Foto) Paulinho ke Barcelona, Fans Malah Sakit Hati
- Resmi! Paulinho Milik Barcelona
- Paulinho ke Barcelona, Scolari Ucapkan Salam Perpisahan
- Paulinho Mengaku Nyaris 'Berhubungan' dengan Bintang Porno
- Negosiasi Mandek, Coutinho Batal ke Barcelona?
- 'Dihapus' dari Pajangan Toko, Coutinho Akan Hijrah ke Barcelona?
Namun, menggaet Paulinho juga tak bisa dianggap sebagai panic buying mengingat rentang waktu penutupan bursa transfer masih cukup panjang. Itu artinya Barcelona sendiri sebenarnya masih punya cukup waktu untuk melakukan negosiasi dengan pemain yang jadi kebutuhannya.
Lalu, sebutan apa yang lebih cocok kalau bukan kebodohan manajemen El Barca yang baru saja meraup uang berlimpah dari penjualan Neymar ke PSG, kemudian membeli Paulinho? Setidaknya ada beberapa alasan kuat mengapa Barcelona dianggap melakukan blunder dalam transfer Paulinho.
Berikut INDOSPORT merangkum sederet alasan yang menguatkan kebodohan Barcelona dalam transfer Paulinho di musim panas ini.
1. Bukan Kebutuhan Tim
Bayangkan saja saat sebuah klub ngebet mendatangkan pemain A dan B, namun yang direkrut justru pemain Z. Well, orang yang tak suka sepakbola pun akan dengan cepat mengklaim klub tersebut salah dalam merekrut pemain.
Dalam kasus Paulinho, jelas-jelas Barcelona tak membutuhkan pemain berotot dan tampak lebih mengandalkan fisik seperti Paulinho di skuat utama mereka. Karakter Paulinho sama sekali tak masuk dalam kriteria pemain yang dibutuhkan El Barca.
Sejak era Xavi Hernandez berakhir dan mungkin sebentar lagi Andres Iniesta gantung sepatu, sosok pemain yang tepat mengisi lapangan tengah El Barca hanyalah gelandang jenius dan punya visi bermain tinggi. Sebut saja misalnya Philippe Coutinho, Christian Eriksen, hingga Marco Verratti.
Ketiga pemain di atas memenuhi segala kriteria dari ujung kaki ke ujung rambut untuk mengisi satu tempat di lini tengah Barcelona. Sayangnya, Blaugrana tak melakukan perjuangan ekstra keras untuk mendapatkan tanda tangan ketiganya.
Paulinho bukanlah sosok pemain yang jago passing seperti Xavi, Iniesta, dan sederet pemain Barcelona lainnya. Tak hanya itu, secara permainan, Paulinho bukanlah sosok yang bisa memaksimalkan posisi bermainnya dengan fleksibilitas tinggi.
Yang lebih miris lagi, baru-baru ini Xavi pernah angkat bicara soal sosok pemain yang bisa menggantikan perannya di skuat utama dan memiliki DNA Barcelona. Xavi memberi kode jelas bahwa Barcelona harus merekrut pemain seperti Jean-Michael Seri, gelandang Nice.
Menurut pengakuan langsung dari Xavi, Seri merupakan sosok playmaker cerdas. Pemain berusia 26 tahun itu memiliki segala kelengkapan atribut untuk menjadi gelandang Barcelona setelah era Xavi. Passing-passing apiknya dilengkapi dengan visi bermain tinggi dinilai layak menjadi bagian dari Barcelona.
Sayangnya sekali lagi, Barcelona ternyata tak lebih pandai melihat kelebihan Seri dan mengiyakan pengakuan Xavi. Dengan kehadiran Paulinho, Barcelona juga seperti mengabaikan gelandang-gelandang berkelas lainnya seperti Sergi Roberto, Sergi Samper, dan Denis Suarez yang usianya jauh lebih muda dan apalagi mereka adalah jebolan La Masia.
2. Paulinho Pemain Terburuk
Pada Maret 2015, Paulinho dinobatkan sebagai pemain terburuk Tottenham Hotspur oleh pendukung The Lilywhites setelah ia memutuskan hijrah ke Liga Super China, di Negeri Tirai Bambu pun permainan Paulinho terbilang cukup standar. Proses itu sebenarnya cukup untuk menggambar bagaimana kualitas seorang Paulinho dan blunder Barcelona.
Awalnya, Paulinho memang digadang-gadang bakal menjadi salah satu pemain top Liga Primer Inggris saat dibeli Tottenham dari klub asal Brasil, Corinthians pada musim panas Juli 2013 lalu. Apalagi sebelumnya, Paulinho berhasil membawa Corinthians tampil sebagai jawara Piala Dunia Antar Klub usai mengalahkan Chelsea.
Sayangnya, Paulinho justru tak berkembang sama sekali lantaran tak bisa beradaptasi cepat dengan kultur sepakbola Inggris. Pemain bertubuh bongsor ini pun hanya mampu bertahan selama dua musim sebelum akhirnya hijrah ke Guangzhou Evergrande.
Berkarier di Liga Super China membuat kualitas Paulinho menurun terlebih karena ia tak lagi bermain di daratan Eropa. Dengan kriteria yang dimiliki Paulinho saat ini, rasanya sulit menerima jika ia harus bermain di klub sebesar Barcelona yang memiliki target tinggi setiap musimnya.
3. Kualitas Tak Setara Harga
Harga 40 juta euro untuk seorang Paulinho benar-benar di luar dugaan dan membuat kaget banyak pihak karena sama sekali tak wajar. Apalagi Paulinho saat ini tak muda lagi karena sudah memasuki usia 29 tahun dan kualitasnya di bawah rata-rata.
Padahal, El Barca sebenarnya masih bisa sesuka hati mencari sederet gelandang muda dengan harga murah, terlebih mereka tengah memiliki uang banyak dari hasil penjualan Neymar. Namun, alih-alih serius mengejar tanda tangan gelandang top dunia, Barcelona justru secara mengejutkan memboyong Paulinho. Sekali lagi, harga 40 juta euro untuk pemain sekelas Paulinho dianggap tak masuk akal.
Barcelona sebenarnya lebih disarankan untuk membeli pemain-pemain yang harganya mahal tapi berkualitas, ketimbang memboyong pemain tua dengan harga tinggi. Rasa-rasanya hal itu bukanlah kebiasaan Barcelona yang dikenal lebih sering memanfaatkan pemain-pemain akademi ketimbang membeli pemain dari luar.
4. Konspirasi Bisnis Presiden Barcelona
Transfer Paulinho membuat bingung fans Barcelona. Lah kok bisa mendatangkan pemain tua dengan kualitas yang tak diakui, apalagi pernah dibuang klub sekelas Tottenham Hotspur, serta berasal dari klub China pula. Apa yang terjadi dengan Barcelona?
Sekali lagi, Paulinho bukanlah pembelian ideal di tengah-tengah rumor Barcelona yang katanya bakal mendatangkan Coutinho, Dybala, Dembele, hingga Verratti. Lalu, apa motif sebenernya Barcelona mendatangkan Paulinho?
Banyak kabar yang bereda menyebutkan jika keputusan Barcelona menggaet Paulinho merupakan kesepakatan terselubung, lebih dari sekedar urusan transfer pemain. Transfer Paulingo disebut-sebut lebih mementingkan aspek bisnis ketimbang untuk memperkuat skuad Barcelona.
Presiden Barcelona, Josep Bartomeu dianggap sebagai dalang dari blunder transfer ini. Sekadar informasi, Bartomeu sendiri merupakan CEO dan Mitra Grup Adelte yang berbasis di Barcelona. Kelompok ini terlibat dalam perancangan bandara dan pelabuhan dan saat ini kabarnya tengah mengembangkan sayapnya di Asia.
The Ocean Flower Island (pulau buatan di lepas pantai utara China) adalah proyek yang sedang dibangun oleh kelompok Evergrande, kelompok yang sama yang memiliki klub Guangzhou Evergrande di Liga Super China. Jadi transfer ini kabarnya membantu Adelte memenangkan proyek tersebut dengan menyerahkan uang transfer senilai 40 juta euro ke Evergrande.
Itu artinya Bartomeu rela merogoh kocek besar untuk menggaet Paulinho dari Evergrande demi memuluskan proyek bisnis besarnya di China.
Bayangkan saja, betapa tak masuk akalnya bagi klub sebesar Barcelona berani membeli pemain sekelas Paulinho dengan banderol 40 juta euro, yang sebelumnya justru dibeli Evergrande dengan harga hanya mencapai 14 juta euro dari Tottenham.