5 Fakta Timnas Indonesia Saat Menahan Imbang Thailand
Timnas Indonesia harus tertinggal lebih dulu melalui gol dari Chaiyawat Buran pada menit ke-14, setelah kesalahan yang terjadi dalam lini pertahanan Tim Merah Putih.
Sebelum akhirnya berhasil disamakan oleh Septian David Maulana pada menit ke-61 melalui titik putih penalti. Tendangan berjarak 12 meter ini didapat setelah motor serangan Timnas Indonesia, Osvaldo Haay dijatuhkan di kotak terlarang oleh para pemain bertahan Thailand.
Hasil ini membuat kedua tim harus puas berbagi angka dengan mendapatkan satu poin di klasemen sementara di Grup B.
Indonesia saat ini menempati urutan kedua klasemen sementara di Grup B dengan torehan satu poin, sedangkan Thailand berada di bawahnya dengan poin yang sama. Posisi puncak klasemen pun saat ini sedang diambil alih oleh Timnas Vietnam.
Ya, negara yang memiliki logo bintang pada benderanya tersebut berhasil menghajar Timnas Timor-Leste dengan skor telak 4-0.
Dalam pertandingan Timnas Indonesia tersebut, INDOSPORT menemukan beberapa fakta-fakta cukup menarik yang tak bisa dilewatkan. Apa sajakah itu? Berikut ini kami memaparkannya:
1. Indonesia Mampu Memberikan Tekanan ke Thailand Dibanding Laga AFF
Harus diakui, Timnas sepakbola Thailand selalu menjadi batu sandungan bagi Timnas Indonesia di kompetisi apapun.
Baik itu di level senior, U-23, maupun U-19. Thailand seakan memiliki gaya khas bermain yang selalu sulit dipecahkan oleh Skuat Garuda.
Tak terkecuali saat final Piala AFF 2016 leg pertama, meski Indonesia menang dengan skor tipis 2-1, tetap saja kita harus mendapatkan kemenangan tersebut dengan usaha yang tidak mudah.
Namun berbeda pada pertandingan di SEA Games 2017 tadi, skuat Garuda Muda mampu beberapa kali membuat lini pertahanan Timnas Thailand bekerja keras.
Hal itu terlihat saat Timnas Indonesia mencoba untuk memberikan tekanan dan saat Timnas Thailand berhasil merebut bola, mereka lebih memilih untuk membuang jauh daripada memainkan bola-bola pendek.
Dengan kata lain, Timnas Indonesia tampaknya kini sudah mulai bisa mempelajari teknik bermain dari Timnas Thailand.
Jika dibandingkan dengan Timnas Indonesia senior di final Piala AFF 2016 lalu, Indonesia tampak lebih banyak memainkan bola-bola pendek dan mengandalkan serangan balik.
2. Osvaldo Haay Seakan Menjadi False 9
Salah satu pemain bintang Persipura Jayapura, Osvaldo Haay benar-benar menjadi motor serangan Timnas Indonesia dalam pertandingan melawan Thailand tadi.
Pemain yang bisa berperan sebagai gelandang sayap kiri maupun bek kiri ini seakan memerankan tugas false 9 atau bertugas untuk mencetak gol.
Hal itu terlihat, beberapa kali pemain berusia 19 tahun ini lebih banyak memegang bola dan mengacaukan lini pertahanan Timnas Thailand.
Bahkan, ia beberapa kali sempat harus dilanggar, termasuk saat dirinya dijegal oleh pemain Thailand di kotak terlarang.
Sadar atau tidak sadar, Osvaldo juga menjadi pemain yang paling menghidupkan permainan Timnas Indonesia saat melawan Thailand.
Sayangnya, Osvaldo mengalami cedera dan harus ditarik keluar menjelang berakhirnya pertandingan. Hingga saat ini, belum ada kabar terbaru mengenai pemain asli kelahiran Kota Jayapura tersebut.
3. Penalti Pertama di SEA Games
Tendangan penalti tentunya merupakan hal yang sangat dinantikan oleh tim sepakbola manapun, baik itu dalam level klub maupun negara.
Sebab, tendangan bebas dari jarak 12 meter ini memiliki peluang yang sangat besar untuk membuat tim yang kita bela dapat mencetak gol, sehingga peluang untuk menang, mengimbangi, atau mempertipis kedudukan terbuka lebar.
Tak terkecuali Timnas Indonesia saat melawan Timnas Thailand beberapa jam yang lalu. Di ajang SEA Games 2017 ini sendiri, tim besutan Luis Milla ini menjadi tim pertama yang mendapatkan tendangan penalti di ajang SEA Games 2017.
Pada pertandingan lainnya, Timnas Vietnam yang berhasil menggilas Timnas Timor-Leste dengan skor 4-0 tidak ada gol yang tercipta dari kotak penalti.
4. Marinus Bisa Jadi Penerus Boaz Solossa
Jika melihat pertandingan tadi, striker tunggal Timnas Indonesia, Marinus Maryanto Wanewar seakan menjadi momok bagi Timnas Thailand.
Beberapa kali ia harus dijaga ketat oleh lini pertahanan sang lawan, bahkan ketika ia sedang memegang bola, lini pertahanan Thailand langsung mengepungnya dan saat mendapatkan bola, mereka lebih memilih untuk membuang jauh daripada berduel dengan Marinus.
Boleh jadi, Marinus berpeluang besar untuk menjadi penerus striker andalan Timnas Indonesia, Boaz Solossa. Sama-sama milik Persipura Jayapura, tentunya Marinus dapat belajar banyak dari seniornya tersebut.
Sama halnya dengan Boaz ketika sedang membela Timnas Indonesia. Ketika dirinya mendapatkan bola, tim lawan pun seakan secara otomatis langsung menutup ruang gerak dari pemain yang juga akrab dipanggil Bochi tersebut.
Marinus dan Boaz juga sama-sama memiliki kemampuan kecepatan serta tendangan yang keras. Menariknya, Marinus memiliki fisik yang lebih besar, sehingga dirinya pun tentu bisa tampil lebih baik dari Boaz, terutama saat berduel fisik dengan pemain lawan.
5. Lini pertahanan Lebih Solid
Meski sempat melakukan kesalahan dari proses terjadinya gol Thailand, namun harus diakui juga jika Timnas Indonesia di bawah arahan Luis Milla mulai solid.
Jika menengok dalam beberapa pertandingan Timnas Indonesia sebelumnya, biasanya lini pertahan kita lebih banyak menunggu datangnya bola dan membuangnya, ketimbang menutup ruang gerak dari para pemain bertahan lawan.
Lihat saja dalam pertandingan tadi, saat pemain Thailand membawa bola dan ingin mengirimkannya ke jantung pertahanan Indonesia, ia justru memilih untuk mengembalikannya ke belakang dengan tujuan untuk memancing para pemain bertahan Indonesia keluar.
Hal ini membuktikan, jika Thailand tidak dapat mencari ruang tembak, karena Timnas Indonesia benar-benar disiplin dalam bertahan.
Bahkan, saat Thailand mencoba untuk melakukan tekanan lebih kuat atau pressing, Timnas Indonesia tetap tak mau kalah dengan menutup seluruh ruang gerak dari sang lawan.
Dapat dikatakan, gaya bermain ini merupakan kemajuan yang patut diapresiasi oleh Tim Merah Putih.