x

Klub Liga 1 Tunggak Gaji, Menpora Beri 'Kode' Keras ke PSSI

Selasa, 15 Agustus 2017 18:08 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ramadhan
Ketum PSSI Edy Rahmayadi dan Menpora Imam Nahrawi.

Masalah penunggakan gaji pemain tampaknya belum bisa lepas dari sepakbola Indonesia. Baru-baru ini, ada beberapa klub Liga 1 yang dikabarkan belum membayar hak pemain seperti PS TNI, Arema FC, dan juga Persegres Gresik United.

Kelompok suporter Gresik United bahkan sampai melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu pemain di depan Stadion Petrokimia, Senin (14/08/17) malam, saat tim kebanggaanya kalah 0-4 dari Persipura Jayapura.

Kasus tersebut pun sudah diketahui Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Cak Imam memberikan peringatan kepada PSSI agar segera menyelesaikan masalah yang merupakan hak-hak pelaku sepakbola Tanah Air. Dia juga siap menampung pengaduan seluruh pihak yang haknya tak terbayar oleh klub.

Menpora, Imam Nahrawi.

"Lagi-lagi ketika saya berbicara warning pasti ada saja sebagian pihak mengatakan bahwa pemerintah jangan ada yang mengintervensi,” tutur Menpora, Imam Nahrawi.

“Tetapi, pada saatnya, katakanlah, pengaduan-pengaduan dari pemain dan pelatih sudah melewati batas maka tentu jangan salahkan pemerintah jika memberikan warning lebih.”

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.

“Sesungguhnya jangan pemerintah turun tangan dan itu statement saya, PSSI punya Komisi Disiplin, Komisi Wasit dan Komisi Banding dan kalau semua bekerja secara maksimal saya kira tidak akan ada peluang bagi sebagian pihak yang memanfaatkannya. Saya kira Pak Edy Rahmayadi punya solusi seperti apa,” sambungnya.

Imam juga menyatakan kasus penunggakan gaji tersebut seharusnya sudah menjadi pembelajaran bagi induk sepakbola Indonesia, PSSI, dan klub terkait. Proses verifikasi klub dan transparasi dinilai sangat dibutuhkan demi melangkah ke industri sepakbola yang lebih baik. Dan juga dari sana bisa diketahui sejauh mana kesanggupan klub untuk mengarungi kompetisi satu musim.

Baca Juga
Menpora Imam Nahrawi dan perwakilan suporter dalam islah damai.

“Dari pengalaman kegagalan tahun kemarin, harus menjadi catatan penting dari PSSI. Makanya kontrol verifikasi dari awal akan kesehatan klub itu penting, di mana sesungguhnya kekuatan finansial, bagaimana sponsornya. Nah, di sinilah butuh transparansi sehingga nantinya pemain tidak hanya jadi sasaran dan korban," ujar Imam Nahrawi.

"Sebaliknya, dari awal itu harus jelas kontraknya. Saya masih ingat, kontrak pemain dan klub harus betul-betul mengikat dan pemain harus punya. Dan ini yang harus dikuatkan secara legal, bilamana salah satu mengingkari maka tentu harus dilakukan upaya-upaya dari itu," tutupnya.

PSSIImam NahrawiMenporaLiga IndonesiaLiga 1

Berita Terkini