5 Fakta yang Tercipta dalam Kemenangan Dramatis Chelsea atas Tottenham
Setiap pertandingan bertajuk derbi, tentunya jalannya laga berlangsung dengan sengit, keras, dan menarik untuk disaksikan.
Hal itu bukan hanya tim yang sedang bertanding ingin mendapatkan poin saja, tetapi gengsi tinggi untuk bisa memenangkan laga, sebagai bentuk dari tim penguasa di kota basis mereka.
Dalam sepakbola Inggris, klub ibu kota mereka, yakni London terdapat cukup banyak. Contohnya adalah Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, Crystal Palace, West Ham United, Queens Park Rangers, Fulham, AFC Wimbledon, dan masih banyak lagi.
Dan dua klub yang disebutkan pertama, pada akhir pekan kemarin mereka telah bertemu dalam pertandingan Liga Primer Inggris 2017/18 pekan kedua di Stadion Wembley.
Stadion ini memang merupakan stadion milik Inggris layaknya, Stadion Utama Gelora Bung Karno di Indonesia. Hanya saja, Tottenham Hotspur sedang ‘mengungsi’ ke stadion tersebut, karena stadion utama mereka, White Hart Lane sedang dalam tahap renovasi.
Nah, dalam pertandingan bertajuk Derby London di akhir pekan kemarin ini, Chelsea berhasil meraih kemenangan tipis dengan skor 2-1. Di mana tim London Biru berhasil unggul melalui brace dari Marcos Alonso, sementara gol Tottenham didapat dari gol bunuh diri dari Michy Batshuayi.
Pada laga tersebut terdapat beberapa fakta yang tak bisa dilewatkan. Apa sajakah itu? Berikut ini INDOSPORT memaparkannya:
1. Terkuak Alasan Chelsea Lepas Sejumlah Bek Tengah yang Telah Matang
Tidak sedikit pastinya fans Chelsea yang merasa heran, mengapa Chelsea mau mengizinkan bek tengah dan kapten John Terry untuk tidak perpanjang kontraknya di akhir musim kemarin.
Tidak hanya itu, Chelsea juga melepas bek tengah muda yang sudah memiliki pengalaman matang di Liga Primer Inggris, Kurt Zouma.
Sebaliknya, mereka justru mendatangkan bek tengah baru, Antonio Rudiger yang belum pernah merasakan kerasnya kompetisi Liga Primer Inggris dari AS Roma.
Ternyata, ada alasan lain yang membuat The Blues berani melakukan tindakan tersebut. Salah satu yang paling kuat adalah kesiapan dari bek tengah muda mereka yang telah banyak dipinjamkan ke klub lain, yakni Andreas Christensen.
Ya, pemain berusia 21 tahun ini sebelumnya dipinjamkan ke klub asal Bundesliga Jerman, Borussia Monchengladbach selama dua tahun dan telah menunjukkan perkembangan yang pesat.
Di sisi lain, Terry dianggap sudah termakan usia, sehingga pergerakannya mulai lambat dan juga rentan cedera. Sementara Kurt Zouma yang pernah menderita cedera patah kaki membuat performanya menjadi kurang konsisten.
Hal itulah yang membuat Zouma kini dipinjamkan ke Stoke City guna mematangkan kembali gaya permainannya untuk bisa kembali dipercaya oleh Chelsea.
Kembalinya Christiansen setidaknya dapat menutupi lubang di lini pertahanan Chelsea yang juga tengah menunggu adaptasi dari Rudiger.
2. Tottenham Hotspur Batal Pertahankan Rekor Kandang Positif
Pada musim 2016/17 kemarin, tim London Putih memiliki catatan ciamik dalam pertandingan kandang mereka di Liga Primer Inggris.
Tercatat, The Lilywhite berhasil meraih 17 kemenangan dan dua kali imbang di kandang mereka yang saat ini sedang direnovasi, White Hart Lane.
Harry Kane dan kawan-kawan terakhir kali takluk di kandang pada tanggal 8 Mei 2016 lalu di ajang Liga Primer Inggris 2015/16 kala menjamu Sunderland.
Kini, catatan positif kandang mereka berhasil dipatahkan oleh tim London Biru yang sudah terjadi pada akhir pekan kemarin.
3. Marcos Alonso Jadi Multifungsi
Pemain asal Spanyol ini didatangkan Chelsea dari Fiorentina pada musim panas lalu dengan mahar senilai 24 juta poundsterling atau lebih dari Rp413 miliar.
Sejatinya, Marcos Alonso merupakan pemain yang berposisi murni sebagai bek kiri. Hanya saja, melalui formasi 3-4-3 yang dicanangkan pelatih Antonio Conte di musim lalu, Alonso kini dapat berperan sebagai gelandang sayap kiri.
Hanya saja, musim lalu Alonso diwajibkan untuk tetap fokus bisa menjaga lini pertahanan Chelsea, meski sesekali ia diharapkan dapat membantu ketika timnya sedang menyerang.
Di musim ini, tampaknya Conte telah membiarkan pemain jebolan akademi Real Madrid ini untuk bisa bermain sedikit lebih maju ke depan.
Hasilnya pun langsung terbukti pada pertandingan akhir pekan kemarin, di mana dua gol kemenangan The Blues diciptakan oleh pemain bernomor punggung 3 ini.
Ya, tanpa Eden Hazard dan Pedro Rodriguez (Pedro baru dimainkan menit-menit akhir di babak kedua) Alonso benar-benar dapat membantu permainan menyerang Chelsea dari sisi lapangan.
Bukan tidak mungkin, jika Marcos Alonso suatu saat nanti akan dipasang oleh Antonio Conte sebagai striker di sisi kiri jika keadaan benar-benar mendesak.
4. Antonio Conte Sang Jenius
Pada musim 2016/17, Antonio Conte disebut-sebut sebagai pelatih yang cerdas, hal itu dikarenakan ia dapat cepat belajar dari kekalahan dan bisa membawa timnya meraih hasil positif hingga akhirnya menjadi juara Liga Primer Inggris.
Saat pertama kali melatih Chelsea, juru taktik asal Italia menerapkan formasi modern masa kini, 4-2-3-1. Taktik ini ternyata dianggap kurang memberikan permainan yang atraktif untuk Chelsea, hingga ia mengubahnya ke 3-4-3.
Pada pertandingan melawan Tottenham Hotspur kemarin, ia sempat melihat formasi 3-4-3 miliknya tak berjalan mulus, sehingga di tengah laga ia mengubahnya menjadi 3-5-1-1.
Hasilnya pun kembali terbukti, meski Chelsea terus mendapat tekanan, namun timnya dapat menahan dengan solid serangan dari Tottenham Hotspur dan bisa mendapatkan kemenangan di menit-menit akhir pertandingan.
5. Tottenham Butuh Pengganti Kyle Walker
Hengkangnya bek kanan, Kyle Walker ke Manchester City rupanya meninggalkan lubang yang dalam bagi Tottenham Hotspur di sektor pertahanan.
Posisinya saat ini digantikan oleh Kieran Trippier yang sebenarnya dapat dikatakan cukup terampil. Hanya saja, gaya bermainnya dianggap kurang sesuai dengan taktik yang dicanangkan oleh pelatih Mauricio Pochettino.
Tim asal London Utara ini memang telah mendatangkan bek muda dari Ajax Amsterdam bernama Davinson Sanchez.
Tentunya, Sanchez yang masih berusia 21 tahun masih membutuhkan adaptasi, mengingat dirinya belum memiliki pengalaman yang cukup di kompetisi Liga Primer Inggris.
Situasi inilah yang membuat Tottenham Hotspur harus mencari pengganti yang tepat dan cukup matang, guna menjaga persaingan mereka di musim 2017/18 ini.
Terlebih, jendela transfer musim panas ini akan ditutup kurang lebih sekitar 10 hari lagi, sehingga masih ada waktu yang cukup bagi mereka jika ingin mendatangkan pengganti Walker yang sepadan.