Manajer Timnas U-22 dan Febri Hariyadi Blak-blakan Soal 'Teror' di SEA Games
Gelaran SEA Games 2017 memang telah usai, namun masih ada cerita yang tersisa dari Timnas Indonesia U-22 yang mampu merebut medali perunggu. Hal itu dijelaskan oleh manajer Timnas U-22, Endri Erawan dan juga salah satu pemain, Febri Hariyadi.
Endri Erawan menyatakan kalau selama keikutsertaan di SEA Games tahun ini, Timnas U-22 harus dihadapkan dengan satu 'kendala' yaitu mengenai permintaan penambahan tiket untuk pendukung Indonesia. Namun, hal itu tidak terlalu dipikirkan lantaran nasib suporter Indonesia masih lebih baik dibanding Thailand.
"Malaysia secara umum tidak memberikan tekanan, karena kami technical meeting sudah kami wanti-wanti itu. Hanya satu permintaan kami yang tidak dipenuhi itu masalah suporter," ujarnya saat penjemputan Timnas U-22, Rabu (30/08/17).
"Kami minta 15 ribu hingga 20 ribu tetapi tidak dikasih. Pokoknya banyak permintaan kita tidak bisa dipenuhi karena regulasinya seperti itu, bukan karena mereka menekan kita. Kita masih mendingan, Thailand di final cuma dikasih tiga ribu apa empat ribu saja," sambung Endri Erawan.
Lebih lanjut, manajer Timnas U-22 itu mengaku belum tahun mengenai kabarnya suporter indonesia yang kena pukul. Endri Erawan menilai hal itu disebabkan oleh oknum tidak bertanggung jawab, karena secara keseluruhan Skuat Garuda Muda mendapat sambutan hangat dari tim tuan rumah.
"Saya belum dengar itu (pemukulan suporter Indonesia). Saya pikir itu oknum ya, cuma jangan sampai dinilai secara keseluruhan. Karena baik di dalam dan luar lapangan secara keseluruhan pemain dan pelatih tidak ada masalah dengan Malaysia. Bahkan sebelum pertandingan kita menjunjung nilai sportifitas yah, saat manager meeting pun AFC sudah mengingatkan untuk jaga sportifitas," tutur pemilik klub Mitra Kukar itu.
Di sisi lain, winger Timnas U-22, Febri Hariyadi juga meluruskan mengenai masalah kehabisan makanan di hotel tempat mereka menginap. Menurut pemain Persib Bandung itu, hal itu terjadi lantaran ada kesalahan komunikasi oleh pihak terkait sehingga pemain Indonesia sempat 'kelaparan'.
"Selama di sana, teror (tekanan) sih tidak ada. Kemarin ribut di media sosial soal tidak diberikan makanan itu hanya mis-komunikasi saja," jelas pemain 21 tahun itu.
Meski gagal ke final dan hanya meraih medali perunggu, nyatanya hal itu sudah membuat Febri tersenyum bahagia. Apalagi saat kembali ke Tanah Air, Timnas U-22 mendapat sambutan meriah dan kedua orang tua Febri turut menyambut langsung di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (30/08/17).
"Saya cukup terkejut dengan sambutannya, apalagi orang tua ikut menyambut saya. Saya juga susah ditelepon, pas tahunya ada di Bandara Soekarno-Hatta, cukup surprise buat saya karena ada Ibu dan Bapak," tutup Febri Hariyadi.