Rising Star Borneo FC Bicara soal Iwan Setiawan dan Konflik Rohingya
Dalam beberapa hari ke depan, Borneo FC akan menjamu pimpinan klasemen sementara Gojek Traveloka Liga 1, Bali United. Kedua tim terpaut 12 poin di tabel kompetisi. Pertandingan itu akan berlangsung di Stadion Segiri, Samarinda, 11 September mendatang.
Bali United tercatat sebagai tim paling subur. Jumlah gol yang telah dibukukan tim berjuluk Serdadu Tridatu itu menyentuh angka 52.
Oleh karena itu, kubu Pesut Etam, julukan Borneo FC, harus ekstra waspada. Sebab, tim lawan memiliki setan kotak penalti dalam diri Sylvano Comvalius. Penyerang asal Belanda itu berstatus sebagai pencetak gol terbanyak Liga 1 dengan 25 gol.
Wanti-wanti tersebut dilontarkan oleh kiper Borneo FC, Muhammad Ridho Djazulie. Menurut penjaga gawang berusia 26 tahun itu, lini serang Bali United sangat berbahaya.
“Persiapan harus lebih matang. Tapi kami telah siap dengan segalanya. Memang Bali United saat ini luar biasa. Apalagi mereka mencetak banyak gol. Saya sudah bicara dengan pelatih kiper Borneo FC tentang Bali United,” ucap Ridho ketika dihubungi INDOSPORT, Kamis (07/09/17).
Selain Comvalius, Ridho menunjuk satu orang personel Serdadu Tridatu yang dimata-matainya. Adalah kapten Bali United, Fadil Sausu, sang kreator lini tengah klub kebanggaan Semeton Dewata itu.
“Segala posisi pemain Bali United berbahaya. Semuanya, terutama strikernya. Penyuplai bolanya juga bahaya. Karena ada Fadil Sausu di situ,” jelas penjaga gawang kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah ini.
Pada tiga pertandingan terakhir, Pesut Etam nihil kekalahan. Aktornya, siapa lagi kalau bukan sang pelatih anyar, Iwan Setiawan.
Semenjak ditangani IS, sapaan karibnya, Borneo FC mengalami grafik peningkatan. Selain tidak pernah kalah, torehan satu kemenangan dan dua seri menjadi catatan yang lumayan.
“Kedatangan coach IS pastinya ada pengaruh. Dia sosok pelatih yang religius. Kita sebagai pemain juga menghormati coach IS. Dia orangnya baik,” kisah Ridho.
Akhir-akhir ini, IS tengah menjadi bahan sorotan. Penyebabnya, pernyataan kontroversial dia terhadap pelatih Tim Nasional (Timnas) U-19, Indra Sjafri. Padahal, Garuda Nusantara, julukan Timnas U-19, tengah berjuang membawa harum nama negara di Piala AFF U-18 2017.
“Tim tidak terpengaruh dengan kejadian itu. Sejauh ini masih baik-baik saja dan aman terkendali,” beber eks kiper PS Bangka itu.
Sementara itu, Ridho dikenal sebagai sosok muslim yang taat. Melihat saudara seimannya mengalami konflik di Rakhine State, Myanmar, dirinya turut bersedih.
- Min Aung Hlaing, Jenderal Pembantai Rohingya yang 'Gila' Bola
- Rohingya FC: Menjaga Mimpi di Tengah Keterbatasan
- Solidaritas untuk Rohingya, Instagram Federasi Bola Myanmar Diserang Warganet Jelang AFF U-18
- Melihat Cara Mereka Menyembuhkan Rohingya Lewat Sepakbola
- Karena Kasus Rohingya, Myanmar Batal Tanding Melawan Kyrgyzstan
- Myanmar Kisruh Rohingya, Timnas Indonesia U-19 Dipastikan Aman
- Krisis Rohingya dan Hobi Nonton Bola Aung San Suu Kyi
Etnis Rohingya yang mayoritas penganut agama Islam menjadi sasaran penindasan oleh pemerintah serta militer Myanmar. Dalam minggu ini saja, sekitar 400 entis Rohingnya tewas akibat konflik tersebut.
“Saya sedih melihat aksi brutal pemerintah Myanmar. Ini harus segera diselesaikan. Kalau dibiarkan, bisa semakin menjadi-jadi,” imbuh Ridho.
“Saya doakan semoga musibah ini selesai. Kita harus bersatu, minimal mendoakan yang di sana. Sesama muslim harus bersatu,” katanya melanjutkan.
Beralih ke performanya Ridho. Berkat kepiawannya di bawah mistar gawang, Borneo FC menjadi tim yang paling sedikit kedua dalam hal kebobolan. Pesut Etam hanya kemasukan 22 kali dengan jumlah pertandingan yang sama. Sedangkan Ridho, telah mencatatkan 19 penampilan di musim ini.
“Riziq minallah, rezeki itu datang dari Allah SWT. Sebagus apapun kita, tapi kalau Allah belum mengizinkan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Saya fokus di tim dulu sekarang,” pungkasnya.