Kritsada Kaman, Sergio Ramos Milik Timnas Thailand U-19
Skuat Garuda Nusantara akan menantang tim tangguh Thailand dalam laga semifinal Piala AFF U-18 2017 yang dihelat Jumat, 15 September pukul 15.00 WIB, di Thuwunna Stadium, Myanmar. Ini sebagai hasil dari Indonesia yang sukses memuncaki klasemen Grup B, sementara Thailand berstatus runner up Grup A.
Menghadapi salah satu tim kuat Asia Tenggara, Egy Maulana Vikri dkk wajib mewaspadai setiap pemain klub berjuluk Gajah Perang tersebut. Salah satu pemain sentral Thailand adalah sang kapten, Kritsada Kaman.
Tampil sebagai komandan lini pertahanan, Kritsada justru juga piawai mencetak gol berkat insting tajamnya. Memiliki skill mumpuni yang dinilai mirip dengan kapten Real Madrid, Sergio Ramos, ia wajib dikawal ketat oleh tim Merah Putih guna mengamankan tiket final Piala AFF U-18.
Sebelum melihat aksinya pada laga semifinal besok, INDOSPORT telah menyiapkan kisah menarik sang kapten, yang nyaris dieliminasi di akademi sepakbola hingga berkembang menjadi pentolan Timnas Gajah Perang.
1. Didikan dari Sang Ayah hingga Tembus Liga Utama Thailand
Kritsada Kaman mulai berlatih sepakbola sejak usia lima tahun. Dilansir Four Four Two Thailand, ia dilatih sendiri oleh sang ayah yang merupakan penggemar berat olahraga ini. Sang ayah yang ingin putranya menjadi pemain profesional pun mulai menyertakan Kritsada ke sekolah sepakbola dan beberapa kompetisi lokal.
Pemain bertinggi badan 175 cm ini mendaftar ke akademi milik Chonburi FC. Di tahun pertamanya, Kritsada mengaku kesulitan beradaptasi dengan teman-temannya. Pelatih pun sempat menegaskan apabila ia tak mampu berkembang setelah dievaluasi, lebih baik ia pulang saja ke rumah.
Namun "ancaman" dari sang pelatih justru memotivasinya. Kritsada pun mendapat perubahan posisi, dari bermain sebagai gelandang hingga di lini pertahanan, baik di bek tengah atau kanan. Kemampuannya berkembang dan ia tak masuk dalam daftar evaluasi lagi.
Selama lima tahun menimba ilmu di akademi, Kritsada sudah mondar-mandir di level internasional, seperti di ASEAN dan French Champions Trophy. Ia pun akhirnya ditransfer dari klub Chonburi FC B ke klub utama pada tahun ini.
Di liga utama Thailand musim 2017, ia sudah dimainkan sebanyak lima kali dan satu di antaranya ia tampil sebagai starter.
2. Dilirik Klub Jepang
Karena penampilan apiknya di klub Chonburi FC, Kritsada Kaman sempat dilirik klub asal Jepang, Kagoshima United FC untuk melakukan trial di sana. Pada April 2017 lalu, ia menjalani percobaan yang berlangsung selama 15 hari.
Jika sukses, ia akan mengikuti jejak Sittichok Paso, rekannya di Chonburi yang telah lebih dulu berhasil melakoni trial dan menjadi pemain pinjaman klub yang bermain di J3 League Jepang itu selama satu tahun.
Berdasarkan lansiran Football Tribe, Kritsada pun menjadi pemain Asia Tenggara paling anyar yang bertolak ke Jepang, menyusul duo Vietnam, Nguyen Cong Phuong dan Nguyen Tuan Anh tahun lalu. Ia juga mengikuti jejak pemain sensasional Negeri Gajah Putih, Chanathip Songkrasin, yang bergabung dengan klub Consadole Sapporo di liga teratas Jepang.
3. Keunggulan dan Kelemahan
Pemain kelahiran Provinsi Trat ini tercatat memiliki sejumlah keunggulan. Laman Four Four Two Thailand melaporkan bahwa Kritsada adalah defender yang mampu membuka permainan dengan baik setelah menerima bola. Kemampuannya dianggap langka dimiliki oleh para pemain Thailand saat ini, di mana ia bisa membaca pola permainan dengan baik dan mengambil keputusan dengan cepat.
Dalam bertarung merebut bola, ia sama impresifnya kala berduel di udara maupun di tanah. Kritsada pun mampu mengisi banyak peran dalam tim, dari mengomandoi barisan pertahanan, hingga mencetak skor dan mengeksekusi tendangan bebas dengan apik.
Lihat saja aksinya kala melawan Malaysia di babak Grup A Piala AFF U-18 pada Rabu (13/09/17) lalu. Pemain bernomor punggung 5 ini mampu memanfaatkan kesempatan emas saat menyadari ia tak terkawal oleh pemain Malaysia. Umpan tendangan bebas dari Naravit Kaosantia pun ia sambut untuk menceploskan gol penyeimbang laga di menit ke-63.
Namun ia bukannya tanpa kelemahan. Kritsada dinilai masih kurang dalam hal kecepatan dan juga kurang tajam dalam mengambil keputusan kala melepaskan serangan.