Oki Rengga Winata, Kiper Paling Niat Ikut Stand Up
Menjadi pesepakbola ternyata tak selamanya menyenangkan. Hal ini pun sering dialami Oki Rengga Winata. Tak ada yang menyangka, peserta Stand Up Comedy Academy 3 di Indosiar itu ternyata juga bintang lapangan hijau, lho. Dia ada di posisi penjaga gawang dan saat ini tergabung dalam klub Pro Duta dan bermain di Liga 2.
Banyak orang melongo dengan keputusan Oki terjun sebagai Komika (panggilan mereka yang berkecimpung di dunia Stand Up Comedy). Pasalnya, sudah sejak remaja Oki menekuni sepakbola dan berkecimpung di banyak klub. Sementara Stand Up merupakan dunia yang berbeda.
Keresahan Oki di sepakbola juga yang melatari dia melucu di depan banyak orang. Mungkinkah sepakbola sudah tak lagi menggiurkan bagi Oki dan memilih Stand Up untuk menjadi masa depannya? Ditemui di Indosiar, Selasa (12/9/17), Oki bercerita banyak soal sepakbola dan mengapa kini 'nyasar' ke Stand Up ke INDOSPORT. check this out!
1. Awal Mula Stand Up
Ceritakan awal mulanya 'nyasar' ke Stand Up.
Sebenarnya saya memang suka melihat stand up. Tapi memperhatikannya banget itu baru 2013. Saya lihat-lihat di Internet. Nonton video-videonya dari komika-komika, lucu-lucu. Ketertarikannya dari situ.
Saya memang suka menjajal hal baru. Jadi, pola pikir komika ini saya ikuti. Gimana cara bikin materi dan sebagainya. Otodidak saja.
Gak gabung ke komunitasnya?
Nah, ini dia. Saya awalnya pemerhati dari luar. senang aja lihatnya. Sampai akhirnya ada kontes, kami menyebutnya open mic, Stand Up Comedy di Medan atau Stand Up Indo Medan, tempat (domisili) saya, pada 2015. Di situ saya niat banget ikutan.
Aku daftar. Alhamdulillah sekali, aku juara pada waktu itu. Sebenarnya gak ada niat menang, yang penting pengalaman. Tapi alhamdulillah banget.
sejak saat itu, saya baru nongkrong di komunitas Stand Up Indo Medan. Itu mungkin perbedaan saya dengan komika lainnya. Kadang ada yang lahir dari komunitas dulu, baru dia ikutan open mic. Tapi kalau saya ikutan open mic dulu dan menang, baru nongkrong di komunitas.
2. Antara Sepakbola dan Jadi Komika
Apa yang membuat kamu benar-benar niat jadi komika?
Tantangan. tantangan baru yang menantang banget. Membuat orang tertawa itu gak mudah.
Lebih menantang mana, main bola atau Stand Up?
Stand Up, dong.
Kenapa?
Ya itu tadi. Kita jadi harus berpikir bagaimana caranya komedi kita gak garing dan bisa meledak. Pecah. Penonton benar-benar terhibur, ngakak lepas.
Kakak bayangkan saja jika lawakan kita gak lucu. Wih, buyar kemana-mana konsep yang sudah disusun.
Jadi komika itu paket lengkap kalau kata saya. Harus bisa mengendalikan diri, mempertebal iman, memperkuat mental. Asli seru.
Katanya Stand Up harus mikir. Kalau di sepakbola gimana?
Di sepakbola itu hanya fokus dan konsentrasi saja sebenarnya. Kita gak bisa yang bikin blunder apa lah, atau mengikuti insting harus menyerang ke sini, bergerak begini-begitu. Semua sudah diatur pelatih. Kita tinggal bermain sesuai arahan dia saja.
Tapi beda di Stand Up. Di dunia Stand Up, kita berfikir sendiri, bikin strategi sendiri, entah premis, punchline, act-outnya. Semua perlu dipikirin. Sendiri pula.
Karena itulah, kalau berhasil, kita sendiri yang dapat rewards. Kalau gagal, ya habis kita di panggung.
Beda dengan di lapangan bola. Kalau kita bisa menggagalkan tendangan lawan, yang dipuji satu tim, gak cuma kita doang. Kalau tidak bisa, kadang kiper disalah-salahin tapi bukan sama tim, melainkan suporter.
Tapi keduanya memang memiliki plus-minusnya masing-masing.
Di klub pun saya juga dikenal lucu oleh teman-teman. Nah, bakat ini sudah ada tempat penyalurannya, hehehe.
Nah, kalau disuruh memilih?
Hmmm, gimana ya? Sepakbola sudah passion, sih. Pastinya saya gak akan mengorbankan karir di sepakbola saya. Itu pun kalau ada klub, lho ya. Kalau gak ada, ya saya meneruskan di Stand Up. Tentunya kita butuh pemasukan untuk memenuhi kehidupan kita.
3. Lebarkan Sayap di Stand Up Comedy Academy (SUCA) 3
Sekarang kok nyasar ikutan Stand Up Comedy Academy (SUCA) 3 di Indosiar. Pemenang Stand Up Indo Medan belum cukup?
Jadi begini. Menjadi komika itu sama dengan profesi lainnya. Perlu ada progres, ada kemajuan, ada pencapaian, ada prestasi, dan tentunya ingin lebih banyak menghibur orang serta dikenal. Nah, ajang SUCA ini pas sekali mengembangkan sayap. Biar punya banyak link pula. Sesama komunitas Stand Up bisa saling bertemu. Ada misi itu di balik saya ikut SUCA.
Lebih ke pengalaman juga. Jadi, di sini kami Stand Up lawannya gak harus dari komunitas lain. Tapi ada juga dari masyarakat yang ngga ikut komunitas. Ini juga ada misi membesarkan nama komunitas. Saya satu-satunya di SUCA 3 yang berasal dari Stand Up Indo Medan. Intinya, saya ada di panggung ini bukan buat diri saya saja. Tapi buat semua orang, khususnya buat komunitas.
Pastinya harus di asrama dan mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan. Bagaimana kalau ada pertandingan yang bentrok dengan SUCA 3?
Oh, kalau sekarang memang memutuskan untuk rehat. Paling tidak sampai Desember. Saya ingin fokus pada SUCA 3.
Pendapat keluarga soal ikut SUCA 3?
Keluarga mendukung banget. Jadi keluarga saya itu tipenya, apapun pilihan saya didukung-dukung saja yang penting fokus pada pekerjaan tersebut. Gak setengah-setengah.
Penggemar kamu di lapangan?
Penggemar juga sama. Mereka dukung-dukung aja. Walaupun ada juga yang kontra. 'Mau jadi apa abang ikut-ikut Stand Up?'. Wajar sih. Ada pro-kontra. Tapi rata-rata mendukung dan mereka juga senang karena saya sering membawakan tema bola tiap Stand Up.
Alhamdulillah, hanya saya satu-satunya yang punya persona atlet sepakbola.
Jadi gampang bikin materi, ya?
Gampang sih ngga juga, tapi banyak bahan ramuan untuk membuat materi. Terutama dari pengalaman-pengalaman saya di lapangan. Pengalaman lucu saya jadi kiper ketiga, dan sebagainya. Saya tuangkan dalam bentuk materi. Alhamdulillah sejauh ini responnya baik. Saya masuk 25 besar.
Peluang jadi juara SUCA 3?
Wah, saya belum mau berharap apa pun. Intinya, belajar bikin materi bagus seperti apa, cara membawakannya gimana, itu ilmu banget dan memperkaya pengetahuan saya.
Alhamdulillah juga saya dimentorin sama Bang Awwe (Komika Andy Wijaya) yang sekarang ini menjabat jadi Presiden Stand Up Indo. Orangnya paling lucu. Dia selalu pecah dalam setiap Stand Up-nya. Bahagia banget pokoknya.
4. Profesi Selanjutnya
Ke depan akan berprofesi sebagai apa, nih, tetap sebagai pesepakbola atau Stand Up?
Jujur, saya tidak bisa meninggalkan sepakbola. Seperti yang sudah saya katakan, itu passion saya.
Jika memang Stand Up menjanjikan, tentu sebisa mungkin saya akan mengatur jadwal agar tidak bentrok. Jadi saya bisa menjalani keduanya.
Gimana sejarahnya di posisi kiper?
Sebenarnya dulu awal saya bek tengah lalu pindah ke penyerang saat masih di Sekolah Sepak Bola (SSB). Lalu ada kendala stamina. Makanya saya cari posisi yang saya pikir gak butuh banyak stamina. Akhirnya memutuskan pindah jadi kiper.
Pada akhirnya saya salah. Justru penjaga gawang staminanya harus kuat, begitu juga ketika latihan. Jadi seperti itu lah, masalah stamina saja.
Ikuti perkembangan Timnas kita?
Banget! Mulai dari SEA Games sekarang Piala AFF U-18. Saya selalu menyempatkan diri nonton mereka meski hanya di televisi.
Saya selalu mendoakan agar pemain-pemain kita berjaya di laga Internasional. sudah waktunya. Bakat-bakat berkelas dunia satu-satu muncul. Ini harus dimanajemen dengan baik.
Tapi sayangnya masih banyak kekurangan di sana-sini. Gaji pemain yang kurang didistribusi dengan baik, fasilitas kurang memadai, dan sebagainya dan sebagainya. Ini cukup mengganggu untuk kemajuan atlet kita. Sayang banget kalau tidak ditangani secara profesional. Padahal Indonesia sudah layak jadi juara, paling tidak kelas Asia Tenggara.
Ada doa khusus untuk Timnas?
Pasti. Semoga menang. Memberikan usaha yang maksimal, penampilan terbaik, dan fokus pada tujuan. Rakyat Indonesia saya yakin juga selalu mendukung. Insya Allah sampai final. Amin.