Real Madrid Merindukan Sosok Seperti 'Bintang Porno' Ini
Hasil pahit diterima Real Madrid di pekan ke-5 La Liga Spanyol, Rabu 20 September 2017. Bermain dikandang sendiri, Stadion Santiago Bernabeu, Real Madrid terpaksa menyerah 0-1 dari tim tamu Real Betis. Gol yang dicetak Antonio Sanabria di menit perpanjangan waktu babak kedua sungguh menyakitkan bagi Cristiano Ronaldo cs.
Yang menjadi kelemahan Real Madrid di dinihari tadi ialah kecemasan berlebihan para skuat Real Madrid untuk segara mencetak gol. Dari lini tengah, Luka Modric sebagai penyuplai bola langsung mengerahkan bola ke dua sisi sayap Real Madrid, akibatnya sejumlah aliran bola yang harusnya bisa menjadi peluang emas menjadi sia-sia, umpan Modric ke Dani Carvajal pada menit ke-25 misalnya, umpan manis Modric tak mampu dikontrol baik oleh Carvajal.
Tekanan besar memang tengah berada di pundak skuat Real Madrid. Tertinggal dari pesaing abadinya Barcelona di papan klasemen La Liga Spanyol membuat Real Madrid bermain tak lepas. Hampir seluruh skuat Real Madrid seperti tak ingin berproses berlama-lama untuk bisa bobol gawang Betis. Akibatnya fatal, dari 8 sepakan ke arah gawang dimana 4 sepakan berpeluang untuk bisa menjadi gol tak mampu dikonversi lini depan Real Madrid. Terlepas dari penampilan kiper Betis, Antonio Adan yang memukau juga, Real Madrid di awal musim ini tak memiliki pemain tengah sekaliber Christian Karembeu. Mengapa Karembeu?
Bagi pencinta sepakbola era 90-an tentu tidak asing dengan sosok pemain berabut gimbal ini. Sebagai seorang gelandang bertahan, Karembeu ialah anugrah yang lahir di era sepakbola belum semodern saat ini. Ia sosok gelandang bertahan yang memiliki kekuataan fisik di atas rata-rata, sepanjang 2x45 menit energi yang dikeluarkan Karembeu begitu konsisten. Lahir di pulau jajahan Prancis, New Caledonia, Karembeu menggeluti sepakbola karena bakat alamnya. Bakat alam ini yang membuat Karembeu begitu diminati oleh banyak pelatih top dunia. Setelah menandatangani kontrak profesionalnya bersama Nantes pada 1990, 5 tahun kemudian setelah melakoni laga sebanyak 130 kali, ia memikat seorang Vujadin Boskov, pelatih besar di era 90-an untuk meminangnya ke Italia dan membela Sampdoria.
"Saya belum pernah melihat sosok pesepakbola yang memiliki kapasitas kerja sangat besar. Sangat diluar dugaan," kata Sven Goran Eriksson, suksesor Boskov mengomentari permainan Karembeu seperti dikutip dari thesefootballtimes.co (22/09/17).
Setelah dua tahun membela klub kota Genoa itu, Karembeu mendapat tawaran menggiurkan dari raksasa Spanyol, Real Madrid. Presiden El Real saat itu, Lorenzo Sanz yang baru terpilih langsung menggaet pemain yang namanya dalam bahasa asli New Kaledonia memiliki arti Angry Man. Menariknya meski memiliki nama yang mengandung arti negatif, permainan Karembeu sebagai gelandang bertahan tidak seliar Gennaro Gattuso. Sosok ini yang dibutuhkan Real Madrid.
Gaya main Karembeu yang begitu konsisten sepanjang laga membuat lini tengah Real Madrid saat itu begitu hidup. Permainan offensif yang diterapkan pelatih Madrid saat itu, Jupp Heynckes begitu indah. Sebagai seorang gelandang bertahan yang lahir sebelum ada revolusi di sektor ini, Karembeu memerankan tugasnya dengan sempurna. Ia bertipikal penghancur, memiliki kecepatan dan tenaga yang konstan, dan yang paling penting ia sangat paham membaca ruang di lini tengah.
"Gelandang bertahan selalu memiliki peran kontrol terhadap pemain di sekelilingnya. Dia mesti melihat ke depan, belakang, kanan dan kiri. Itu sebabnya dia harus memiliki kesadaran yang sangat baik dan kemampuan untuk membuat keputusan dengan cepat." kata Jordi Cruyff seperti dikutip dari Dailymail.com.
Evolusinya sepakbola saat ini memang memunculkan banyak istilah baru di sektor gelandang, termasuk di posisi gelandang bertahan. Luca Modric ataupun Casemiro ialah gelandang yang lahir dari evolusi sepakbola. Sayangnya seberapa pun besarnya efek positif dari satu evolusi, era lama kadang masih menjadi kunci meraih hasil positif.