Piala Dunia Terancam Tanpa Argentina, Italia, dan Belanda
Perkembangan dunia si kulit bundar hingga saat ini terus mengalami peningkatan. Negara-negara yang dulu dipandang sebelah mata, kini menjadi kuda hitam yang siap menghentikan dominasi negara-negara kuat dengan budaya dan sejarah sepakbola.
Negara-negara yang dulu dianggap lemah kini sudah memiliki kompetisi sepakbola yang lebih matang dan sarana berteknologi canggih. Selain itu banyak pemain-pemain dari negara tersebut yang menimba ilmu di Eropa.
Alhasil mulainya pemerataan kekuatan di dunia sepakbola tentu saja berimbas dengan nasib negara-negara kuat, terutama dalam kompetisi bergengsi di dunia sepakbola, yakni Piala Dunia.
Saat ini Piala Dunia 2018 di Rusia tinggal dalam hitungan bulan, dan beberapa negara sudah memastikan tempatnya untuk berpartisipasi dalam ajang empat tahunan tersebut.
Selain tuan rumah Rusia, dari zona Eropa (UEFA) hingga saat ini baru Belgia yang memastikan diri tampil di Piala Dunia 2018. Sedangkan tim-tim besar lainnya seperti kesulitan untuk bisa merebut tiket lolos lebih awal.
Sementara itu tim dengan paling banyak koleksi juara Piala Dunia, yaitu Brasil, sudah memastikan satu tiket dari zona Amerika Selatan (CONMEBOL). Lalu ada Iran, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi dari zona Asia (AFC).
Lalu bagaimana nasib negara dengan tim sepakbola yang kuat? Mereka harus berjibaku dengan tim medioker. Setidaknya ada 3 tim raksasa yang terancam tidak bisa ikut serta di Piala Dunia tahun depan. Siapa saja tim tersebut? Mereka adalah Argentina, Italia, dan Spanyol.
Mengapa Argentina, Italia, dan Spanyol terancam tak bisa tampil di Piala Dunia 2018? Berikut ulasan singkat INDOSPORT menyoal bagaimana nasib Piala Dunia 2018 jika tanpa kehadiran tiga negara dengan sejarah kuat di sepakbola tersebut.
1. 1. Argentina
Mengapa Argentina terancam tak bisa tampil di Piala Dunia 2018. Sejauh ini Tim Tango berada di posisi ke-5 pada klasemen sementara Zona CONMEBOL, posisi paling akhir untuk bisa lolos ke Piala Dunia melalui play-off dengan melawan wakil Zona Oseania (OFC).
Argentina saat ini baru mengoleksi 24 poin dari 16 pertandingan. Mereka mengumpulkan poin yang sama dengan Peru, akan tetapi hanya unggul 1 poin dari Chile, unggul 3 poin dari Paraguay, dan unggul 4 poin dari Ekuador.
Tim asuhan Jorge Sampaoli wajib menyapu bersih 2 laga sisa dengan kemenangan, jika tidak bukan hanya posisi 4 besar yang hilang dari incaran namun juga posisi ke-5 milik mereka bisa raib direbut tim lain.
Argentina akan menjamu Peru pada Jumat (06/10/17) pagi WIB. Dan bertandang ke Ekuador pada Rabu (11/10/17) pagi WIB. Jika kepeleset pada dua laga itu, habis sudah nasib Argentina.
Jika Argentina tidak lolos jelas tidak hanya menjadi kerugian negara tersebut, melainkan juga seluruh pencinta sepakbola dunia, terutama tuan rumah Rusia. Tanpa kehadiran La Albiceleste jelas mengurangi animo masyarakat karena banyaknya fans tim tersebut di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Argentina adalah juara dua kali Piala Dunia (1978 dan 1986), di mana mereka selalu jadi unggulan dalam keikutsertaannya. Argentina 16 kali ikut serta Piala Dunia, dan pada edisi terakhir di Brasil tahun 2014, Argentina berhasil menjadi runner-up.
Selain itu jika Argentina tidak lolos, Piala Dunia 2018 jelas tidak akan menampilkan megabintang Lionel Messi serta pemain-pemain berkelas lainnya seperti Sergio Aguero, Angel di Maria, dan Paulo Dybala. Hal itu menjadi kerugian besar, terutama bagi sponsor.
Kendati demikian babak kualifikasi belum usai. Artinya Argentina masih bisa lolos. Jika pun mereka finish di posisi 5 besar Zona CONMEBOL, Messi dan kawan-kawan hanya akan melawan Selandia Baru di laga play-off, yang mana Argentina jelas jauh lebih diunggulkan.
2. 2. Italia
Nasib Italia untuk bisa manggung di Piala Dunia 2018 mulai terancam pasca mereka dibantai oleh Spanyol 3-0 di Madrid. Gli Azzurri sudah dipastikan hanya bisa lolos ke Rusia tahun depan melalui jalur play-off Zona UEFA.
Memang Italia masih bisa menjadi juara Grup G dengan menggeser Spanyol, namun itu semua butuh keajaiban karena selain harus memenangkan dua laga sisa, mereka juga harus berdoa La Furia Roja kalah atau imbang pada laga melawan tim lemah seperti Albania dan Israel.
Sedangkan Italia pada dua pertandingan terakhir kualifikasi akan melawan Makedonia di Turin, Sabtu (07/10/17) dini hari WIB, dan bertandang ke Albania, Selasa (10/10/17). Dua laga tersebut, tim besutan Giamppiero Ventura kemungkinan besar akan menang.
Bermain di laga play-off tidaklah mudah meski lawan yang dihadapi nanti lebih lemah. Pasalnya, setiap tim yang bermain di laga play-off pasti akan tampil ngotot dan habis-habisan. Apalagi jika Italia bertemu Swedia atau Portugal, yang hingga saat ini juga berada di posisi runner up pada grup masing-masing.
Gaya bermain Italia memang tidak secantik Argentina. Namun, ciri khas bermain taktis Italia dan strategi legendaris Catenaccio sudah menjadi trademark dalam setiap pergelaran Piala Dunia. Dengan gaya tersebut Italia 4 kali juara Piala Dunia (1934, 1938, 1982, dan 2006).
Jadi bayangkan jika Italia tidak tampil di Piala Dunia 2018, tentu sudah jelas ajang empat tahunan itu akan kehilangan salah satu ciri khas mereka.
Selain itu, penjaga gawang legendaris Gianluigi Buffon bakal gagal untuk menjadi pemain pertama yang terdaftar di 6 edisi Piala Dunia. Sebelumnya kiper Juventus itu memperkuat Italia di Piala Dunia 1998, 2002, 2006, 2010, dan 2014.
3. 3. Belanda
Negara Kincir Angin ini memang belum pernah menjadi juara Piala Dunia. Tapi sama halnya dengan Italia, Belanda memiliki ciri khas yang juga menjadi trademark Piala Dunia.
Ketika mendengar nama Belanda, hampir seluruh pencinta sepakbola dunia langsung berpikir tentang Total Football. Gaya bermain yang pertama kali diorbitkan oleh Rinus Michels itu menyuguhkan permainan all-out yang mengharuskan pemain memiliki kemampuan defensif dan ofensif yang sama baiknya.
Setelah sukses bersama Ajax Amsterdam, Michels menerapkan Total Football ketika membesut Belanda di Piala Dunia 1974. Dengan diperkuat pemain seperti Johan Neeskens, Johnny Rep, dan Johan Cruyff, permainan Total Football Belanda sukses menembus babak final, dan terus dikenang hingga saat ini.
Lalu apa jadinya jika negara pemilik gaya legendaris Total Football tidak ikut tampil di Piala Dunia 2018? Tentus saja pasti bagaikan sayur asam tanpa garam.
Posisi Belanda lebih berat ketimbang Argentina dan Italia. Skuat yang saat ini ditangani oleh Dick Advocaat itu berada di posisi ke-3 Grup A.
Mereka mengumpulkan 13 poin dari 8 laga. Belanda terpaut 3 poin dari Swedia di posisi ke-2, dan tertinggal 4 poin dari Prancis di posisi puncak.
Pada 2 laga sisa, Belanda akan bertandang ke Belarusia, Minggu (08/10/17) dini hari WIB. Untuk laga itu Tim Oranje kemungkinan besar bakal menang karena tuan rumah adalah juru kunci Grup A. Tapi pada laga penentuan mereka akan menjamu Swedia, Rabu (11/10/17), yang dipastikan akan tampil habis-habisan untuk merebut tiket ke Piala Dunia 2018.
Saat ini Belanda berada dalam masa transisi ke generasi baru, di mana pemain bintang yang membawa mereka ke final Piala Dunia 2010 dan posisi 3 besar Piala Dunia 2014, sudah mulai dimakan usia.
Mereka adalah Wesley Sneijder, Robin van Persie, dan Arjen Robben yang mungkin akan menjadikan Piala Dunia 2018 sebagai ajang terakhir mereka sebelum pensiun. Sangat disayangkan jika kita tidak bisa melihat trio Belanda itu dengan menutup kariernya di pentas megah sekelas Piala Dunia.